Radith Day's

11.3K 626 7
                                    

Ayana duduk di kasur empuknya sambil menunggu nada dering handphonenya berbunyi, yah dia menunggu telepon dari Reynand. Sudah tiga hari Reynand pergi tapi belum sama sekali ia meneleponnya barang satu hari pun.

"Jahat kamu Rey! Gak nelpon aku." Gerutu Ayana sambil memukul bantal gulingnya.

Drrtt... drrtt

Nada dering Ayana terdengar, begegas Ayana mengangkat telepon.

"Halo sayang." Sapa seseorang dari sebrang sana. Suara merdu yang sangat Ayana rindukan akhir akhir ini. Bukannya menyapa balik sapaan Reynand, Ayana malah menangis.

"Kamu kenapa Aya? Kamu sakit? Ada masalah? Kenapa Alex nakal ya?" Tak hentinya Reynand menanyi Ayana dengan segerombolan pertanyaan dengan kekhawtiran yang tersirat dalam nada suara Reynand.

"Stop it.. Rey. Kamu jahat udah tiga hari kamu di kalimantan dan baru sekarang kamu nelpon aku." Ujar Ayana sesenggukan. Bukan, Ayana bukan tipe perempuan yang gila akan kabar dan telepon dari Reynand. Tapi siapa coba yang tidak kesal kalau seorang yang kita cintai yang sedang pergi jauh tidak memberi kebar terlebih ini sudah 3 hari.

Terdengar kekehan dari sebrang sana. Reynand terkekeh mendengar penuturan Ayana, bukannya ia tak mau menelepon Ayana barang satu hari pun. Tapi sinyal di sini sangatlah tidak memungkinkan.

"Maaf Ay, sinyal disini buruk susah untuk menelepon kamu."

Ayana mengangguk walaupun Reynand tidak tau.

"Ya tapi kan-- ah sudahlah!" Sungguh Ayana sangat kesal, walaupun sekarang Ayana tidak lagi mengalami masa - masa perempuan tapi entah mengapa emosinya selalu meluap luap.

Mungkin karna ada Azka.

"Kamu kenapa? Ada masalah?"

Ayana menghela nafasnya sejenak. "Gak ada Rey, aku cuma kangen kamu." Elak Ayana. Yah dia sudah berpikir untuk tidak memberitahu jika Azka adalah mantan kekasihnya dan perihal Azka ingin merebutnya, Ayana tidak ingin menganggu beban pikiran Reynand.

Yah.. walaupun aku juga punya beban pikiran yang sama seperti Reynand, tapi biarlah urusan Azka aku yang urus.

"Me too.. heheh, Alex tidur di rumah kamu?"

Sekali lagi Ayana mengangguk. "Iya, tapi kemarin malam Alex tidur di rumah kamu katanya kangen sama neneknya. Oh ya Rey, kamu gak lupa makan kan?"

"Sebenarnya sih selama tiga hari ini aku cuma makan malam sekali dan sarapan sekali."

Mata Ayana membulat mendengar penjelasan Reynand yang membuat dirinya kesal setengah mati. Reynand adalah tipe laki laki workaholic dan lupa akan makan jika sudah berkutat dengan pekerjaannya.

"Big No! Itu kesalahan besar kamu Reynand, kenapa lupa makan? Apa salahnya ngeluangin waktu sejenak untuk makan, toh pekerjaan kamu gak akan lari. Kamu ini Rey--." Dada Ayana naik turun ketika sudah mengeluarkan rasa kesalnya terhadap Reynand.

"I'm sorry baby girl, aku marathon nyelesain masalah masalah disini biar aku cepet pulang dan ketemu kamu jadinya aku lupa makan."

Agaknya emosi Ayana sedikit menurun mendengar alasan Reynand tapi tetap itu masih kesalahan Reynand.

"Jangan dipaksain juga Rey."

"Ayana.. kamu hutang cerita sama aku, aku tau kamu lagi dalam keadaan gak baik baik aja."

Ayana tertegun darimana Reynand bisa tau kalau keadaannya tertekan.

"Rey--kamu."

