Chapter 20

10.2K 492 0
                                    



💋💋💋

Aku menyeka air mataku, beringsut dari dudukku dan naik kelantai dua masuk kamar. Aku sengaja menguncinya dari dalam. Untuk kali ini, aku benar-benar marah atas perkataan Kyla padaku.

--//--

Queen PoV

Keesokan harinya, aku bangun tidur ketika jam dinakas menunjukkan pukul 10 pagi. Mataku sembab. Menangis semalam membuatku kelelahan dan alhasil, hari ini bangunku kesiangan. Aku yakin, pasti teman-temanku meninggalkanku sendirian di villa, apalagi tipikal Kyla seperti itu. Aku bangun dari posisiku dan menuju kamar mandi.

25 menit kemudian, aku keluar dalam keadaan yang lebih fresh, beban dikepala sepertinya sedikit hilang. Aku mengambil ponsel lamaku, yang sudah ku pasangi provider lamaku. Disana banyak notifikasi masuk, salah satunya dari Bastian.

From: Bastian
Can we meet? Kuta beach right now? I'll waiting you Abi

Pesannya baru masuk sekitar 15 menit yang lalu. Aku mematut penampilanku didepan cermin. Aku mengenakan jumpsuit jeans panjang dan aku menguncir rambutku seperti kuncir kuda. Aku melangkah keluar villa dan menunggu taksi pesananku datang.

30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di kawasan Pantai Kuta. Aku mencari keberadaan Bastian yang sedari tadi aku telefon tapi tidak diangkat. Aku masih berjalan disekitaran Pantai Kuta, sesekali berhenti, kakiku memainkan pasirnya, lalu berjalan lagi mencari. 10 menit berlalu, seseorang menepuk pundak kiriku cukup keras. Aku menoleh dan mendapati Bastian berdiri disana. Shit, he still look handsome. Aku menyunggingkan seulas senyum menyambut senyuman lebar yang terpatri jelas dari tadi di wajah Bastian.

"Nice to meet you again Abi. I miss you so so so much. Let's have some fun." Bastian kemudian merangkul pundakku, dan memaksaku berjalan menyejajari langkahnya. Aku masih berfikir keras, aku harus sesegera mungkin menyelesaikan urusanku dengannya. Aku mencintai Pandu untuk saat ini, dan mungkin entah sampai kapan. Aku percaya pada satu hal lagi, Pandu tidak akan meninggalkanku sendiri dalam situasi seperti ini.

Aku dan Bastian memasuki salah satu restauran mahal disekitaran Pantai Kuta. Aku hanya memesan orange juice, sedangkan Bastian sedikit melebihi kapasitas menurutku.

"Ekhm.. I just wanna talking about our relationship Bas. We have done. We broke up." Kataku lembut, raut wajah Bastian berubah merah padam, dia marah. Aku selalu hafal perubahan mimik wajah Bastian. Bastian is my first love. Bunda pernah bercerita, bahwa cinta pertama tidak pernah berhasil, aku membuktikannya sendiri sekarang. Kisah cintaku dengan Bastian tidak akan pernah berhasil, terlebih lagi aku sudah tidak percaya padanya. Bukankah hubungan yang kuat harus dilandasi rasa saling percaya?.

"No, I won't Abigail. Don't leave me again!" Ucapnya sedikit berteriak. Dia meremas rambutnya dengan kedua tangannya. "You leave me first. I know you can do anything to me. So .." Ucapanku terhenti karena pelayan datang membawakan pesanan kami. Raut wajah Bastian juga tidak berubah, akhirnya aku memberikan senyum palsuku ke pelayan barusan. "Just stay away from me Bas. I'm really happy with Pandu. Can you don't distrube me?" Aku mengucapkannya sedikit dengan nada tinggi tapi ada yang tertahankan. Ingin rasanya aku memaki-maki Bastian karena telah tidur dengan sahabatku sendiri, tapi aku juga kasian jika melihat Bastian seperti kehilangan gairah hidupnya. Oh Tuhan, aku dilema sekarang. Bantu aku memilih salah satu dari makhluk sempurna yang kau ciptakan untukku Tuhan.

(Baca: omongan Bastian masih dalam bahasa inggris ya, anggep aja begitu)

"Aku tahu kau Abigail. Kau tidak akan melepaskan orang yang kau sayangi demi apa yang kau inginkan." Bastian masih saja ngotot kalau aku masih mencintainya. Dan menurut dia, Pandu hanya sebatas keinginanku saja. Memangnya dia pikir aku ini seperti dia, yang dengan mudahnya bermain api sebesar itu. "Kau tahu Bas, Pandu bukan hanya keinginanku! Oh my God, Pandu itu pacarku, calon tunangan dan suamiku. Bisakah kau memahami posisiku Bastian. Aku semakin lelah meladenimu. Lupakan aku. Carilah penggantiku. Aku yakin kamu masih bahagia meski tidak bersamaku."  Aku mulai sedikit frustasi sekarang. Bastian masih ngotot kalau aku mencintainya. Aku sudah tidak mengharapkan kehadirannya apalagi mencintainya, imposibble.

"Aku tidak bisa mempercayai perkataanmu jika semua yang kau katakan tidak disertai bukti." Ucapnya kekeuh. Ada bule macam begini ternyata. Ingin sekali rasanya menjambak rambut dia, menepuk jidatnya keras dan berkata aku bersungguh-sungguh mencintai Pandu dan tidak mencintainya lagi sama sekali.

"Aku permisi. Lusa malam pukul 7 malam,  datanglah kepantai sekitaran Seminyak. Aku mengadakan acara dinner disana. Kau akan lihat betapa romantisnya Pandu, dan akan aku tunjukkan ke kamu, bahwa Pandu itu memang benar calon tunangan dan calon suamiku.

Setelahnya, Queen permisi dan pergi dari sana. Meninggalkan Bastian sendiri yang masih duduk sampai sekarang di tempat duduknya. Kedua tangannya mengacak-acak rambutnya, lalu menopang kepalanya. "Bagaimanapun juga, Abigail harus tetap jadi pacarku dan malah menjadi istriku. Akan ku tunjukkan bagaimana Bastian sebenarnya."  Ucap Bastian dalam hati.

❤️💛💚
TBC

Vote dan Comment ditunggu.

✅️ 2. VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang