Chapter 32

10.2K 528 4
                                    

Tanpa diingatkan
Plis tinggalin JEJAK kalau kalian baca 😭 sy penulis amatiran perlu kritik dan saran seburuk apapun karya saya 😭

--//--

Wajah Pandu masih berapi-api. Dia menyuruhku duduk di tempat biasa kita duduk di kantin. "Tell me about the hoodie" nah kan, Pandu mulai membahasnya.

"Kado dari Lando isinya sepasang hoodie bee. Aku gapernah megang apalagi make. Trust me if you love me" jelasku. Sedetik kemudian tatapan Pandu melunak. Dia mendekatkan kepalanya ketelingaku "kalau saja kita sedang tidak disekolah. Aku sudah menciummu sedari tadi didepan Lando" bisiknya dengn penuh nada penekanan.

--//--

Empat bulan berselang setelah peristiwa tentang siapa sebenarnya Lando. Hubunganku dengan Pandu berjalan dengan sangat baik. Hanya ada gangguan kecil tentang hadirnya Lando sesekali waktu.

Jika dalam sebuah hubungan ada rasa saling mempercayai, apapun yang terjadi tidak akan mengubah apapun yang sudah terikat diantara kamu dan pasanganmu.

Pagi ini, hari pengambilan rapot UTS. 2 minggu sebelum pergantian tahun. Aku dan Pandu sudah memesan tiket liburan ke Australia. Kami sudah meminta ijin dan kebetulan disetujui.

Aku masih mengingat betul percakapan ku dengan Bunda ditelefon dua bulan yang lalu, saat aku meminta ijin akan liburan ke Sydney, Australia. Ya sebenarnya rencana liburanku dengan Pandu kali ini, sudah dari dua bulan lalu dimatangkan. Semua sudah beres dan kami tinggal berangkat.

FLASHBACK ON

Sore itu, saat aku menemani Pandu bermain basket di lapangan komplek. Aku dan Pandu sepakat pergi ke Australia, tepatnya di Sydney. Mengelilingi Sydney. Apapun yang ada disana, aku dan Pandu sepakat kesana. Apalagi nama kota tersebut seperti nama Bunda.

"Halo Bund!" Sapaku sesaat setelah Bunda menerima panggilanku.

"Hai sayang. You ok?" Jawabnya dengan nada khawatir.

"Sangat baik Bund. I just wanna tell you something." Aku tipe orang yang tidak suka berbasa-basi.

Pandu berjalan kearah ku, duduk disebelahku dan meneguk air didalam botol yang air minum yang sengaja aku bawa untuk Pandu. Setelahnya aku menekan tanda loudspeaker.

"Katakan Queenie."

"Rencananya aku dan Pandu akan berlibur ke Sydney melewati pergantian tahun disana, tepatnya dua bulan lagi. Apa Bunda dan Dad memberikanku ijin?"

"With my pleasure dear!" Jawabnya sambil tertawa renyah. Sejujurnya aku tidak tahu kenapa Bunda bisa menjawab dan memberiku ijin dengan sebegitu gampangnya. Mengingat aku pergi hanya berdua, bersama seorang laki-laki. Meskipun laki-laki tersebut adalah tunangan ku dan dia berasal dari keluarga terhormat, tapi tidak seharusnya Bunda bersikap sebegitu santainya kan?

"Jadi Bunda ngebolehin?" Kataku memastikan.

"Ya sangat. Kalian tau, mau atau tidak kalian berbuat sesuatu diluar yang seharusnya belum layak kalian lakukan sebelum kalian terikat kata sah. Kalian tetap akan menikah awal Mei nanti. Di Bali."

Aku melongo
Pandu memasang wajah datarnya

Aku memalingkan wajahku ke Pandu. Berteriak sekencang mungkin didepan wajahnya.  "Tell me you don't know about it, Pandu Satya Nagara!" Dari ekspresi yang ditanpilkan Pandu. Aku sangat sangat sangat yakin, Pandu tahu hal ini.

"Bunda kan tau aku tidak mau menikah muda." Aku protes. Jelas aku protes. Aku menginginkan menikah diusiaku yang menginjak 25 tahun keatas bukan diusiaku yang baru saja menginjak 18 tahun.

✅️ 2. VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang