8. Pernyataan Nata

28 2 0
                                    

Dara POV

Aku berjalan menuju rumahku seusai membeli makanan disebuah minimarket depan komplek perumahanku. Sebenarnya, aku sangat anti keluar pada malam hari, apalagi jika harus berjalan kaki seperti ini.

Kalian tahu? Meskipun aku sudah terbiasa melihat hal-hal berbau mistis, tapi tetap saja kadang aku merasa risih.
Seperti sekarang, salah satu dari mereka telah berdiri dihadapanku. Menatapku sambil menangis. Aku tak tahu mengapa mereka memiliki raut wajah yang berbeda-beda. Ada yang senang, sedih, bahkan ada yang raut wajahnya menggambarkan amarah yang amat besar.

Beberapa dari mereka adalah penunggu pohon-pohon besar disekitar rumahku, atau penghuni rumah kosong disekitar sini.
Kadang mereka sering usil dengan menampakkan wujud mereka pada orang-orang yang berjalan dimalam hari seperti aku sekarang. Bahkan sebagian dari mereka ada yang ingin menjadi temanku atau meminta tolong kepadaku. Dalam situasi seperti itu, aku hanya bisa diam dan meninggalkan mereka seolah-olah aku tak melihat mereka.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya aku sampai dirumahku.
Seperti biasa, rumahku selalu sepi karena aku hanya tinggal bersama orang tuaku dan Bi Siti. Dan sekarang, hanya ada aku dan Bi Siti karena orang tuaku pergi keluar kota mengunjungi nenek.

******

Kini, aku berdiri dibalkon kamarku sambil memandangi langit yang penuh bintang pada malam itu.
'Nik,apa lo liat gue dari atas sana? Gue kangen lo Nik. Gue kangen banget..coba lo liat..sekarang rumah gue sepi. Biasanya lo yang nemenin gue kalo nyokap sama bokap nggak ada dirumah..tapi sekarang gue sendiri Nik.' Gumamku sambil menatap bintang yang bersinar dilangit.


Handphoneku berdering. Sebuah panggilan dengan nomer tak dikenal tertera pada layar handphoneku.
Dengan ragu, aku mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, ini siapa?"

"......."

"Ngapain lagi sih? Nyokap sama bokap gue nggak ada dirumah. Udah ya gue sibuk."

Aku mematikan panggilan itu. Siapa lagi jika bukan Nata. Dia mengajakku pergi malam ini, tetapi aku menolak karena aku memang sedang malas untuk keluar rumah.

Tiba-tiba suara ketukan pintu membuatku berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Non Dara, dibawah ada temen non Dara, cowo cakep non" kata Bi Siti sambil tersenyum.

"Siapa bi?"

"Siapa ya namanya bibi lupa..Nat..Nat..Nata. Iya Nata namanya non."

Aku terkejut akan kedatangan Nata yang tiba-tiba seperti itu.

"Yaudah bi, suruh tunggu aja."

Aku menutup pintu kamar dan bergegas turun kebawah.

"Ngapain lo malam-malam kesini? Nggak ada kerjaan?" Tanyaku ketus.

Nata menjawab dengan santai "Gue bosan dirumah. Kan tadi gue udah ngajak lo buat jalan. Yaudah lo siap-siap deh sana. Lagian gue juga udah izin sama nyokap lo kok. Dan nyokap lo ngebolehin."

Aku tambah terkejut saat Nata mengatakan sudah meminta izin kepada mama.

"Lah kok bengong sih? Ayo sana siap-siap. Ntar kita kemaleman."

"Kalo gue nggak mau jalan gimana?."

"Yaudah gue paksa aja." Nata langsung berdiri, menarik tanganku, dan membawaku keluar.

"Apaan sih. Gue kan nggak mau jalan. Gue malas." Kataku sembari melepaskan gandengan tangannya.

"Lagian lo lama amat. Tinggal bilang iya apa susahnya sih. Heran gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A-DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang