Sekolah

148 23 6
                                    

"..dan aku masih kesal dengannya sampai sekarang ini" jelas Jacqueline pada Kaya Scodelario, sahabatnya.

"Sudahlah, dia pasti hanya bercanda" kata Kaya, Jacky bingung.

"Aku kenal adikku, dia sangat keras kepala"

"Tapi kau jangan percaya sebelum ada buktinya" kata Kaya santai.

"Kau benar juga ya, mungkin aku yang terlalu berlebihan" kata Jacky, Kaya mengangguk.

"Ayo, sebentar lagi bel masuk berbunyi" kata Kaya sambil beranjak dari tempat duduknya, Jacky hanya mengikutinya.

"Hey, darimana saja kalian berdua?" tanya Thomas saat mereka baru memasuki kelas mereka, kebetulan mereka satu jurusan.

"Biasalah, perempuan" kata Dylan yang datang menghampiri mereka.

"Jangan ikut campur, Dylan" kata Kaya sambil menatap Dylan tajam.

"Terserah padaku" kata Dylan, Jacqueline dan Thomas hanya terkekeh.

"Jacky, kita duduk aja" kata Kaya sambil menarik tangan Jacqueline.

"Apa kalian berdua sudah membuat tugas dari dosen?" tanya Dylan yang duduk di belakang kedua gadis itu.

"Tugas apa?" tanya Kaya dengan wajah kesal karena dia tahu pasti Dylan hanya bercanda.

"Tugas yang harus kita ketik, yang 20 halaman itu" kata Dylan.

"Aku rasa tak ada tugas seperti itu" kata Kaya masih tak percaya.

"Astaga, iya Dylan! Untung kamu mengingatkanku. Aku tak membuatnya, bagaimana ini?" tanya Jacky panik, Kaya yang semula biasa langsung ikut panik.

"Ternyata benar? Kenapa kau tak bilang dari tadi Dylan" kata Kaya memarahi Dylan.

"Untung aku sudah bilang, kalau tidak pasti kau tak akan tahu sama sekali" kata Dylan sambil memutar bola matanya.

"Apa kau sudah membuatnya Dy?" tanya Jacky.

"Sudah" jawab Dylan.

"Bolehkah kita me--"

"Good morning kids! Silahkan kumpulkan tugas kalian" kata dosen yang baru saja memasuki kelas. Semua mahasiswa pun membawa tugas mereka ke meja dosen, semua kecuali Jacqueline dan Kaya.

"Ms. Hood dan Ms. Scodelario, dimana tugas kalian?" tanya dosen mereka, kedua gadis itu hanya bisa saling menatap.

"Um.. kami lupa membuatnya pak" kata Kaya dengan pelan.

"Kalau begitu kalian pergi ke ruanganku saat pulang" kata dosen tersebut.

Pulang sekolah...

"Kaya, kau siap?" tanya Jacqueline.

"Tidak Jacky, bagaimana denganmu?"

"Aku juga tak siap, tapi mau bagaimana lagi..."

"Kalau begitu ayo" kata Kaya lalu menarik tangan Jacqueline pergi ke ruangan dosen tadi.

"Permisi pak" kata Jacqueline saat mereka sudah menghadap dosen mereka.

"Apa kalian berdua mau nilai kalian kosong?" tanya dosen itu, mereka menggeleng dengan cepat.

"Kalian harus membuat tugas itu lagi, dengan topik yang sama, tapi kalian tidak boleh mencetak tugas itu" jelas dosen.

"Lalu kami harus bagaimana pak?" tanya Kaya.

"Kalian menulisnya.. dengan tangan" ucap dosen, mata mereka pun melotot.

"Apa bapak serius? Tak mungkin kami bisa menulisnya dengan tangan" protes Kaya.

"Hanya itu yang kalian lakukan untuk membuat nilai kalian bagus kembali"

"Tapi--"

"Sudah Kaya, terima saja" pinta Jacqueline.

"Baiklah, terima kasih pak" kata Kaya dan mereka berpamitan dengan dosen mereka.

"Kalian harus mengumpulkannya besok" kata dosen, mereka pun mengangguk dan keluar dari ruangan dosen.

"Bagaimana kalau kita buat sekarang saja? Karena aku tak bisa jika sudah larut" usul Kaya.

"Boleh juga, kebetulan aku belum ingin pulang" kata Jacky dan mereka pun pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas mereka.

5 jam berlalu dan akhirnya mereka selesai mengerjakan tugas mereka.

"Akhirnya" kata Kaya lalu berdiri sambil meregangkan otot-ototnya.

"Kaya, ini sudah jam 5 sore.. sepertinya aku mau pulang dulu. Terima kasih karena telah mengerjakan tugas bersamaku, sampai jumpa"

"Sampai jumpa" kata Kaya, lalu Jacqueline pulang.

"I'm home!" teriak Jacqueline saat dia memasuki rumahnya.

"Jacky, ayo sini nak" panggil ibu Jacqueline. Dia pun pergi ke ruang tamu dan melihat ibunya, ayahnya, ketiga adiknya, dan keluarga Sangster.

Last First Kiss (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang