The Story Of First Love (Slow Publish)

Chapter 8 - Clarification

Sorry typo bertebaran guys....

Keep reading....

Hope u like this Chapter😘

******
Gatari pov

"Saya"

a-apa? Saya? Apa maksudnya? Apa yang dia maksud adalah dia yang selalu mengirimnya surat tanpa nama? Tapi untu apa? Apa tujuannya?

"Ma-maksud kakak?"

"Iya, saya selalu mengirimkan kamu surat"

"Ta-tapi...apa tujuan kakak selalu menagsih ku surat, yang terkesan....romantis" aku menggigit bibir bawahku untuk menghilangkan rasa gugub ku.

"Karena aku...menyukaimu"

Deg.

A-apa? Dia menyukaiku? Kak Naufal? Ketua osis ini? Bukankah itu mustahil? Atau aku salah dengar?

"Maaf, tadi kakak bilang..apa?
Tanya ku memastikan bahwa apa aku salah dengar atau tidak.

"Aku menyukaimu, Gatari"

Apa dia menyukai ku? Jadi aku tidak salah dengar? Tapi kenapa dia bisa suka aku? Padahal banyak perempuan yang lebih cantik dari ku, yang selalu mengejar-ngejarnya, tapi kenapa dia malah memilih ku?

Aku bingungharus melakukan apa? Jadi aku hanya diam dan menundukan kepalaku.

Aku melihat dari bawah kalau kak Naufal berjalan mendekat ke arah ku.

Deg.

Dia...dia tiba-tiba menggenggam tanganku erat.

"Tangan mu dingin. Ayo kita lanjutkan obrolan kita di cafee dekat sini"

Aku hanya mengaggumkan kepalaku.

Yeah, aku memang sedari tadi kedinginan. Aku lupa tidak memakai sarung tangan ku.

Kak Naufal tidak melepaskan genggamannya dan dia menarikku untuk berjalan ke arah cafee dekat sini.

.
.

Sekarang kita sudah duduk di cafe, aku sengaja memili duduk di pojok dekat jendela agar aku bisa melihat pemandangan dari sini.

Kak Naufal berdehem.

"Jadi...apa alasan kamu mengingakri janji mu untuk menemui ku di taman?"

"Itu...aku tidak bermaksud untuk mengingkarinya"

"Lalu kenapa kamu tidak datang saat itu?"

"Saat itu aku ingin menemui kakak. Ketika aku ingin berangkat untuk menemui kakak, tiba tiba saja keluarga ku dan teman ku, memberikan aku surprise. Yeah, hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunku."
.
.
.
Flashback on

Gatari pov

Hari ini aku akan menemui orang yang selalu mengirim ku surat tanpa nama, aku sangat penasaran siapa yang selalu mengirim ku surat.

Aku sangat antusias sekali saat ada yang memberi tahu ku bahwa aku di ajak bertemu di taman