Kayaknya cerita ini udah berdebu, masih ingatkan sama Reynand dan Ayana? Maaf yah baru muncul setelah asik di dunia nyata, sampe lupa sama dunia orange.Dan maaf kalau pendek.
-------
"Wake up, baby. Ayah mau pulang hari ini, kita bikin makanan kesukaannya oke?"
Ayana mengelus kepala Alex, lembut. Membangunkan putranya yang menggeliat nyenyak dikasur.
"Ayo sayang nanti Ayah keburuh pulang." Ujar Ayana sambil menguncir rambutnya dan berjalan kearah kamar mandi.
Alex mengangguk lalu mengerjapkan matanya. "Wait a minute, mom."
"Bunda tunggu di dapur yah."
Ayana berjalan ke arah dapur menyiapkan bahan bahan makanan, untuk Reynand. Yah hari ini Reynand akan pulang ke Jakarta setelah dua minggu menetap di Kalimantan.
"Bunda buat apa?" Ujar Alex dengan mata sayunya tanda masih mengantuk.
Ayana tersenyum maklum. "Kamu masih ngantuk? Duduk aja di kitchen bar nanti Bunda aja yang buat."
"Hehehe-- Bunda tau aja, makasih Bidadari." Ujar Alex kemudian berjalan ke arah kitchen bar lalu duduk dengan mata terpejam. Sedangkan Ayana melotot tak percaya dan heran, sejak kapan Alex jadi sering menggodanya dan memanggilnya dengan sebutan Bidadari. Sepertinya aura bad boy Alex sudah kelihatan.
Suara langkah kaki seseorang berjalan ke arah dapur, tidak membuat Ayana menghentikan aksinya di dapur, ia tau itu pasti Radith.
"Woww kesambet apa kamu dek? Pagi - pagi udah masak."
"Kesambet cintanya Reynand."
"Hmm-- udah berani yah." Ujar Radith sambil menghampiri Alex yang tidur dengan kepala terlungkup di meja.
"Oh iya Ayana, kamu tau gak dengan namanya Shieena Zanata?"
Dahi Ayana berkerut asing mendengar nama yang disebutkan oleh Radith, tapi seperkian detik senyum jahil tercetak di bibirnya. "Pacar Mas yah?"
"Sok tau kamu, itu klien Mas. Besok dia mau datang."
"Oh, kirain. Semoga Mas berjodoh yah Mas sama Shieena Zanatanya." Ujar Ayana menekan nama dari wanita itu lalu mengedipkan sebelah matanya.
"AYANA!"
--------
"Bunda udah cantik kok." Ujar suara mungil yang berasal dari balik pintu kamar Ayana, Alex, siapa lagi. Alex mendekati Ayana lalu mengisyaratkan Ayana bahwa ia ingin duduk di pangkuan Bundanya.
"Masa sih Bunda cantik?"
Alex mengangguk. "Beneran Nda, coba deh liat di kaca."
Ayana melihat wajahnya di kaca riasnya, ia memakai dress bewarna pastel, sangat lembut tipikal Ayana.
Tiinn.. tinn.
Reynand! Itu pasti.
Mendengar suara klakson mobil dipekarangan rumah, Alex segera berlari keluar menyambut siapa yang datang. Sedangkan Ayana jantungnya sudah berpacu dengan cepat, tak karuan.
"Ayaaahhh!"
Alex berlari dengan girangnya ke arah Reynand. Dan Reynand dengan sigapnya menggendong Alex, Ayana tersenyum kecil melihat adegan itu. Ia maju ke arah Reynand dan Alex dengan gugup, entah mengapa ia jadi gugup. Lagi Ayana memainkan jari - jarinya tanda ia sedang gugup. Dan Reynand mengamatinya.
"Kenapa gugup?" Tanya Reynand.
"Enggak kok." Ujar Ayana. Penampilan Reynand saat ini bisa dibilang acak adut, rambut yang berantakan, lengan kemeja yang digulung sampai siku, dasi yang dikendorkan dan kancing kemeja teratas dibuka, terkesan... seksi.
Kamu harus tau cara bernafas Ayana! Jantungku.
"Alex main dulu yah sayang sama Bik Sum." Ujar Reynand.
Alex mengangguk lalu berlari ke arah taman belakang dimana Bik Sum berada. Dan dari tadi Ayana hanya menundukan kepalanya melihat lantai keramik rumahnya seolah keramik itu lebih menarik dari Reynand.
Reynand maju mendekati Ayana lalu ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping milik Ayana. Ayana tersentak kaget, Reynand menarik tubuh Ayana mendekat dengannya sehingga jarak diantara mereka hanya beberapa senti, untung di rumah ini tidak ada Radith maupun Ibu Ningsih.
"R-Rey ini terlalu dekat, Alex bi-bisa liat." Ujar Ayana ter bata bata sakin gugupnya ia berdektan dengan Reynand. Tangan Ayana berusaha untuk menjauhkan dirinya tapi Reynand malah semakin mendekatkan Ayana kepada dirinya.
"Reynand! Jangan terlalu dekat."
Reynand mengangkat satu alisnya. "Kenapa nervous?"
"Aku pria normal Ay, bibir kamu. Mati matian aku menjaga hasratku sendiri."
"Rey kamu kok jadi mesum sih?"
Reynand menyeringai.
"Tidak aku tidak mesum, Aya soal pertunangan kita, lusa kita akan tunangan." Ujar Reynand santai, bahkan terlalu santai.
"Kamu gila? Lusa? Semuanya harus disiapin dulu Rey, bukan asal ceplos gitu aja. Emangnya mudah ngurusin acara pertu--"
Cup
Satu kecupan di bibir, membungkam seluruh ocehan Ayana. Reynand terkekeh melihat wajah terkejut Ayana akibat aksinya.
"Jangan protes atau aku akan memberikan kamu hukuman."
"Reynand tetep gak bisa gitu, lusa terlalu cepat, aku gu--"
Cup
Satu kali lagi, Ayana bungkam dan sekali ini Ayana tak mau protes lagi kakinya sudah seperti jelly kalau saja Reynand tak memegang pinggangnya mungkin saja Ayana sudah luruh ke lantai.
"Sudah aku bilang jangan protes Ay, semuanya sudah ku urus." Ujar Reynand dengan senyum kemenangannya.
"Oke aku terima, tapi aku takut Rey."
"Kenapa harus takut? Ada aku."
--------
"Ayah, Alex capek jalan. Gendong." Ujar Alex merentangkan tangannya meminta untuk digendong.
Sekarang Ayana, Reynand dan Alex sedang berada di salah satu mall dan semua tatapan orang sekitar jatuh kepada keluarga kecil yang membuat semua orang melihatnya dengan iri. Bagaimana tidak Reynand yang sedang menggendong Alex dan tangan yang satunya memegang pinggang Ayana, posesif. Pas!
Mata Ayana melihat barang barang bayi yang dipajang. Matanya berbinar melihat sepatu bewarna pink dan baju dress untuk bayi sekitar 6 bulanan, Ayana mendekat dan melihat sepatu serta bajunya.
"Bagus yah Rey."
"Kamu pengen beli?"
Ayana mengangguk. "Soalnya lucu aku gak tahan liatnya, boleh yah?"
"Boleh untuk anak kita nanti."
Pipi Ayana bersemu merah mendengar ucapan Reynand.
"Pipi kamu merah Aya." Ujar Reynand dengan nada menggodanya.
"Rey udahlah, malu."
"Gitu aja malu." Ujar Reynand dan langsung mencium pipi Ayana secepat kilat.
Reynand sekarang demen nyosor aja, gak tau apa ini di tempat umum dan juga ada Alex. Nafas dulu Aya nafas.
------
Kalian diundang lho diacara tunangannya Reynand dan Ayana, pada datang yah.
Maaf banget author sekarang jarang update, udah 4 bulan cerita ini terlantar setelah chapter Who is she, Reynand?
Huhuhu, maafkan author sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
Romance'Duren'.. Duda Keren. Begitulah sebutan untuknya. Ayana Anindhiya Lituhayu tidak bisa membayangkan seorang Duren mendekatinya. Reynand Adhinarta Wirdiatomo harus mendekati seorang gadis demi anaknya.