Hembusan Angin

110 15 7
                                    

Pagi yang sangat melelahkan karena aku melewati malam yang panjang.

Aku tidak tau kalau masalah persahabatku bisa mempengaruhi istirahat.

Apakah aku harus sesedih ini?.

Kini aku bangun lebih cepat dari biasanya.Bahkan lebih cepat dari Silver.

Aku memaksakan diri untuk mandi karena aku tidak bisa tidur tapi merasa lelah.

Mungkin aku terkena Imsomnia.
Aku menarik keran pancuran dan airpun turun.

Air yang sangat dingin. Mungkin air yang dingin ini dapat membuatku lebih segar dan bersemangat,atau mungkin air dingin ini dapat menyapu semua kesedihan dan kemarahanku.

Aku tidak tau.

Sembari berjalan aku mengegam sebuah pisang goreng yang hampir habis kumakan.Seorang yang tinggi berjalan berlawanan arah denganku berhenti tepat disebelahku.

"Pagi pak"Sapaku padanya.

"Tunggu."tanya pak guru."apa aku tampak setua itu?"

Lalu aku menatap wajahya.Ia memiliki mata coklat ,dengan hidung ala eropa dan ia terlihat sangat muda untuk seorang guru.

aku seperti pernah melihatnya.Tapi dimana ya?

"Tidak sih.. Tapi akan lebih sopan kalau dipangil bapak"jelasku.

"Berapa umurmu?"tanyanya sambil meletakan jari pada keningnya.

"17 tahun Pak"jawabku.

"Berarti kita beda 2 tahun" Penjelasanya membuatku terkejut.

Dia berumur 19 dan sudah menyelesaikan studinya!?,
sudah mendapat gelar profesor?,
dan pernah media membahasnya,pantas saja aku seperti pernah melihatnya.
Kalo tidak salah namanya Adikoesuma Brownqul.

"Kaget ya?"Katanya sambil menyengir."panggil saja kak Adi"

"Iya kak."kataku patuh.

"Bisa bantu saya?"katanya sambil menyodorkan segelas teh yang tak henti-henti keluar uap,Lalu aku mengambil gelas itu dengan pelan karna sangat panas.

Kupikir Ia hanya akan menyuruhku memegang teh ini beberapa saat,tapi ia melangkah dan meninggalkaku.

"Tolong apa Kak?"tanyaku sambil berbalik kepadanya.

"Habiskan Tehnya!"Jawabnya sambil membalikan tubuhnya sembari berjalan sebentar.Ia terlihat seperti umurnya jika ia bersikap seperti itu.

Perjalanan menuju kelas kali ini membuatku capek.

Jam dinding menunjukan pukul 06.01.Aku terlalu pagi hari ini dan sekarang hanya aku dan puluhan kursi dan meja.
Ditemani suara detikan jam.Membuatku mengatuk.
sangat mengantuk.

Perlahan aku menyandarkan pipiku pada meja,Dan memejapkan mata.
Apa aku sudah tertidur?
sepertinya tidak.
Bagaimana bisa tidur?,
punggungku pegal jika harus duduk dan menempelkan pipi dimeja.

Pada lenganku aku merasakan sesuatu yang hangat menyentuh kulitku tapi setelah beberapa lama rasanya menjadi sangat panas.

Kuangkat daguku,kini aku menatap segelas teh.

Gelas putih bermotif putih, sangat sulit melihat motifnya secara langsung tapi kupikir gelas ini indah. Karna memiliki kecantikan yang akan terlihat jika fokus memperhatikannya.
Kecantikan yang tersembunyi.
samar-samar uap panas mengebu-ngebu.
Wangi melati menembus hidungku.Seperti merayuku untuk minum the ini.

Anehnya ada 2 kantung teh dalam segelas teh.Tapi aku baru saja menerima the dari orang asing,apa tidak apa-apa jika aku minum ini?

Seteguk teh memasuki tenggorokan dan mendarat dilambungku dengan Mantap.Kini aku merasa lebih nyaman.

Nyata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang