Ken pov
Tanpa kusadari, seulas senyuman tergampir di bibirku. Seringkali tingkahnya yang pecicilan justru membuatku tersenyum simpul tanpa kusadari. Dia berbeda, dia unik, dia spesial.
Entah apa yang membuatku menganggapnya spesial. Atau mungkin karena tingkahnya yang selalu membuatku senang? Atau karena parasnya yang unik tapi cantik? Entah.
Aku tak sadar sejak kapan aku memikirkannya. Dan tanpa kusadari pula, perempuan itu tengah menatapku dengan tatapan heran dari kaca spion. Akupun membalas tatapannya dengan senyuman andalanku.
"Sudahlah, naik." Sudah tidak tega rupanya aku.
Ia memasuki mobil dengan wajah kusut. Kemudian ia menatapku penuh selidik. Sudut matanya mulai meruncing. Sepertinya ia mulai menyadari kebohonganku. Astaga aku tidak tahan bertatap muka dengannya.
"Kamu mengerjaiku" ujarnya tajam tanpa ekspresi. Gimana ini? Aku tidak bisa menahan tawaku terlalu lama.
"Bhaahahaha" keluar sudah. Aku ngakak sepuasnya. Namun yang kulihat ada kemarahan di matanya. Gawat!
"Kamu jahat!" Key mulai menangis. Astaga, aku tidak mengetahui kenyataan kalau ia sangat cengeng.
"Aku hanya bercanda." Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus memberinya balon kotak?
"Aku benci kamu. Ternyata kamu tidak berubah, kamu tetap menyebalkan. Kamu tahu aku tidak kuat tahu gak" cerocosnya. Lihat, dia memukuli bahuku. Ternyata pukulannya ngena juga.
Key pov
Sial! Ternyata dia mengerjaiku. Pantas saja ada yang aneh. Sebelumnya kan mobilnya baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba mogok? Memang dia itu tetap hanyalah seorang lelaki menyebalkan.
Rasakan, pukulanku kuat kan? Tapi kenapa dia malah cengengesan? Udah ah, bad mood kan jadinya.
Aku menghentikan aksi pukulku lalu melipat kedua tangan di depan dada. Dia juga berhenti cengengesan dan mulai menjalankan mobilnya.
"Maaf ya pretty" ujarnya. Namun tidak kugubris. Buat apa meladeni dia. Walaupun dia memanggilku pretty, aku tidak peduli.
"Baiklah, tapi kamu harus mengabulkan semua permintaanku hari ini" ujarku. Kulihat dia terkejut mendengarnya. Biar saja, salah sendiri mengerjaiku.
"Yang benar saja, mana mungkin aku mengabulkan semua permintaanmu" ujarnya. Dia kembali memfokuskan pandangan pada jalanan lurus.
"Kalau begitu aku tidak akan memaafkanmu tuan Ken. Turunkan aku di sini saja" ujarku sambil melipat tangan di depan dada. Yang benar saja, mana mungkin aku mau turun di tempat sepi seperti ini. Aku yakin pasti sangat susah mencari taxi di tempat seperti ini. Itu hanya akal-akalanku saja, aku yakin dia tak akan tega.
Tapi, What! Dia menghentikam mobilnya? Masa sih dia tega? Aku terdiam di tempat. Akupum tak tahu pandanganku fokus ke mana.
"Kenapa diam? Katanya mau turun?"
Jedyar!
Ken pov
Aku menghentikan laju mobil secara mendadak. Memang sengaja kulakukan. Aku tahu dia hanya omong doang. Wanita memang seperti itu, aku tahu itu. Dia menyuruhku menurunkannya di sini. Tapi, see! Dia hanya terdiam.
"Kenapa diam? Katanya mau turun?" Kutanya dia. Sudah kuduga, tidak akan terjadi.
"Jadi kamu mau nurunin aku? Tega kamu ya"
Oke, wanita sangat membingungkan. Tanpa basa-basi kunyalakan dan kulajukan mobil ini secepat mungkin.
"Sudahlah kita sudah sampai"
Kulihat wajahnya yang tadi kusut seperti pakaian belum disetrika sekarang jadi sumringah. Segitu menginginkannya kah dia? Memang China Town asyik sih. Tapi tetap saja aku tidak suka.
Dari tadi kulihat dia bahagia. Mencicipi berbagai macam makanan. Itu yang aku suka. Dia tidak seperti perempuan lain yang rela hanya makan daun setiap harinya, demi menjaga berat badan. Dan frustasi jika berat badannya naik hanya 0,5 ons.
"Ken, kamu harus coba ini. Swear enak banget" ujarnya sembari mencicipi makanan yang aku tidak tahu namanya. Senang sekali dia.
"Tidak, kamu saja"
Seharian yang bahagia hanya dia. Sedangkan aku? Oh tentu saja bahagia, tapi bahagi karena melihat dia bahagia. Bukan bahagia menikmati berbagai makanan di sini.
Bahkan tadi aku hampir muntah karena melihat dia makan cumi mentah. Oke, aku memang orang Jepang. Tapi aku tidak terlalu suka makanan Jepang, apalagi yang belum dimasak.
♥♥♥
Setelah puas aku mengantarnya kembali ke hotel.
"Kamu kenapa gak turun sekalian?" Tanyanya ketika kita sampai di depan hotel.
"Tidak, ada urusan" jawabku.
"Pekerjaan?"
"Iya"
"Nanti malam ada festival. Kamu ingatkan? Aku pernah berjanji mengajakmu. Nanti kita ke sana. Aku aka menjemputmu" ujarku kepadanya. Dia bahagia sekali.
"Baiklah. Makasih Ken" ujarnya sembari memelukku. Aku terkejut, kukira dia tidak akan melakukan itu. Seulas senyuman berhasil kuciptakan.
Diapun melambai ke arahku ketika kulajukan mobilku meninggalkan hotel. Ada urusan mendadak di perusahaan yang harus aku selesaikan.
Aku tidak tahu kalau ternyata ada lintah darat di perusahaan yang aku bangun dengan susah payah. Pantas saja waktu itu keuangan perusahaan menurun secara tidak wajar. Untung saja aku sudah menyuruh orang untuk menyelidiki. Dan benar, ada oknum yang merugikan.
Author
Key memasuki kamar dengan perasaan bahagia. Tak jarang ia senyam-senyum sendiri. Direbahkannya tubuh mungilnya di kasur king size itu.
Sebuah ponsel berada pada genggamannya. Ia ingin mengirim pesan kepada seseorang. Tapi ketika ia hendak membuka pesan, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Appa. Key terkejut ketika melihat ponselnya. Papanya menelpon. Ia tidak tahu harus bicara apa.
Akhirnya ia meriject ponselnya. Namun berkali-kali papanya itu menelpon. Merasa pening, dimatikannya ponsel putih itu.
Perasaan khawatir mulai menghantui pikiran Key. Bagaimana kalau Papanya melapor polisi? Bagaimana kalau Papanya marah besar? Akhirnya Key memutuskan untuk mandi dan bersiap tidur.
♥♥♥
Ken telah menyelesaikan urusan pekerjaaanya. Ia ingin istirahat sekarang. Ia sedang bersantai di ruangannya dengan kaki yang ia angkat ke meja. Ia tengah memejamkan matanya. Namun seseorang telah mengetuk pintu.
Toktok!
Ken-pun membuka matanya secara reflek. Fuck! Ia mengumpat kesal. Pasalnya ia baru saja ingin istirahat, tapi seseorang telah mengganggunya.
"Masuk" terpaksa ia menyuruh orang itu masuk. Datanglah dua orang wanita. Yang satu itu pasti sekretarisnya dan yang satu em..Rossa.
"Maff pak, saya sudah melarangnya. Tapi dia memaksa" ujar sekretaris berparas cantik itu.
"Sudahlah tidak apa. Kamu boleh kembali"
"Makasih Pak" sekretaris itupun menunduk dan pergi meninggalkan Ken dan Rossa.
"Hai Ken" sapa Rossa dengan tersenyum manis. Ken yang melihat itu merasa aneh. Entah, dulu ia sangat suka senyum itu. Tapi sekarang ia tidak suka melihat senyum itu.
"Mau apa lagi kamu?"
Haihai!! Aku balik lagi :vvv di mulmed ada selena gomez sebagai Rossa** jangan lupa vote dan comment :vv salam cantik :**
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
RomanceMemang benar kata orang bahwa cinta datang tanpa disangka. Siapa yang menyangka jika sebuah taksi bisa mempertemukan dua anak manusia. Mereka adalah Ken dan Key. Key terpaksa menjalani hari-harinya bersama Ken karena kecerobohannya. Dan karena hal i...