Bayangan

35 4 1
                                    

Walau hanya beberapa gorengan.
Tapi sudah cukup untuk menghilangkan lapar.

"Cris.."

Kataku sambil melangkah.

Aku ingat saat dia menabrakku,
Rambutnya hitam dan panjang walau berantakan,tapi...
Terlihat menarik.

"Dia mengantarku sampai gerbang.
Sangat perhatian."

Aku bicara pada diriku.

"Apalagi saat dia membantuku bendiri,setelah aku jatuh."

Mungkin sekarang aku seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri.

Hanya saja aku teringat dia tersenyum padaku.
Kulitnya yang cerah.

.
Aku ingin melihat wajahnya sekali lagi.

Mungkin besok sore saat pertemuan antara asrama Garam dan Cahaya aku akan melihatnya.

Ketika aku akan akan naik ke kamarku.Bersama beberapa siswi lainnya.

"Chris?"

Aku melihatnya dari dalam gedung asrama,dia berada di depan gerbang utama asrama Putri dekat lobby yang terhubung pada gedung tengah.

Meskipun dari jauh tapi aku yakin itu Chris.

Dia sedang berbicara dengan Pak guru dan bu Satpam Nanda disana.

Dia sempat melihat kemari tapi,Aku ragu dia melihatku disini.

Baru dibicarakan sudah keliatan.

Aku ragu dia melihatku disini.

Tapi dia mengulurkan tanggannya dan menjatuhkan sesuatu.Dia melakukannya dengan sengaja.

Lalu dia dan Pak guru pergi.
Dan melambai sedikit kearahku.

Setelah meraih kertas yang dijatuhkannya.

Aku membaca tulisan pada lembar kertas itu sembari berjalan ke kamar.

"Resiko kau tanggung sendiri jika kau masih berkeras hati
,di depan gua jam setengah 3 sore.
Bawa tasmu dan isi dengan barang-barang yang kau butuhkan dan berguna.
Ps:akan banyak laba-laba dan nyamuk

Christian"

Terdengar seperti undangan bagiku.

Kalau tau begini lebih baik dia menaruh nomornya atau ignya saja.

Ok berati malam ini aku akan berkemas.

¤¤¤

Kak Adi POV.

2 hari lagi aku akan mengajar di SMA Garam Binar.Mungkin sampai aku menemukan anak-anak yang tepat.

"Bukankah kau terlalu muda untuk mengajar disini?"
Kata ibu Rince sang direktur sekolah.

"Saya kira Ibu sudah melihat data-data saya,Seperti disurat saya akan mengajar selama setengah semester paling lama,"kataku.

Direktur sekolah ini sangatlah kritis kepadaku,Sepertinya dia menganggapku sebagai bocah iseng.

"Tapi kau masih 19 tahun,bagaimana mungkin murid-muridku memandangmu sebagai guru." katanya lagi sambil menutup dokumen pengantarku.

Serkertaris ibu Rince mencela.
"Bukankah dia pernah mengajar di Universitas? Pasti dia sudah berpengalaman."

Dia menyerahkan tablet kepada Ibu
"Aku juga telah menerima e-mail dari Unifersitas Lockwood sebagai surat pengantar dan permintaan izin"

Nyata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang