Sekuat tenaga Arela menahan bibirnya agar tidak mengucapkan kata andaikan. Namun dalam hati Arela sudah mengumpat kesal dan mengucapkan kata andaikan beribu kali.
Hari ini Arela terlambat bangun karena ia menonton Drama Korea kesukaannya hingga larut malam, jadi di sinilah sekarang Arela berada dibawah terik matahari pagi dan memberi hormat pada sang Merah Putih.
Double sial untuk Arela karena ia baru ingat bahwa hari ini jam pelajaran pertama dan kedua adalah Biologi dan hari ini akan dilaksanakan ulangan harian. Arela menghela nafas panjang, karena setelah ini ia akan mendapat omelan lagi dari guru biologinya dan melaksanakan ulangan susulan di ruang guru.
Betapa malunya Arela karena ini akan menjadi ulangan susulan di ruang guru untuk yang kedua kalinya.
Beberapa kali Arela melihat ke arah jam tanganya untuk memastikan berapa lama lagi ia akan berjemur.
"Hushhhh... 15 menit lagi Arelaa" Arela menyemangati dirinya sendiri
Beberapa saat kemudian datangalah guru BK yang menghukumnya tadi pagi.
"Pergi ke kelas sekarang, awas besok-besok kamu telat lagi saya tidak akan segan-segan menyuruh kamu pulang" guru BK yang bernama ibu Eni itu menatap Arela dengan tatapan garangnya.
"Iya bu, makasi" setelah itu Arela berjalan meninggalkan area lapangan menuju kelasnya.
"Dasar galak" umpat Arela setelah ia berjalan agak jauh dari guru BK itu.
Arela berjalan sepanjang lorong sekolah menuju kelasnya, sesekali Arela mendengar suara guru yang sedang mengajar dikelas dan suara bising anak-anak yang berada di dalam kelas.
Sampai di depan kelas Arela mengintip sedikit kedalam kelas, namun belum sempat Arela mengintip Ardi teman laki-laki Arela yang mulutnya sangat comberan itu melihat Arela sedang berdiri dekat jendela dan meneriaki nama Arela.
"Itu Arela bu! dia ngintip-ngintip dari jendela" seru Ardi sambil menunjuk Arela yang sedang berdiri di dekat jendela.
"Sialan Ardi tai bego" lagi-lagi Arela mengumpat karena Ardi.
Sontak seluruh kelas menatap kearah Arela dan Ibu Elsin selaku guru biologi segera berjalan keluar kelas mendatangi Arela dengan tatapan garangnya.
Rasanya telinga Arela sangat panas dan sebentar lagi akan meledak, beberapa kali Arela meringis karena omelan Ibu Elsin sedangkan teman-teman dikelasnya menggunakan kesempatan itu untuk mencontek pekerjaan teman mereka.
"Ya sudah sekarang kamu masuk kelas" dengan itu Ibu Elsin berjalan kedalam kelas dan Arela mengikuti dari belakang.
"Waktunya sudah habis, silahkan kumpul pekerjaan kalian dan untuk Arela jam istirahat saya tunggu di ruang guru untuk ulangan susulan"
---
Tadaaaaa...
Ini baru bagian yg pertama, aku sengaja nulisnya pendek karena jujur aku agak susah klo panjang panjang
Maaf kalau banyak typo, maklum yaa ak ngetiknya di hp mager buka laptop dan aku emng sering typo 😅
Klau ak ada typo dikomen aj yaaa.Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andaikan
Teen FictionArela sudah sangat kebiasaan mengatakan andaikan di setiap kejadian yang ia lalui, sampai pada akhirnya seorang laki-laki membantu Arela menghilangkan kebiasaannya itu Hidupku dipenuhi kata 'Andaikan' andaikan kata 'Andaikan' bisa hilang dari hidupk...