Five

121 33 9
                                    

Key pov

Hari telah berganti. Matahari telah datang untuk menggantikan tugas sang Bulan. Aroma khas pagi haripun sudah tercium. Alarm waktu telah berdering menandakan seseorang harus bangun untuk menjalankan aktivitasnya.

Seperti diriku, aku terbangun ketika alarm yang kemarin malam aku pasang berbunyi. Segera ku lihat jam yang tercantum pada layar ponsel putihku.

Akupun bergegas menuju kamar mandi karena kemarin malam belum sempat mandi. Jangan tanya bauku seperti apa. Tapi baru saja akan melangkah, indra penciumanku merasakan bau yang harum, aroma ini menyeruak ke seluruh isi kamar. Hmm seperinya coffee, tapi aku tidak membuatnya?

Tok tok.. 

Layanan hotel. Terdengar suara dari luar. Ah pagi-pagi gini udah ganggu orang aja. Baiklah aku berjalan hendak membukakan pintu.

"Waahh coffe?" Tanyaku kepada pelayan yang tengah berada di depanku sembari memberikan coffe panas. Perfect, pagi-pagi, musim dingin, coffe panas.

"Yes, do you like coffe?" Ujar pelayan itu seraya menyodorkan secangkir coffe padaku.

"Aha, thankyou" ujarku seraya menerima coffe itu. Pelayan itupun pamit pergi seraya merunduk, akupun membalasnya.

♥♥♥

Ah..begitu tenangnya pagi ini. Aku duduk tenang di kursi dekat jendela kamar. Pemandangan seluruh Kota London terlihat dari sini. Juga Sungai Thames terlihat seperti membelah Kota London.

Oke kita lihat akan kemana kita hari ini. Kulihat daftar tempat yang ingin aku kunjungi selama 5 hari di London. Emm sepertinya Big Ben pilihan tepat.

Segera kubuka Google Map yang ada di ponselku. Ternyata Big Ben terletak di Parliament House, dan ternyata itu di pinggiran Sungai Thames. Tapi kenapa kemarin aku tak melihatnya? Ah mungkin karena tidak fokus saja kemarin.

Udah ah, aku terlupa kalau belum mandi. Akupun berjalan ke arah kamar mandi berpintu putih itu.

Setelah siap dengan kemeja putih panjang yang kumasukkan ke dalam jeans warna hitam. Tak lupa kupakai jaket tebalku untuk melindungi hawa dingin dan kupasang sepatuku. Memang sudah tidak deras lagi saljunya, tapi tetap dingin kan?

Setelah mengunci pintu, kulangkahkan kakiku menuju receptionis. Ya aku akan memesan taxi di sana, karena aku tidak memiliki kartu nama perusahaan taksinya. Yang aku miliki malah kartu nama lelaki yang ku tak tahu namanya itu.

Saat ini aku sedang berada di dalam lift. Hening, hanya berdua. Aku berada satu lift dengan seorang perempuan cantik. Pakaiannya modis sekali, aku seperti pernah melihatnya. Tapi tidak tahu lagi, model mungkin. Kami berada pada lift dalam keadaan hening, tidak ada percakapan walaupum hanya perkenalan. Astaga, kapan ini berakhir? Aku sudah tidak kuat dengan kegaringan ini.

Ting!

Syukurlah kami sudah sampai di lantai dasar. Perempuan itu sudah mendahuluiku pergi. Akupun segera melangkahkan kakiku ke receptionis.

"Morning Mrs. Key" sapa pelayan receptionis itu seraya tersenyum. Aku heran, kenapa dia tahu namaku? Apa lelaki itu yang memberi tahu? Tapi kan dia tidak tahu namaku? Wah pelayanan yang ramah.

"Morning. Mau pesan taxi bisa?"

"Baiklah, sebentar"

Sembari menunggu pelayan itu menelepon taxi, akupun duduk di kursi tamu seraya menonton televisi yang menyajikan acara pagi.

"Maaf nona, taxi yang kami punya berhalangan" ujar pelayan itu.

"Emm...yang lain tidak bisa kah?" Tanyaku memastikan. Masa sih tidak ada semua?

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang