7. kembali lagi.

32 1 0
                                    

Sejak hari bertemunya Dara dengan Alvin, Dara merasa semakin tertekan. Alvin selalu menemuinya dikelas, bahkan saat perempuan itu akan pergi menuju toilet, Alvin juga mengikutinya.

"Dar, dara." panggil Alvin ketika Dara baru saja keluar dari toilet.

Dara yang mendengar suara Alvin segera berjalan meninggalkan pemilik suara itu. Iya hanya tidak ingin berbicara lebih banyak dengan Alvin.

Tiba-tiba, sebuah tangan menahan tangan Dara. Ia menghentikan langkahnya, dan berbalik, melihat seseorang yang menahan tangannya.

"Mau lo apa sih?." suara Dara akhirnya keluar dari mulutnya.

"Gue cuma mau kita ngomong Dar. Gue cuma mau kita kaya dulu. Lo kira, gue nggak kehilangan Niko? Lo kira gue bakalan seneng gara-gara Niko udah nggak ada? Lo salah besar Dar. Gue itu sahabat Niko. Gue nggak mungkin sejahat itu."

"Tapi, dulu lo ninggalin dia. Dulu lo kemana aja pas Niko dipukulin sama anak-anak sekolah tetangga? Lo ingat Vin? Yang bikin Niko dipukulin sama anak-anak itu lo! Lo tau Vin, Niko udah berkorban buat lo, dan lo kemana saat itu?." hampir saja tangis Dara pecah saat mengingat kejadian Niko yang dipukuli oleh anak-anak dari sekolah tetangga.

"Lo harus dengerin penjelasan gue dulu Dar." jawab Alvin.

"Penjelasan apa? Lo tau seberapa babak belurnya Niko saat itu? Syukurnya, gue dan kak Reza ngeliat kejadian itu. Gue yakin, kalo gue dan kak Reza nggak ada saat itu, mungkin Niko bakalan lebih parah lagi keadaannya dibandingin itu."  akhirnya air mata Dara lolos keluar dari matanya.

"Maafin gue Dar. Gue tau, gue salah. Saat itu, gue mau balik bareng Niko. Tapi, ada kakak kelas yang nahan gue. Dia bilang kalo dia ada urusan sama gue. Dan dia juga nyuruh Niko buat duluan dan ninggalin gue."

Alvin menarik napasnya dan melanjutkan penjelasannya tadi.

"Awalnya Niko nggak mau, dia masih mau nungguin gue dan balik bareng gue. Tapi kakak kelas itu ngancam Niko. Dia bilang, kalo Niko nggak pulang sekarang, dia bakalan mukulin gue. Akhirnya Niko pulang duluan, dan gue masih sama kakak kelas itu. Ternyata pas gue udah sampe dirumah, gue dapet kabar dari nyokap kalo Niko dipukulin."

"Sumpah gue nyesel banget saat itu Dar. Gue nyesel banget. Gue nggak ada niat buat bikin Niko babak belur. Gue bahkan nggak tau itu bakalan terjadi Dar."


Kini, Dara tahu. Jika Alvin bukanlah satu-satunya orang yang bersalah disini. Dara sudah salah paham mengenai kejadian waktu itu.

"Bisa kan kita sahabatan kaya dulu lagi Dar?." mohon Alvin kepada Dara.

Dara hanya diam.
Jujur, ia sangat merindukan sahabatnya ini.

"Gue minta maaf karena udah bikin kesalahan yang berujung gue ditinggalin sama kalian, sahabat gue. Tapi gue janji Dar. Gue bakalan ngejaga lo kaya Niko ngejagain lo."

Tanpa menunggu lama, Alvin memeluk Dara tiba-tiba. Dara yang saat itu masih terkejut, hanya diam tanpa membalas pelukan Alvin.

"Gue janji Dar, gue nggak bakal ninggalin lo lagi." bisik Alvin.

Dara tersenyum samar.

Dari kejauhan, nampak sepasang mata coklat memperhatikan kedua sahabat yang sedang berpelukan.

'Kenapa rasanya sakit banget sih!.' gumam sang pemilik sepasang mata coklat yang memperhatikan Alvin dan Dara dari kejauhan.

********

A-DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang