Keputusan

131 23 6
                                    

"Selamat siang semuanya.. aku mengumpulkan kalian semua disini karena aku sudah membuat keputusan" kata Jacqueline yang sedang berdiri di ruang tamu dengan keluarganya serta keluarga Sangster yang sedang duduk menghadapnya.

"Apa kau sudah memikirkannya matang-matang Jacky?" tanya Tasha Sangster, ibu Thomas.

"Ya, mam" kata Jacky dengan yakin.

"Jadi apa keputusanmu, Jacqueline?" tanya ayahnya, Jacky pun menarik nafasnya dan menghembuskannya.

"Aku merestui pernikahan kalian" semua orang langsung kaget.

"Benarkah kak?" tanya Jane dengan mata yang berbinar-binar.

"Sebagai kakak yang baik, aku harus merestui pernikahan adikku" kata Jacky sambil tersenyum menatap Jeanette dan Thomas.

"Apa kau serius Jacqueline?" tanya Thomas tak percaya dengan keputusan sahabatnya.

"Ya, jika itu yang membuat adikku senang.. aku juga akan mewujudkannya walau berat" kata Jacky bersedih tapi dia langsung tersenyum lagi agar mereka percaya bahwa dia bahagia.

"Baiklah, kalau begitu kapan kalian akan menikah?" tanya Sarah, ibu Jacky.

"Minggu depan" kata Jane dengan semangat, Jacky pun kaget.

"Kenapa harus minggu depan?"

"Karena Thomas sudah melamarku, untuk apa kita menunggu lama" kata Jane.

"Jane, apa kau sudah gila?"

"Word, Jake" tegas ayahnya.

"Maaf ayah, tapi apa Jeanette tak tahu bahwa minggu depan adalah--"

"Ulang tahun Jacqueline" kata Thomas memotong perkataan Jake, dia pun menatap Jacky.

"Memangnya tak ada hari lain?" tanya Jacky bermaksud untuk mengubah pikiran adiknya.

"Maafkan aku, tapi aku dan kak Thomas sudah memutuskan untuk menikah di tanggal yang sama dengan ulang tahun kakak yang ke 20" jelas Jane, karena sudah terlanjur mengambil keputusan maka Jacky hanya menerimanya saja.

"Tak apa-apa, anggap saja aku yang mengatur semua ini" kata Jacky sambil terkekeh.

"Kalau begitu kau bisa sekalian jadi Wedding Organizer-nya saja" usul Mark, ayah Thomas.

"Itu ide yang bagus pa" kata Tasha mengiyakan usulan suaminya.

"Tapi aku tak tahu apa-apa" kata Jacky panik.

"Bukankah kau ingin mengatur pesta pernikahan? Anggap saja ini adalah langkah pertamanya, Jacky" kata Sarah pada anaknya.

"Ayolah kak, aku mohon" pinta Jane, akhirnya Jacky pun mengangguk.

"Dengan senang hati" kata Jacqueline sambil tersenyum.

"Terima kasih kak" kata Jane dan menghampiri Jacky untuk memeluknya.

"Thank you, Jacqueline" kata Thomas sambil menghampiri Jacky dan memeluknya setelah Jane memeluknya.

"Ini sudah keputusanmu, Jacky. Jangan menyesal di kemudian hari" bisik Thomas sambil mengeratkan pelukan mereka.

"Aku tak akan menyesal, Thomas" bisik Jacky balik, dia pun menghirup aroma tubuh Thomas agar dia bisa mengingatnya karena sebentar lagi dia pasti tak bisa memeluk Thomas dengan erat seperti ini.

Last First Kiss (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang