Chapter 16

9.7K 503 0
                                    

Seseorang menyenggol tanganku lembut. "Hai Queen" ucapnya. Aku menoleh kearah suara tadi dan "Bastian!!!" aku speechless melihat Bastian ada di hadapanku. Apa yang harus aku lakukan ? God, Help Me.

--//--

"Hai Queen. How are you?" Bastian menyapaku dengan senyuman yang selalu memabukkan. Bastian James, salah satu spesies Tuhan paling perfect menurutku. Kenapa ? Ganteng, banget. Tajir, iya. Pinter, yoi. Setia, untuk urusan yang satu ini, aku nggak tau mesti jawab apa. "Hallo! Are you hear me." Bastian menggerak-gerakkan telapak tangannya didepan wajahku. "Hm!" Aku melangkah pergi meninggalkan Bastian yang masih duduk di kursi tinggi sebelahku. Aku berjalan kearah lantai dansa, menyusul Kyla juga Gita.

Jangan tanya apakah aku bisa joget? Jawabannya iya. Saat di London, aku terkenal salah satu murid paling doyan nge-club. Tau sendiri kan kehidupan malam di London seperti apa. Tapi untuk jadi wanita ONS, aku tidak pernah mau. Karena Dad dan Bunda sudah memberi uang jajanku lebih dari cukup, 5 juta perbulan plus 1 kartu kredit dengan limit 5 juta khusus untuk belanja keperluanku. Bunda dan Dad sangat memanjakanku, makanya sampai aku besar begini mereka masih tetap mengontrol perilakuku dan kadang memberikan apapun yang menurutku tidak aku inginkan.

Aku masih menggerakkan tubuhku mengikuti irama musik DJ, Kyla dan Gita ada disebelahky. Aku menghentikan tarianku, ketika seseorang memeluk pinggangku posesif dari arah belakang. Aku memekik kaget dan sepontan menoleh kekanan ke pria mesum yang memeluk pinggangku asal. "Don't touch me jerk!!" Aku menghentakkan tangan lancang yang sedari tadi melingkari pinggangku. "Stay away! Don't say anything to me. You are a coward" aku mengucapkannya dengan suara bergetar. Semua orang yang ada diruangan ini sudah menoleh ke arahku. Satu bulir air mata berhasil jatuh membasahi pipiku.

Aku bergerak meninggalkan charlies Club. Kyla dan Gita mengikuti dibelakang. Aku menghentikan langkahku ketika aku tau, Bastian sudah tidak mengejarku. "Oke. Bisa bicara ke gue? Lo kenal sama cowok tampan tadi?" Suara Kyla membuatku menoleh kearahnya. "Ky mungkin nanya lo ntar dulu deh, tuh Bli Made ngejemput kita. Sorry gue nyuruh Bli Made jemput, gue khawatir sama Queen." Gita berhasil membuat Kyla gagal menginterupsi. Setelahnya, aku dan kedua temanku ini masuk ke mobil kembali ke villa.

--//--

Aku mengerjapkan mataku, turun dari ranjang dan berjalan kearah balkon. Duduk disalah satu kursi nyaman yang ada di balkon kamarku. Kepalaku kembali mengingat kejadian semalam saat di club.

KACAU

Mungkin hanya 1 kata itu yang bisa mewakili perasaaanku saat ini. Terlampau kacau mungkin. Aku sama sekali tidak mengharuskan seseorang tinggal jika memang karena terpaksa tinggal. Aku lebih memilih hancur dengan keterbukaan dan kejujuran daripada hancur dengan kebohongan.

Setia, aku bicara setia. Seseorang yang tidak bisa memegang janjinya, dan bertahan dengan 1 orang pilihannya hanyalah seorang pengecut, Entah apa, bagaimana, atau mengapa.

Bukankah seseorang tidak bisa asal datang dan pergi dalam kehidupan seseorang yang lain ?

Aku percaya akan 1 hal sekarang, KEBAHAGIAAN itu MAHAL.

❤️💛💚
TBC

✅️ 2. VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang