Melamar

151 23 6
                                    

"Eh, Sangster family, sedang apa kalian disini?" tanya Jacqueline bingung.

"Mereka mau melamar" kata ibu Jacqueline.

"Melamar siapa?" tanya Jacky penasaran.

"Aku tentu saja" kata Jeanette dengan bangga.

"Apa?!" teriak Jacky.

"Jadi.. selama ini kau pura-pura tak tahu dengan hal ini?" tanya Jacky pada Thomas dengan tatapan tajam.

"Maafkan aku, Jacqueline" kata Thomas menyesal.

"Tidak Thomas, aku membencimu" kata Jacqueline dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jacky, tenang nak" kata ibunya sambil menenangkannya.

"Apa ibu dan ayah menyetujuinya?" tanya Jacky sambil menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"Kami belum menyutujuinya karena keputusannya ada di tanganmu" kata ayahnya.

"Kalian orang tua kami, keputusannya tentu ada di kalian, terutama ayah" kata Jacky sambil menatap ayahnya.

"Tapi kau adalah kakaknya dan kau juga merupakan teman baik dari Thomas" kata ibunya, Jacky kembali menatap ibunya.

"A-aku--ini sulit. Maafkan aku semuanya" kata Jacqueline sambil berlari ke kamarnya.

Setiba di kamarnya, Jacky mengunci pintunya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya serta menangis sejadi-jadinya.

"Mereka tak tahu dan mereka tak akan pernah tahu"

"Ternyata Thomas yang selama ini adalah sahabatku bukan sahabatku lagi"

"Kenapa hidup begitu rumit? Tak bisakah aku hidup dengan tenang?"

Akhirnya Jacqueline memutuskan untuk keluar dari rumahnya dengan melewati rumah pohonnya, dia ingin melarikan diri dan menenangkan pikirannya dulu untuk sementara.

"Aku benci semuanya" teriak Jacqueline, sekarang dia sedang berada di pantai yang sepi karena memang sudah larut malam. Jacqueline hanya bisa menangis dan menangis, dia sadar walaupun dia menangis sampai mengeluarkan air mata darah, semua ini sudah terjadi tak ada yang bisa mengubahnya lagi, ini sudah menjadi takdirnya.

"Hei.." kata seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri Jacqueline.

"Kamu kenapa?" tanya orang itu lagi, Jacky hanya diam dan tak menatapnya.

"Maaf jika aku mengganggumu. Namaku Ki Hong Lee, kau bisa memanggilku Hongli" katanya, karena merasa lucu Jacqueline pun terkekeh.

"Apa ada yang lucu?" tanya laki-laki itu bingung.

"Namamu lucu, apa ada arti dari Hongli?" tanya Jacky sambil menatap Hongli.

"Ya, artinya adalah sekeras karang" kata Hongli sambil terkekeh.

"Keren"

"Apa aku boleh tahu namamu?"

"Namaku Jacqueline Hood, kau bisa memanggilku Jacky" kata Jacky sambil tersenyum.

"Kenapa kau menangis?" tanya Hongli, karena sadar akan keadaan Jacky langsung menghapus sisa air mata di pipinya dan menggeleng.

"T-tidak, tadi ada pasir yang masuk ke mataku" kata Jacky sambil terkekeh.

"Kau tak bisa membohongiku Jacky, aku bukanlah laki-laki lain yang tak peduli jika seorang gadis sedang sakit hati" jelas Hongli yang membuat Jacky terdiam.

"Jika kau ingin menceritakannya agar bisa mengurangi bebanmu, aku siap untuk mendengarkan" kata Hongli sambil duduk disamping Jacky.

"A-aku belum siap untuk menceritakannya, maaf Hongli. Aku tak ingin bersedih lagi"

"Tak apa, jika nanti kau ingin teman curhat kau bisa datang ke tempat ini.. atau kau bisa menelponku" kata Hongli sambil mengedipkan sebelah matanya, Jacqueline pun mencubit lengannya.

"Hey, beraninya kau menyakiti laki-laki baik seperti Ki Hong Lee" katanya sambil berpura-pura sedih.

"Maaf, Hongli" kata Jacky merasa bersalah.

"Aku hanya bercanda, Jacqueline"

"Ini sepertinya sudah larut malam, aku pergi dulu ya" kata Jacqueline sambil berdiri, Hongli pun berdiri juga.

"Baiklah, apa kau datang sendirian?" tanya Hongli.

"Ya, tapi tenang aku membawa mobil"

"Apa kau akan baik-baik saja"

"Aku ini pemberani, sudah ya.. sampai jumpa" kata Jacky sambil berpamitan dengan Ki Hong Lee.

"Jacqueline?" panggil Hongli, orang yang dipanggilnya langsung berbalik menghadapnya.

"Ya?"

"Jika kau ingin mengambil keputusan, pikirkan dulu matang-matang. Jangan sampai kau menyesal karena keputusan yang kau ambil itu"

"Baiklah, terima kasih banyak, Hongli" kata Jacky sambil tersenyum lalu dia pergi.

'Pikirkan dulu matang-matang', batin Jacky mengulang kata-kata Ki Hong Lee tadi.

"Sepertinya aku sudah mengambil keputusan, dan aku yakin ini yang terbaik" kata Jacky saat dia sudah sampai di rumahnya, dia lalu memarkirkan mobilnya dan kembali menaiki tangga rumah pohonnya.

"Jacky? Kau kah itu?" tanya seseorang di belakangnya saat Jacky ingin memasuki kamarnya.

"Darimana saja kamu?" tanya orang itu lagi, tapi Jacky hanya menghiraukannya.

"Seberat itukah memaafkanku?" tanya orang itu lagi, Jacky masih terdiam.

"Kalau begitu aku--"
"Aku sudah memaafkanmu, Thomas" kata Jacqueline sambil memeluk Thomas.

"Benarkah?"

"Ya, dan aku sudah mengambil keputusan mengenai pernikahanmu dan adikku" kata Jacky sambil tersenyum menatap Thomas.

"Apa kau yakin? Lalu apa keputusanmu?"

"Nanti besok aku beritahukan pada kalian semua" kata Jacqueline.

"Aku mau tidur dulu, selamat malam" kata Jacky lagi lalu melepaskan pelukan mereka dan pergi masuk ke kamarnya dan mengunci pintu geser kacanya.

Last First Kiss (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang