Nine

109 27 11
                                    

Author

Sudah hampir tiga puluh menit Key berada di sini. Di bawah pohon cemara yang berdiri kokoh di samping kincir raksasa.

Berkali-kali ia menggigit bibir bawahnya sendiri. Jelas dari raut wajahnya, bahwa ada perasaan khawatir yang berkecamuk dalam benaknya saat ini.

Ia tengah menunggu kedatangan pahlawannya, Ken. Yang sedang berjuang menangkap lelaki pencuri tasnya. Untungnya tadi Ken datang dan dengan sigapnya berlari mengejar pencuri itu.

Tetapi satu yang dikhawatirkan perempuan itu. Yaitu keselamatan Ken. Ia takut pencuri itu akan melukai Ken. Ia tak ingin hal itu terjadi.

♥♥♥

Dengan napas ngos-ngosan, Ken datang menggampiri Key yang tengah menunduk menatap tanah yang dipijaknya

"Gimana?" Ken menghela napas terlebih dahulu dan mengusap rambutnya sendiri. Kini ia menatap tepat di manik hazel Key.

"Aku tidak berhasil. Ia berhasil melarikan diri"

Key mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana tidak, di dalam tasnya terdapat surat-surat penting. Dipastikan ia tidak akan bisa kembali ke Indonesia, dan ada kemungkinan ia akan jadi gembel di Kota ini.

"Sudahlah ikhlaskan saja.emang siapa suruh gak nurut sama aku?" Ken juga mulai emosi. Mengingat karena perempuan inilah ia hampir tertabrak mini bus tadi.

"Ia Ken maaf. Tapi Ken, di situ ada passport, ktp, atm, sama surat-surat yang lain. Aku tidak yakin bakal bisa pergi dari negara ini. Mungkin besok aku akan jadi gelandangan. Karena besok aku sudah harus check out dari hotel Ken" setetes demi setetes air telah membasahi pipi mulus Key. Ia terisak sambil sesekali mengusap air matanya kasar. Ken hanya bisa menatap temannya itu prihatin.

"Boleh pinjam bahunya?" Key bertanya sembari sesenggukan. Ken mengangguk kecil seraya tersenyuk simpul. Key menangis di atas bahu Ken.

"Nangis aja terus sampai kamu ngerasa enakan. Asal jangan ninggalin ingus di baju aku" ujar Ken sembari mengelus punggung perempuan itu. Key mendongak menatap Ken dan mengatakan...

"Percuma ingus aku udah banyak di baju kamu" srroott! Key mengeluarkan ingusnya menggunakan pakaian Ken yang ia jadikan seperti tisu, otomatis membuat Ken terkejut.

Untung lelaki itu tidak marah meski ingus Keg sudah menempel sempurna di bajunya. Lelaki itu mengusap bahu Key penuh makna. Ia tidak tega dengan perempuan ini. Meskipun dia menyebalkan, tetapi tetap perempuan kan? Dan setahu Ken, perempuan itu rapuh.

"Sudahlah, kamu bisa menginap di apartemen aku"

Key menghentikan isakannya, mengusap air matanya kasar. Dan memandang tepat di manik coklat Ken, meneliti apakah lelaki itu akan berbohong untuk yang ketiga kalinya. Dan ternyata tidak ada raut kebohongan di sana.

"Emang kamu punya apartemen?"

"Jelaslah, aku punya"

"Baiklah, aku akan menginap selama satu hari" Ken tersenyum penuh arti.

"Selama yang kamu mau"

"Terimakasih Ken"

♥♥♥

Dengan dibantu Ken, Key mengemasi barang-barangnya. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju receptionis yang terletak di lantai bawah untuk check out.

"Serius kan kamu mau nampung aku?" Tanya Key di saat mereka berdua dalam perjalanan ke apartemen yang mereka tuju.

"Astaga Key, harus berapa kali aku katakan huh? Tenang aja aku gak akan ngerjain kamu lagi mpff" Ken sedikit menahan tawa membuat Key mendelik menatap lelaki di sampingnya.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang