"Alex sama Oma aja yah dirumah soalnya Bunda bukan ke kantor." Ujar Ayana kepada Alex yang asik memakan serealnya."Ay ay captain."
Beruntung hari ini Radith pergi ke kantornya karena ada kendala di perusahaannya. Ayana tak bisa membayangkan jika Radith masih ingin mengikutinya hari ini ketika ingin bertemu klien perusahaannya.
'Kamu bebas hari ini Aya, karna Mas ada urusan.'
Begitulah ucapan Radith kepada Ayana pagi tadi. Dan sekarang Ayana akan bersiap - siap pergi menemui kliennya di suatu restaurant ternama, ditemani oleh Azka. Yah, Azka. Ayana tidak ingin mencampuri urusan pribadi dengan urusan kantor, sebisa mungkin ia bersikap Profesional. Walaupun Ayana enggan melihat Azka, tapi getaran itu masih ada jika ia bertemu dengan Azka, hanya sedikit. Entah itu getaran apa, getaran takutkah karna Azka yang berbahaya atau getaran itu 2 tahun yang lalu.
Ayana berdiri lalu mencium tangan Ibunya. "Ayana pergi dulu bu, Assalamualaikum."
"Hati - hati Aya."
"Iya, Bu."
Ayana beralih ke Alex. "Jangan lupa minum vitamin oke Alex. Biar pementasan kamu nanti lancar."
Siang ini Alex akan menghadiri acara di TK-nya, Alex akan menampilkan diri ia akan bermain biola. Anak itu sangat berbakat bermain biola dan piano.
"Iya Bunda cantik."
"Alex, jangan bicara seperti itu."
"Hehe- maaf Bunda."
Ayana pergi menuju bagasinya dan menjalankan mobilnya yang sekarang jarang ia pakai, Ayana meluncur ke jalanan Ibu Kota yang setiap hari selalu padat, sudah makanan sehari hari.
Cukup memakan waktu agak lama akhirnya Ayana sampai ke restaurant, Ayana melihat disana sudah ada Pak Sundoro dan Azka yang sedang berbincang ria.
Ayana berdehem. "Selamat Pagi Pak Sundoro maaf sekali saya terlambat." Ujar Ayana dan memasang senyum manisnya.
"Ah-- tak masalah Bu, silahkan duduk."
"Sepertinya bisa kita mulai."
--------------
Cukup lama berbincang dengan Pak Sundoro mengenai suatu proyek yang akan bekerjasama dengan perusahaannya Pak Sundoro. Ayana memasang tasnya, lalu pergi melenggang begitu saja tak menghiraukan Azka yang berada disampingnya yang sedari tadi melihatnya. Ia berjalan ke arah parkir dimana mobilnya berada. Ayana masuk kedalam mobil lalu menghidupkan lagi, lagi dan lagi.
"Kok mobilnya kayak gini, abis bensin apa yah? Enggak kok perasaan udah di isi."
Ayana keluar dari mobil, ia lelah menghidupkan mobilnya yang tidak hidup - hidup.
"Mobilnya kenapa Ay?"
Ayana menoleh ke belakang tepat di belakangnya ada Azka.
"Oh, itu gak hidup - hidup."
"Kamu pulang bareng aku aja."
Ayana menggeleng kuat - kuat. "Enggak usah, kalau aku ikut kamu mobil aku kayak gimana. Mending gak usah." Itu hanya alibi Ayana saja, mudah saja ia untuk meninggalkan mobilnya disini. Tinggal ia telepon saja sopirnya dan beres, mudah bukan?
"Aku akan telepon sopir aku, jangan menghindar, aku hanya ingin mengantar kamu saja." Ujar Azka.
Ayana masih berdiam di tempatnya.
Gak usah ikut Azka, aku telepon Pak Asep aja kali yah. Hm.. tapi Oh My God, Alex! Dia mau tampil. Kalau aku telepon Pak Asep dan harus nunggu itu bisa makan banyak waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
Romance'Duren'.. Duda Keren. Begitulah sebutan untuknya. Ayana Anindhiya Lituhayu tidak bisa membayangkan seorang Duren mendekatinya. Reynand Adhinarta Wirdiatomo harus mendekati seorang gadis demi anaknya.