Reynand tersenyum ia tau Ayana tidak baik baik saja terdengar jelas dari nada suaranya, sedikit bergetar. "Tidurlah, good night sweetheart."

---------

"Mass Radith!! Cepetin ih." Ayana berteriak kesal dari lantai satu, ia menunggu Radith untuk mengantarnya ke kantor Reynand. Ayana tidak diperbolehkan menyetir sendiri oleh Reynand dan juga oleh Radith.

"Uinggg... uinggg."

Dari lantai dua Radith sedang mengendong Alex yang duduk di pundak Radith dengan santainya, tak lupa suara aneh yang dikeluarkan oleh Radith. Ayana memutarkan bola matanya, kesal.

"Mas, Aya udah telat 15 menit." Keluh Ayana.

"Tunggu sebentar kanjeng Ratu." Ucap Radith yang masih bermain dengan Alex.

Bunyi bel rumahnya membuat Ayana mengharuskan membuka pintu, alangkah terkejutnya Ayana melihat siapa yang tengah berdiri dengan setelan jas formalnya ditambah senyumnya khasnya.

Reynand?

Bukan.

Tapi, Azka.

Jantung Ayana langsung berpacu dengan cepat. Untuk apa sih dia datang kesini? Batin Ayana.

"Aya-- siapa yang datang?" Dari dalam rumah Radith bertanya tentang siapa yang datang pagi pagi seperti ini. Bak disambar petir Ayana baru ingat jika di rumah sedang ada Radith, bagaimana jika Azka dan Radith dipertemukan.

Bisa runtuh rumah ini.

"Pagi Aya, aku disini mau jemput kamu. Kita sekantor bukan?"

"Hm-- aku bareng---"

"Ayana."

Matilah aku, Mas Radith udah dateng.

Ayana menoleh kebelakang dan dilihatnya Radith yang berdiri dibelakangnya tanpa ada Alex, sepertinya Alex sedang berada di kamar Ibu Ayana. Rahang Reynand mengeras buku buku jarinyapun sudah memutih, orang yang sudah membuat adik kesayangannya terluka sekarang sedang bertamu kerumahnya. Bermaksud untuk memperbaiki kesalahannya dulu? Tidak akan Radith maafkan orang yang menyakiti wanita yang ia sayangi.

"Mas Radith." Cicit Ayana sambil mengelus tangan Radith.

Sedangkan Azka, ia mengeluarkan senyum miringnya yang membuat Radith tambah muak.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Radith dingin.

"Hanya ingin melihat kekasihku saja." Ujar Azka menekankan kata kekasihku.

Seketika itu juga Radith memberi bogeman mentahnya tepat diwajah Azka, ia muak melihat laki laki yang dihadapannya ini.

"Mas Radith!! Udah stop!" Jerit Ayana bagaimana tidak serangan Radith yang begitu mengejutkan dan sekarang Radith seperti membabi buta menghajar Azka. Air mata Ayana mengalir dengan derasnya melihat Radith dengan penuh emosinya. Dipeluknya Radith dari belakang.

"Mas Radith-- stop it!! Mas bisa ngebunuh Akza!" Jerit Ayana dengan suara seraknya yang begitu memiluhkan. Mendengar suara Ayana yang begitu lemah Radith menghentikan aksinya, sedangkan Azka ia meringis menahan sakit diseluruh wajahnya, ia tidak bisa mengelak serangan Radith yang secara tiba tiba.

Bibir Ayana bergetar melihat kejadian yang begitu cepat. Azka yang babak belur dan Radith yang penuh emosi Ayana tidak pernah melihat Radith yang sebegitu emosinya seperti sekarang. Rasanya kakinya seperti jelly dan terakhir Ayana liat Radith yang menggendongnya dengan tatapan yang sangat khawatir.

Dan semuanya gelap.

-------

Satu part nambah lagi..
Enaknya Azka diapain yah? Ganggu hubungan orang aja.

Enggak deng Azka buat author aja.

Buat kalian yang mau baca karya aku lagi bisa cek di work-ku.

Judulnya Stalker sama Devan dan Dara.

Jangan lupa Vomment.

Salam dan kecup buat kalian.

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang