Perkenalan

171 3 0
                                    

Papa Keira sudah mengurus perpindahan sekolah anaknya dari satu bulan sebelum nya. Keira dipindahkan disekolah yang sama dengan Indi, SMA De Brito, salah satu sekolah swasta terfavorit di kota ini. Keira mengerti bahwa dia tidak akan lama bersekolah di sini, namun Keira bertekad untuk menikmati nya disini.

Keira berangkat menuju sekolah dengan menggunakan bus sekolah. Sejak dulu dirinya memang sudah dibiasakan untuk selalu menggunakan transportasi umum menuju ke sekolah meskipun Keira memiliki supir pribadi yang selalu siap mengantarnya. Hal ini dilakukan karena Papa Keira ingin anak tunggalnya bisa hidup mandiri.

Begitu Keira tiba di sekolah, Keira langsung menuju ke ruang kepala sekolah. Sepanjang jalan, banyak murid yang menatap dirinya. Sangat asing melihat seorang anak seperti Keira, karena Keira sangat cantik. Keira belum sempat bertemu dengan Indi, namun papa nya sudah pernah memberitahukan kalau dia akan satu kelas dengan Indi. Papa Keira sudah kenal dengan kepala sekolah di sini.

“Selamat pagi Bu. Saya Keira Bramantyo yang baru pindah dari Jakarta.” Ujar Keira begitu bertemu dengan Ibu Kepala Sekolah.

“Oh kamu yang namanya Keira. Ndak disangka anak nya Bramantyo sangat cantik sekali. Selamat datang Keira, silahkan kamu bergabung dengan yang lainnya ya, Ibu harap kamu krasan di sini. Ruang kelas kamu ada di XI-B ya.”

Keira mengangguk dan berpamitan dengan Ibu Kepala Sekolah, lalu dirinya diantar oleh Bu Retno menuju ke kelasnya. Begitu bel berbunyi, Keira masuk ke kelas bersama dengan Bu Retno, wali kelasnya. Begitu Keira masuk, seluruh murid dikelasnya langsung heboh, apalagi anak laki-lakinya. Seperti belum pernah melihat dengan gadis cantik sebelumnya. Begitu Keira melihat Indi, dia langsung tersenyum pada nya.

“Harap tenang semuanya, saat ini kelas kita kedatangan murid baru dari Jakarta. Keira, silahkan kamu memperkenalkan diri.” Ujar Bu Retno.

Keira mengangguk, “Halo teman-teman, nama saya Keira. Panggil saja Kei. Salam Kenal.”

Kelas kembali heboh, yang perempuan saling berbisik, sedangkan yang laki-laki saling menyeletuk dengan ucapan-ucapan menggoda. Bu Retno langsung mempersilahkan Keira duduk di sebelah Indi.

“Nanti istirahat kita makan bareng ya Kei.” Bisik Indi begitu Kei duduk.

Keira tersenyum kepada Indi. Dirinya juga berkenalan dengan beberapa teman disekitarnya. Keira benar-benar menikmati masa-masa nya di Jogja.

Begitu bel istirahat berbunyi, Indi langsung mengajak Keira ke kantin. Di kantin mereka membeli beberapa makanan ringan. Lalu Indi mengajak Keira menuju lapangan sekolah. Disana, ada beberapa anak laki-laki yang sedang bermain bola. Indi memilih untuk duduk disalah satu bangku di pinggir lapangan.

“Kenapa kita duduk disini Ndi?” Tanya Keira.

Indi tidak menjawabnya. Dia justru malah tersenyum dan terus memerhatikan kearah lapangan dan menikmati permainan bola murid laki-laki disana. Keira tidak mengerti dengan apa yang dilakukan sahabatnya. Keira menduga kalau Indi suka dengan permainan bola sehingga membuatnya mengajak Keira menonton bola di jam istirahat. Mungkin begitu, menurut Keira.

Namun tak lama kemudian, Indi merasakan sakit perut.

‘Duh, sakit perut disaat yang ndak tepat.’ Gumam Indi.

“Kei, perut ku mules nih. Aku ke toilet dulu ya sebentar. Kamu jangan kemana-mana.” Ujar Indi yang kemudian berlari meninggalkan Keira.

Belum sempat memberikan jawaban, Indi sudah menghilang dari hadapan Keira. Keira mendengus sebal. Dia jadi duduk sendirian di pinggir lapangan tanpa tahu harus melakukan apa. Lagipula Keira juga tidak begitu tertarik dengan bola.

Sudah lewat 10 menit, namun Indi masih belum juga menunjukkan batang hidung nya padahal 5 menit lagi Keira sudah harus masuk ke dalam kelas. Murid laki-laki yang tadi sedang bermain bola juga sudah mulai bubar. Keira sudah mengirimkan pesan ke Indi, namun tidak dibalas olehnya. Akhirnya, Keira memutuskan untuk kembali menuju kelasnya.

“Tunggu..” Terdengar suara laki-laki yang berteriak ke arahnya.

Keira menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah sumber suara tadi. Di lihatnya, ada seorang murid laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya.

Tinggi badan nya mungkin sekitar 175 cm. Dari kondisi fisiknya seperti habis bermain bola karena dia terlihat berkeringat dan dia juga mengenakan seragam bola yang sama dengan murid laki-laki yang habis bermain bola. Lalu satu lagi, senyum yang dimiliki nya sangat lah manis. Laki-laki itu tersenyum ke arah Keira. Keira pun membalasnya.

“Hai.” Sapa laki-laki itu.

“Kamu siapa?” Tanya Keira.

“Nama ku Dimas Satrio. Panggil aja Dimas. Salam Kenal.”

“Nama ku Keira. Panggil aja Kei.”

Mereka kemudian saling berjabat tangan, lalu Keira melanjutkan ucapannya,
“Aku masuk ke kelas dulu ya. Udah mau bel masuk. Sampai jumpa lagi.”

Keira langsung berlari meninggalkan Dimas di pinggir lapangan. Dimas tersenyum dan bergegas menuju toilet untuk membersihkan dirinya.

Love FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang