Chapter 24

9.7K 487 2
                                    

First, thank you so much for 3K 😘
thanks for vote & comment

So emm happy reading

--//--

Brakk

Aku terlonjak kaget, Pandu juga melepaskan pelukannya seketika. Kami berdua menoleh kearah asal suara tadi, pintu kamarku terbuka paksa, oleh kelakuan Kyla dan ketiga temanku. Mereka ber empat memandang bahagia kearah kami, lalu kami tertawa bersama-sama. Entah kenapa.

--//--

Keesokan harinya, diacara pertunangan Queen dan Pandu..

Queen PoV

Aku dan Pandu berdiri didepan puluhan pasang mata. Aku dan Pandu sudah terikat status bertunangan sekarang. Aku tidak pernah berfikir akan menikah mudah, tapi entahlah. Bunda dan Dad datang menyusul kita diBali. Katanya untuk menggelar presepsi pertunangan. Bayangkan saja, jika hanya bertunangan saja bisa semewah ini. Bagaimana jika kami menikah nanti? Mungkin akan ada acara 7 hari 7 malam. Oke fix lebay.

Disini banyak rekan bisnis Daddy maupun kak Pranda yang datang keacara ini. Banyak pula teman-teman Pandu yang rata-rata anak dari teman-teman papanya. Salah satunya, Raquel. Gadis dengan warna rambut putih keabu-abuan tersebut sedari tadi mengganggu obrolan ringanku dengan Pandu.

Aku dan Pandu duduk disatu-satunya set meja bundar yang masih kosong. Keempat temanku sedang menikmati jamuan makan malam dengan sesekali canda tawa yang terdengar dari sini. Raquel, gadis itu kini duduk dikursi kosong sebelah Pandu. Apa dia tidak tahu, Pandu baru saja bertunangan. Jengkel sekali rasanya melihat gadis lain mendekati tunangan kita.

Raquel sedari tadi terus mengajak Pandu berbicara, aku tidak hanya asal menebak, tapi aku tau pasti Pandu sebenarnya malas meladeni pertanyaan basa-basi dari Raquel. Aku terus melihat tingkah Pandu tanpa memperhatikan sekitar. Seseorang menepuk pundakku pelan. Aku menoleh dan mendapati Bastian berdiri disana, dia menyunggingkan senyum masamnya. Aku berdiri dan tersenyum selebar mungkin kearah Bastian. "You can see Bas, i'm not playing a game with Pandu. Pandu is my fiance. Please stay away" kataku pelan dan terus melihat kearah matanya. Aku tau ada kekecewaan disana.

Bagaimanapun juga, Bastian adalah mantan pacarku. Aku harus tetap baik meski dia sempat melukai.

Aku hanya sedang mencoba berdamai dengan luka, meskipun itu terasa sangat mustahil.

Adakah diantara kalian yang bisa berdamai dengan luka? Aku rasa hanya orang yang memiliki iman yang sangat kuat yang bisa berdamai dengan luka.

Aku yakin, semua orang punya luka. Luka yang membekas jauh didalam diri.

"But you can't do it to me Abigail, please" katanya pasrah. Aku sudah tidak menaruh apapun terhadap Bastian, bahkan insting kasianku terkadang tidak peka jika menyangkut Bastian.

Aku menggelengkan kepalaku, lalu menoleh kearah Pandu. Pandu menatap ku, sedari tadi dia sepertinya sudah menonton adegan yang diperankan olehku dan Bastian. Raquel sudah tidak ada disana, entah hal apa yang membuatnya pergi. Aku menatap Pandu teduh, aku ingin sekali berteriak pada Pandu supaya dia peka dan menghampiriku sekarang. Aku ingin Pandu memperingatkan Bastian bahwa aku adalah miliknya.

Aku masih menatap Pandu, Tapi aku melongo seketika. Emm lebih tepatnya, aku speechless. Pandu berdiri dan pergi melewatiku dan Bastian berdiri, dia pergi menjauh.

❤️💛💚
To Be Continue

✅️ 2. VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang