Dara POVMatahari pagi mulai mengeluarkan sinarnya. Aku terbangun, dengan air mata masih membasahi pipiku, alarm ku juga mulai berbunyi dan membuat suara berisik menusuk pendengaran. Segera ku matikan suara yang membuatku harus mengakhiri tidur panjang dihari itu.
Ku lihat jam yang terletak disamping tempat tidur, tepat pukul 6 pagi. Mataku membulat, sudah pukul 6 pagi dan aku masih belum bersiap-siap untuk sekolah. Aku pun bergegas bangun dari tempat tidur.Hari ini, adalah hari pertama masuk sekolah, setelah libur semester. Ku pikir, aku tidak akan terlambat dihari pertama, tapi ternyata aku salah. Ketika sampai didepan gerbang, aku melihat gerbang sudah ditutup oleh satpam. Dengan sangat terpaksa, aku harus melakukan cara 'itu' lagi. Ya, aku hanya menggunakan cara 'itu' beberapa kali saat aku terlambat.
Aku berlari menuju pintu rahasia yang sering digunakan anak-anak yang terlambat. Pintu itu terletak dibelakang sekolah dekat dengan perpustakaan. Tidak banyak yang mengetahui pintu rahasia itu, karena jika banyak yang mengetahuinya, pintu itu pasti akan ditutup oleh para guru.
Sesampainya didepan pintu, aku bergegas membuka gagang pintu dan mengendap-endap masuk kedalam. Ku lihat suasana disana sangat sepi, daerah ini memang sepi, karena dekat dengan perpustakaan, dan juga hanya beberapa siswa-siswi serta guru yang melewati tempat ini.
Dengan hati-hati, aku melangkahkan kaki menuju kelasku. Melewati perpustakaan yang terkadang terlihat angker karena jarang dikunjungi para penghuni disekolah.
Didepan perpustakaan,aku masih berjalan dengan hati-hati takut ada orang yang melihatku terlambat hari ini. Aku mulai merinding ketika ku rasakan seseorang berjalan mendekatiku. Aku tidak berani menoleh karena kemungkinan seseorang itu adalah 'sosok itu' lagi. Tiba-tiba, aku merasakan seseorang itu memegang bahuku, aku tersentak. Dengan perlahan, aku mulai menoleh.
"Ngapain lo lewat sini? Bukannya bel masuk udah bunyi sejak 20 menit yang lalu? Jangan-jangan lo telat ya?" kata seseorang yang memegang bahuku tadi. Aku memberanikan diri untuk menoleh.
Ternyata bukan 'sosok itu' yang berada didepanku sekarang. Dia hanyalah siswa laki-laki yang tidak ku kenal. "Emm..anu..itu..gu gue..tadi mau keperpus. Iya, iya gue mau keperpus."*****
Kini, aku sudah berada dikelasku. Kelas 11 IPA 2. Hari ini, adalah hari yang membosankan, karena tidak ada yang bisa aku lakukan. Hari pertama ditahun ajaran baru memang tidak banyak kegiatan, terutama untuk kelas 11 dan 12.
Aku hanya duduk sambil memainkan ponselku, dua temanku yaitu Resi dan Melia sedang menjadi panitia dalam kegiatan MOS untuk kelas 10 yang baru masuk. Sedangkan Icha hanya duduk disampingku sambil membaca novel.
Dikelas ini, aku hanya memiliki 3 teman yang menurutku cukup baik untukku. 3 teman, bukan berarti aku menganggap semua yang ada dikelasku adalah musuhku. Maksudku dari semua teman yang ku punya, hanya mereka bertiga yang benar-benar dekat denganku. Mereka bertiga adalah temanku sejak aku duduk dibangku kelas 10.
Meskipun mereka bertiga adalah teman dekatku, bukan berarti mereka selalu bersamaku kemana saja aku pergi. Aku lebih senang melakukan apapun sendiri daripada harus merepotkan mereka. Apalagi sejak dia telah tiada, aku semakin banyak sendiri. Biasanya, ketika aku ingin sendiri, dia selalu muncul tiba-tiba dan menemaniku walaupun terkadang aku sering mengusirnya. Sejak dia tiada, aku semakin menyukai kesunyian, kesendirian, ketenangan. Entah sampai kapan aku harus seperti ini, tenggelam dalam kenangan yang bahkan membuatku meneteskan air mata jika aku mengingatnya.Keadaan dikelas sangat ramai, karena tidak ada guru yang masuk untuk memberikan pelajaran. Tiba-tiba saja, dari luar kelas Andi berlari, dengan nafas yang masih tak karuan, ia berteriak "woiii ada bu Eli, mau kesini. Bareng sama anak laki-laki. Kayanya murid baru."
Semua murid perempuan dikelas ini langsung berteriak histeris ketika Bu Eli masuk kedalam kelas dengan membawa seorang anak laki-laki seumuran kami. Aku tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan teman-teman sekelasku, yang ku lakukan hanyalah mendengarkan lagu menggunakan earphone biru kesayanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
A-Dara
Teen FictionAdara, seorang gadis remaja yang selalu baik kepada semua orang, ceria setiap harinya, dan memiliki wajah yang cantik. Tetapi, semua itu berubah semenjak ia kehilangan cinta pertamanya, menjadi gadis yang cuek, dingin, dan suka menyendiri. Apalagi b...