Ken pov
Aku tengah mondar-mandir karena memikirkan sesuatu. Sesekali kulirik wanita yang duduk manis di sofa ruanganku. Dia Rossa. Ia kembali untuk membicarakan sesuatu. Ternyata ia meminta untuk kembali menjalin hubungan denganku. Alasannya simple, karena dia sudah bosan dengan lelakinya.
Aku tidak tahu sejak kapan ia jadi begini. Dulu dia adalah wanita yang manis. Apa memang dari dulu ia seperti itu? Atau hanya aku saja yang tidak menyadari? Aku memang terlalu buta olehnya.
Kulirik dia hanya tersenyum memandangku. Memang aku masih mencintainya. Oh tidak, aku tidak tahu. Aku masih mencintainya atau tidak. Jika disuruh kembali padanya. Aku memilih tidak. Tapi aku bingung.
"Bagaimana Ken? Aku tahu kamu masih mencintaiku" ujarnya sambil tersenyum manis. Tidak, senyumnya tidak lagi manis, mengerikan. Aku mengacak rambutku frustasi.
"Aku tidak akan mau kembali lagi padamu. Segitu mudahnya kau memutuskan hubungan" ujarku dengan menatapnya serius. Kulihat rahangnya mengeras. Aku tahu ini adalah pertama kali baginya ditolak oleh pria. Mangkanya ekspresinya terkejut.
"Kenapa? Apa kamu sakit hati waktu itu?" Tanyanya bertubi. Ia kemudian terdiam sejenak untuk berfikir.
"Ohh aku tahu. Itu pasti karena perempuan itu kan?" Lanjutnya lagi. Aku terkejut. Perempuan mana? Jangan bilang yang ia maksud adalah Key. Ayolah Man, dia memang menarik. Tapi aku belum mencintainya.
"Apa maksudmu Key?" Tanyaku ragu.
"Siapalah namanya. Yang terpenting dia kan?"
"Itu bukan urusanmu" ujarku dingin. Aku sudah muak dengannya.
"Tentu urusanku" jawabnya membentak. Fuck! Fuckin girl! Umpatku dalam hati. Cukup, aku muak.
Kuangkat ponselku di dekat telinga. Ya, aku sedang menelpon seseorang.
"Jawab Ken! Apa karena dia?" Desaknya lagi. Rossa Nelson, aku muak dengan suaramu. Itu membuatku pening.
Tak lama security datang dan menangkap Rossa. Ia terkejut ketika dua security itu meyeretnya keluar.
"Hei! Apa-apaan ini? Ken! Apa yang kau lakukan?" Teriaknya. Aku hanya bisa tersenyum miring melihatnya.
"Pergilah"
♥♥♥
Author
Key tengah memandang bayangan seseorang di depan cermin. Siapa lagi kalau bukan bayangan dirinya sendiri. Ia tengah bersiap untuk melihat festival kembang api di London Eye. Dan sudah pasti ia akan berangkat bersama Ken.
Key duduk di sofa sembari mendengarkan musik dari Ipod-nya. Sudah satu jam ia menunggu kedatangan Ken. Ada perasaan khawatir yang berkecamuk dalam benaknya. Entahlah. Apakah urusannya sangat rumit? Sehingga ia lupa janjinya, pikir Key saat itu. Ia sudah berusaha mengerti dan sabar.
Sepertinya Ken lupa. Keypun memutuskan untuk merebahkan badannya di kasur king size-nya. Ia memang kecewa, sangat kecewa. Mengingat Ken telah berjanji padanya
"Hei bangun nona! Apa dirimu melupakanku?" Sayup-sayup Key mendengar teriakan seseorang di balik pintu kamarnya. Itu membuat ia terbangun dan menyadari sudah satu jam ia tertidur.
Sepertinya itu suara Ken. Pikir Key. Iapun berjalan hendak membuka pintu sembari menyiapkan berbagai sumpah serapah yang akan ia lontarkan begitu melihat wajah tampan Ken.
Cklek!
"Kenapa kamu datang ke sini? Aku pikir kamu akan membatalkan janjimu. Sudah pergi saja sana. Tidak usah mengurusiku. Dan terimakasih sudah mengajakku jalan-jalan selama ini. Oh iya aku punya kabar gembira buatmu. Besok aku akan meninggalkan London. Rencananya sih aku akan ke Paris, temanku sudah mengurusi tiketnya. Kamu suka kan? Jadi kamu tidak perlu repot-repot mengajakku jalan-jalan. Aku tahu kamu keberatan kalau aku lama-lama di sini" cerocos Key panjang lebar membuat Ken harus menghela napas panjang.
Ken memegangi pundak Key untuk mensejajarkan posisi mereka sekarang. Ditatapnya lekat wanita di hadapannya itu. Sebelum berbicara ia menarik napas secara perlahan dan menghembuskannya.
"Hei, siapa bilang aku lupa?" Tanyanya lembut.
"Kataku lah. Lihat ini sudah jam berapa? Pasti sudah habis kembang apinya" ujar Key sebal. Ken tertawa pelan mendengar perkataan Key.
"Siapa bilang sudah habis. Ini mah belum mulai" ujar Ken santai sembari melepaskan eratan tangannya.
"Are you kidding me? Yang benar saja, ternyata aku salah" pekik Key spontan saat mendangar kalimat yang dilontarkan Ken.
"No, im serious. Udah ah buruan siap-siap"
"Oke"
Key melesat menuju kamarnya untuk mengambil sling bag yang tadi ia taruh di sofa. Tak sampai satu menit ia sudah berada di hadapan Ken yang sedang memainkan ponselnya. Terlihat ia terkejut dengan kedatangan Ken.
"Lho, udah?" Ken heran. Tidak seperti cewek biasanya. Ia selalu menghabiskan waktu lama untuk menunggu Rossa bersiap dulu.
"Udah"
"Gak dandan?"
"Ngapain? Udah kali tadi"
♥♥♥
Mereka telah sampai di London Eye untuk menyaksikan festival kembang api yang memang sudah menjadi jadwal rutin setiap tahunnya.
Tampak jutaan manusia yang memenuhi kawasan London Eye itu. Tujuan mereka semua sama, yaitu untuk menyaksikan berbagai jenis kembang api akan memenuhi langit London.
"Ken ramai sekali" ujar Key dengan berteriak karena teredam suara hiruk pikuk masyarakat.
"Hmm.. kamu mau naik itu" ujar Ken seraya menunjuk London Eye yang menjulang tinggi dihiasi lampu yang mengitarinya. Tangannya telah menggenggam tangan Key, agar perempuan itu tidak hilang mengingat betapa ramainya tempat ini.
"Mau" seru Key antusias, matanya berseri-seri.
"Tapi kita gak bisa naik" ujar Ken yang dingin. Seketika Key menoleh dan memberi tatapan tidak percaya.
"Kenapa? Kamu tadi nawarin aku" Key mendengus sebal.
"Aku gak nawarin kamu. Kan aku cuma tanya. Lagian lihat tuh antriannya panjang, capek tahu"
Key lagi-lagi kesal dengan lelaki yang telah jadi temannya itu. Pasalnya bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Bahkan hari pertama ia kenal Ken, ia sudah menjadi korbannya.
"Lepasin tangan aku. Ngapain sih pegang-pegang? Modus ya?" Ijar Key seraya menepis tangan kiri Ken yang sedari tadi menggenggam tangan kanan Key.
"Terserah. Aku cuma mau ngomong di sini berbahaya. Kamu bisa hilang, terus di sini juga banyak copet" Ken memperingatkan Key dengan dingin. Key hanya berdecak.
"Gak peduli"
Dasar perempuan menyebalkan. Batin Ken mengelus dada, baru kali ini ia menemukan spesies yang seperti Key.
Ken pov
Keras kepala memang makhluk satu ini. Lihat, baru lima menit yang lalu aku peringati. Eh sekarang dia sudah menghilang.
Kucari dia di sembarang tempat. Sangat susah mencari seseorang di tempat ramai seperti ini, apalagi berdesak-desakan membuat tidak bisa bernafas.
Astaga, ke mana sih dia? Kok udah jauh? Kok begitu gampangnya dia melewati orang-orang ini? Oh aku melupakan kenyataan kalau tubuhnya mungil, jelas gampang ia menerobos.
Sudah kukelilingi kawasan ini, tapi tidak ketemu juga. Oh ada satu tempat yang belum aku kunjungi. Kenapa aku bisa lupa sih? London Eye. Iya London Eye.
Segera kupercepat lariku. Dan benar saja, dia tengah mengantri untuk menaiki wahana itu. Keras kepala memang.
Tapi, lihat lelaki itu! Kenapa dia merepet ke Key? Dan Key tidak menyadari? Wah selain keras kepala ternyata ia juga tidak peka.
Wait! Tunggu
Hai! Kok makin absurd ya? :'vv yang penting vote aja deh :vv eh aku mau kasih informasi nih :vv With You bakal update lima hari lagi :'v soalnya aku mau liburan :vv jan pada ngiri ya :v okelah jan lupa vote dan comment dibutuhkan buat naikin rating ;vv salam cantik :**
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
RomanceMemang benar kata orang bahwa cinta datang tanpa disangka. Siapa yang menyangka jika sebuah taksi bisa mempertemukan dua anak manusia. Mereka adalah Ken dan Key. Key terpaksa menjalani hari-harinya bersama Ken karena kecerobohannya. Dan karena hal i...