keluarga ortodoks

8 2 0
                                    

Harmoni yang terdengar sumbang mengalun di sebuah kamar berisi dua anak SMA yang bertolak belakang. Mereka duduk di lantai yang beralaskan karpet dan masing-masing sedang serius memainkan alat musik.

Rima yang lancar memainkan ukulelenya sedangkan Nada tampak kesusahan meniup harmonika di tangannya. Maklum, cewek berkacamata itu baru pertama kali memainkan alat musik itu hingga belum bisa membagi napasnya ke rongga-rongga di satu sisinya. Dibanding menikmati, cewek itu lama-kelamaan terlihat tidak nyaman dengan permainannya sendiri dan akhirnya mendesah frustasi.

"Aku nyerah, kenapa susah banget sih?" tanyanya menyingkirkan harmonika itu menggunakan kakinya.

"Kak Nada gak sabaran sih."

"Susah."

"Kalo pelan-pelan nanti jadi bisa kok, Kak," saran Rima menghibur. "Aku aja belajar itu sebulan baru agak bisa."

Nada menatap cewek aneh itu dengan penuh arti sebelum mendesah panjang dan merebahkan tubuhnya di atas karpet.

"Kok Kak Nada malah tiduran?"

"Capek," jawab cewek itu terdengar ketus. "Mau tidur sebentar."

Rima bergumam sebagai jawaban.

....

"Tahu gak kak, alasan kenapa aku jadi begini?"

Nada menggelengkan kepalanya, mendengarkan walaupun memunggungi Rima.

"Ibuku selalu ingin aku menjadi berbeda dengan orang lain," ujarnya. "Dia gak ingin kalau aku mengikuti jejaknya yang terlalu kaku dan berpegang teguh pada aturan yang ada di keluarganya. Ibuku ingin aku bebas dan mengeksplor segala yang ada di sekelilingku, bahkan kalau bisa, ke tempat yang belum pernah kukunjungi."

Cewek berkacamata itu berbalik untuk melihat Rima yang sedang memeluk kakinya, tampak bersimpati. "Sekarang ibumu di mana?"

"Di kantor."

.... Beneran gak boleh ngomong kasar ya? Nada mendesah keras sebagai gantinya. "Kupikir apa."

Rima tersenyum lebar dan menghapus raut wajah sedih yang sebelumnya terpasang. "Habis kakak kelihatan tertekan, aku kan cuman ingin menghibur."

"Jadi itu semua bohong."

"Nggak kok, Kak. Itu beneran," jawabnya. "Ibuku sekarang bekerja di perusahaan dagang kakekku, padahal dia pengen banget jadi arsitek."

December Writing Challenge || Sendiri Bersama Nada ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang