My Effort

91 2 0
                                    

Hari ini Keira sudah berjanji dengan Dimas untuk pergi makan bersama di kantin sekolah. Rencana nya, Keira akan mengajak Indi untuk ikut serta saat makan bersama dengan Dimas. Begitu bel istirahat berbunyi, Keira langsung mengajak Indi ke kantin.

“Ndi, ke kantin yuk.” Ajak Keira.

“Duh, aku lagi ndak pengen makan Kei. Kamu sendiri aja ya kesana.”

“Ih temenin. Ayo ikut aku.”

“Maksa banget deh kamu Kei.”

“Ayo ikut.” Keira membujuk Indi seraya menarik tangan nya.

“Emang aku harus banget ikut apa Kei?”

“Udah pokok nya ikut aja.”

Akhirnya, dengan enggan Indi beranjak dari tempat duduk nya. Dengan bermalas-malasan, Indi mengikuti kemauan Keira untuk mengantarnya ke kantin. Keira tetap menarik tangan Indi hingga tiba di kantin. Ternyata, Dimas sudah menanti Keira di salah satu bangku.

“KEI DISINI.” Dimas berteriak ke arah Keira dan Indi begitu menyadari kehadiran nya.

Indi terkejut karena tidak menyangka akan diperkenalkan oleh sahabatnya secepat ini. Indi benar-benar gugup dan jadi salah tingkah di depan Dimas. Keira terus melangkah ke arah Dimas dan tetap menarik tangan Indi sehingga Indi terlihat seperti di seret oleh Keira.

“Hai Dim. Nih kenalkan sahabat ku. Indi nama nya.” Ujar Keira seraya merangkul Indi.

Indi hanya terdiam menunduk. Dia malu jika harus menatap mata laki-laki yang selama ini di puja nya.

“Halo. Kenalkan aku Dimas.” Ujar Dimas seraya mengulurkan tangan nya.

Dengan kaku nya Indi perlahan menyodorkan tangan nya dan langsung disambut oleh tangan Dimas sehingga mereka berjabat tangan.

“Tangan kamu dingin sekali.” Ujar Dimas kemudian.

“Eh.. Emm.. Anu.” Indi tidak bisa berkata-kata.

Keira tertawa terbahak-bahak. Indi langsung mencubit lengan Keira.

“Aduh sakit Ndi. Nggak usah cubit-cubit. Haha abis aku lucu ngeliat kamu. Nggak usah salting begitu di depan Dimas.”

Indi melotot ke arah Keira. Keira semakin tertawa melihat sahabat nya salah tingkah. Lalu, Dimas mencoba mendinginkan suasana.

“Yaudah yuk. Kita pesan makanan. Kalian mau makan apa?”

“Aku mau bakso. Dua sama Indi. Kamu yang pesan kan Dim? Kami tunggu di sini.”

“Aku ndak laper. Kalian aja yang makan.” Ujar Indi pelan.

“No.. no.. no.. kamu pokok nya harus makan. Dimas, tolong pesankan dua mangkuk ya...”

Dimas mengangguk dan kemudian berjalan menuju warung bakso Pak No. Sementara itu, Indi mengungkapkan kekesalan nya kepada Keira.

“Maksud kamu apa sih bikin aku malu di depan Dimas?” Indi menggerutu.

“Loh kenapa? Kan biar semakin akrab. Udah nggak usah malu. Semangat Ndi. Dimas juga santai kok orang nya. Aku akan selalu support kamu kok. Hehe.”

“Tapi kan tetep aja Kei. Aku ndak berani ngomong langsung sama dia. Kamu terlalu mendadak Kei, ndak bilang dulu kalau mau kenalin sekarang.”

“Hehehe. Yaudah maaf Ndi, tapi kan...”

Keira menghentikan ucapan nya begitu menyadari Dimas sudah tiba di meja nya. Dimas juga sudah membawa pesanan mereka bertiga.

“Hore. Makan bakso. Makasih ya Dim. Belum kamu bayar kan?” Tanya Keira.

Love FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang