rahasia absonan

10 3 0
                                    

Rahasia yang diberitahu oleh cewek aneh itu sungguh absonan dengan apa yang dikira Nada sebelumnya.

Saat ini mereka ada di dalam gudang sekolah yang penuh sesak dengan barang-barang yang nyaris menyerupai rongsokan. Debu mengepul ketika cewek aneh itu membuka selembar terpal dan menaruhnya sembarangan di sebelah kakinya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Nada melihat cewek itu membongkar tumpukan barang di hadapan mereka sambil bersenandung.

"Mencari sesuatu."

"Alat musik 'kan?" tanya Nada lagi, memastikan dan terlihat heran. "Kenapa tidak pinjam dari ruang musik?"

"Tidak bebas kalau meminjam dari situ, Kak," jawabnya masih bersenandung. "Kalau dari sini, alat musik yang kita temukan bisa dipakai sesuka hati."

Cewek berambut hitam pendek dan mengenakan kacamata itu hanya bisa bersedekap dan memperhatikan cewek aneh itu membongkar tumpukan barang. Membiarkan adik kelasnya itu mencari secara leluasa. Dia sangat benci dengan debu sehingga menolak mengotori tangannya barang sedikitpun.

"Ketemu!" seru cewek aneh itu terdengar senang. Dia melambaikan harmonika berwarna abu-abu yang tertutup debu di tangannya dengan bangga sebelum menyerahkan benda itu pada Nada. "Ini."

"Ih, bersihkan dulu," ujar cewek itu mengernyit jijik. "Aku benci debu."

Cewek aneh itu membulatkan mulutnya membentuk gumam 'o' sebelum menggosokkan harmonika itu hingga bersih dan meniupnya untuk membersihkan sela-sela. "Sudah."

"Makasih."

"Sama-sama."

....

"Apa hal ini akan berhasil?" tanya Nada tiba-tiba setelah terdiam cukup lama.

Cewek aneh itu terdiam selama beberapa saat. "Hmm, itu semua tergantung pada kakak, tiap orang kan beda, tapi bisa kok kalau kakak beneran mau."

Cewek itu menganggukkan kepalanya mengerti. Dia sebenarnya tidak berniat untuk menanggapi hal ini secara serius. Tetapi, dengan melihat betapa bebasnya sikap cewek itu, dia ingin meniru sikap cewek aneh itu untuk kebaikan dirinya sendiri. Dia ingin berubah.

"Ketemu lagiii," ujarnya senang. Menunjukkan sebuah ukulele yang masih tampak bagus walau dengan senar yang longgar. "Ayo kita ke tempatku."

"Oke."

December Writing Challenge || Sendiri Bersama Nada ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang