Jogjakarta, kota pelajar. Ya, Keira memulai kehidupan barunya di kota pelajar ini. Setelah keputusan Papa nya yang harus pindah dinas dari Jakarta, maka keluarga Keira juga ikut pindah ke Jogja. Keira senangnya bukan main, karena Keira bisa mengunjungi kota yang sangat penuh dengan beragam kebudayaannya, dan juga Keira bisa bertemu dengan sahabat masa kecilnya, Indi.
10 tahun yang lalu, Keira pernah tinggal di kota kelahiran Papa nya ini. Namun setelah Opa dan Oma nya sudah meninggal, Papa Keira memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Dan ini pertama kalinya Keira kembali mengunjungi kota ini sejak 10 tahun yang lalu. Indi adalah satu-satunya sahabat yang Keira punya saat tinggal di Jogja, selama ini mereka hanya berhubungan melalui media sosial dan baru kali ini kembali dipertemukan.
Keira berangkat menuju Jogja seorang diri. Karena Papa nya masih ada keperluan untuk mengurus dokumen-dokumen perpindahan dinas nya, Mama Keira juga harus membantu Papa nya. Dikarenakan Keira sudah harus masuk ke sekolah besok senin, maka dari itu dirinya harus berangkat lebih dulu dan akan dijemput oleh sahabat kecilnya.
"Ndi, aku udah check out nih. Kamu dimana?" Keira menelepon sahabatnya.
"Kei, aku tunggu kamu di depan bandara ya. Bandara Adisudjipto kan?" Tanya Indi.
"Okay, aku pake jaket warna pink ya."
Keira bergegas keluar dari bandara dan mencari sahabatnya. Indi melambai-lambaikan tangannya begitu melihat Keira keluar dari bandara. Keira menghampiri Indi.
"Keiiiii.... Aku kangen banget." Indi memeluk Keira dengan eratnya.
"Iya aku juga, ih kamu masih sama ya Ndi kaya dulu. Cuma beda nya lebih besar sekarang." Ujar Keira.
"Yaiyalah masa aku harus selalu kecil. Kamu juga masih sama Kei. Sangat sempurna seperti dulu." Puji Indi.
Keira memang bisa dibilang sangat sempurna. Dia memiliki tinggi yang semampai, leher yang jenjang, kulit putih, dan sedikit terlihat bule karena kakek Keira atau Papa dari mama Keira adalah orang Rusia. Namun kakek Keira sudah meninggal sebelum dirinya lahir. Keira memiliki bola mata yang berwarna coklat, hidung yang mancung, dan bibirnya yang sangat tipis. Rambut Keira panjang dan berwarna kecoklatan. Pasti banyak yang jatuh cinta kalau melihat dirinya. Keira juga sudah terbiasa menjadi gadis yang populer disekolahnya dulu. Berbeda dengan Indi, dia adalah gadis jawa tulen dengan kulit sawo matang, namun Indi memiliki senyum manis yang mencirikan gadis keturunan jawa.
Indi mengajak Keira mengelilingi Jogja terlebih dahulu sebelum mengantarnya kerumah. Indi sudah menyewa taksi untuk menjemput Keira dan mengajaknya jalan-jalan hari ini.
"Indi, aku seneng banget bisa keliling-keliling Jogja kaya gini. Dulu biasa nya kalau mau keliling, kita tinggal pergi kapan pun kita mau ya kan Ndi?" Ujar Keira.
"Iya Kei, aku pengen ajak kamu ke Malioboro nih. Kamu kan pasti perlu beli perlengkapan tambahan buat sekolah. Aku liat barang bawaanmu sangat sedikit Kei."
"Oh iya ya Ndi. Duh kamu pengertian banget sih."
"Sudah tugas ku sebagai sahabatmu Kei."
Lalu Indi berbicara kepada supir taksi, "Pak, antar kami ke Malioboro ya."
"Nggih nduk." Jawab Pak Supir.
Begitu tiba di Malioboro, mereka langsung berjalan menuju toko-toko disana. Sesekali Keira meminta Indi untuk memotret dirinya di berbagai lokasi. Lalu Indi membantu Keira memilih barang-barang yang dibutuhkan Keira disekolah barunya. Dikarenakan Keira tidak mungkin membawa banyak barang dari Jakarta, maka Keira memutuskan untuk membelinya disini.
"Belanjaan mu banyak juga ya Kei." Keluh Indi seraya membawa barang belanjaannya.
"Iya Ndi, aku kan ngga bawa barang-barang banyak. Sisa nya orangtua ku yang bawa pake mobil. Pasti kalo aku bawa barang banyak udah dilarang naik ke pesawat. Makanya aku beli semua ini karna aku ngga tau orang tua ku sampe nya kapan."
"Iya iya aku paham. Yaudah yuk Kei kita kedepan, disana ada tempat makan gudeg favorit ku." Ajak Indi.
Keira mengangguk. Lalu, dirinya mengikuti Indi yang sudah mendahului nya berjalan di tengah kerumuman orang di pasar. Kemudian mereka menuju ke salah satu rumah makan sederhana langganan Indi. Menu andalan rumah makan ini adalah gudeg nya. Rumah makan ini selalu ramai dengan pelanggan setia nya.
"Wah rame banget Ndi." Ujar Keira.
"Disana ada yang kosong tuh Kei, kamu duluan aja. Aku pesen gudeg nya dulu ya."
Sambil menunggu Indi memesan gudeg, Keira berjalan menuju bangku yang kosong. Tak lama kemudian, Indi datang membawa pesanan mereka.
"Wah kok cepet banget Ndi. Kan rame banget."
"Disini tuh selain makanan nya yang mantep, pelayanannya juga cepet Kei. Jadi ndak perlu tunggu lama deh. Oke banget kan?"
Keira langsung mencicipi gudeg yang dibawa oleh Indi, "Wah rasanya enak banget Ndi. Pinter banget kamu kalo pilih makanan."
"Eits iya dong. Siapa dulu? Indi gitu lho."
Mereka tertawa bersama-sama.
Selesai makan gudeg di rumah makan tersebut, mereka berdua langsung menuju ke tempat di mana taksi tadi menunggu. Mereka langsung menuju rumah peninggalan Opa dan Oma Keira yang lokasinya tidak jauh dari Malioboro.
"Nih pak, tadi saya bungkusin gudeg favorit saya. Enak banget lho pak. Bapak harus cobain." Ujar Indi seraya menyerahkan bungkusan gudeg ke supir taksi.
"Wah matur nuwun sanget nduk."
"Nggih, sami sami Pak."
Begitu Keira tiba dirumah nya, Indi langsung pamitan dan bergegas menuju rumahnya.
"Kei, aku pulang ya. Tadi nya aku mau bantuin kamu beresin barang-barang, tapi udah ada Mbok Tinah ya. Yasudah sampai ketemu besok ya Kei di sekolah."
"Makasih banyak ya Ndi udah jemput dan temenin aku jalan-jalan. Sampai ketemu besok ya."
Begitu Indi pergi, Keira bergegas masuk kerumahnya. Barang-barang Keira dibantu dibawakan oleh Mbok Tinah, yang selama ini menjaga dan membersihkan rumah Keira.
Keira sangat menikmati perpindahan ke Jogja kali ini. Keira memang sudah terbiasa pindah-pindah kota karena Papa Keira yang harus sering pindah tugas sewaktu-waktu. Namun kali ini Keira benar-benar suka dengan perpindahannya karena Keira sudah jatuh cinta dengan kota kelahiran Papa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Friendship
RomancePersahabatan merupakan bentuk hubungan yang indah antara manusia, dimana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan diisi dengan kecewa, benci, marah, dan berbagai hal yang membuat persah...