Tiba saatnya untuk Luhan membersihkan meja, mengepel lantai, dan ia harus berdiri dengan senyuman yang tak pernah luntur sedari tadi. Di ujung sana Sehun pun sama, duduk dengan wajah yang sumbringah terus tersenyum entah karena apa dan matanya tak pernah berpaling dari satu objek yang sangat ia suka. Luhan. Nampak objek yang sedari tadi ia lihat berjalan mendekat dan menghampiri dirinya membawa segelas americano dan tak lupa dengan senyuman manisnya yang tak pudar.
Disuguhkannya americano itu di meja yang ditempati Sehun. Walau Sehun tau ia tak memesan apa-apa, hei bahkan dia tak akan bosan walau tak diberikan apa-apa asalkan Luhan selalu di hadapannya, tak jauh dari jarak pandangnya, tetap tersenyum memenuhi rongga pikirannya, berjalan gesit demi pelanggan yang datang, itu sudah lebih dari cukup untuk Sehun apalagi jika ditambah dengan ciuman manis yang membuatnya selalu tersenyum. Sepertinya yang terakhir akan sedikit sulit dilakulan mengingat Luhan mu sekarang sedang bekerja.
"Hei! Sehun! Jangan melamun dan memasang wajah seperti psikopat" Luhan sedikit bergidik ngeri ketika melihat senyum Sehun yang kelewat lebar seperti sedang merencanakan aksi gila.
"Psikopat begini juga kau menyukainya kan?" sedikit menaik turunkan alisnya berniat menggoda sang kekasih.
Ya mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih di bus tadi dengan ciuman yang lembut yang membuat mereka melayang dan dibarengi dengan tatapan berbagai jenis sebagai hadiahnya. Tapi mereka tak ambil pusing, toh tidak ada hukum yang mengikatnya dan hanya orang terbelakang saja yang masih berpikir jika hubungan seperti itu terlarang. Ayolah sekarang sudah modern bung, zaman juga tak se-ortodok dulu. Biarkan mereka bahagia dengan cara mereka. Oke cukup.
Luhan hanya mendengus karena mendengan Sehun begitu percaya dirinya, sepertinya kekasihnya ini benar-benar orang yang 'narsis' astaga lama-lama ia bisa tertular akan ke-narsis-an Sehun.
"Kau terlalu percaya diri mengatakan itu tuan Oh"
"Memang kenyataannya bukan? buktinya kau menyukaiku dan membalas ciumanku dengan lenguhan merdumu itu, ugh aku ingin mendengarnya lagi"
"Y-yak! Sehun, jangan mengatakan hal itu disini aku malu kau tau" wajah Luhan sudah memerah sekarang, tapi tetap saja di mata Sehun itu seksi.
TING TING
Suara lonceng tandan ada yang memasuki kedai berbunyi dan menampakkan seorang gadis berambut panjang dan berpakaian casual. Disapanya gadis itu oleh Luhan dengan senyuman ramahnya.
"Selamat pagi" menampakkan senyuman semanis madunya pada gadis itu dan sukses membuat Sehun menampakkan wajahnya yang datar.
"Selamat pagi Luhan.. bagaimana pekerjaanmu? Apakah ada kesulitan?" Sedikit berbasa basi dan lumayan membuat Sehun geram akan interaksi keduanya.
"Ah.. tak ada kesulitan yang berarti Yoora-shi, aku juga sangat nyaman disini"
Sehun pun berdecak sebal katena keberadaannya seakan diabaikan oleh dua orang yang ada di hadapannya. Menyadari hal itu Yoora pun mengedarkan pandangannya dan mendapati Sehun yang sudah memasang wajah tertekuknya.
"Oh maafkan aku dan pegawaiku tuan, kami sudah mengganggu anda"
"Eh.. tak apa Yoora-shi, dia adalah temanku yang mampir dan ingin menemaniku di sini"
"Oh dia temanmu Luhan, astaga maafkan aku karena sudah mengganggu waktu kalian"
"Kenapa kau harus minta maaf, aku yang harus meminta maaf"
"Tak apa.. dan anda em.."
"Sehun.. kekasih Luhan" dan akhirnya keberadaannya pun disadari oleh dua orang dihadapannya itu. Sungguh Sehun benar-benar tak terima jika Luhan dekat dengan orang lain. Katakanlah dia terlalu protektif, tapi memang begitu adanya karena ia tak ingin Luhan-nya dimiliki apalagi sekedar disentuh orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only In Chat Room (HunHan) | ✔
RomansaSikap Luhan yang selalu tenang di depan Sehun, namun tidak setenang dibelakangnya/"Maafkan aku dan tinggalkan aku sendiri"-Luhan/"Aku menyukaimu-tidak, aku mencintaimu"-Sehun BL-Yaoi-BoyxBoy HunHan/SeLu