Sesampainya Arela di rumah ia langsung mengganti seragamnya dan mendekam di kamarnya dengan gadgetnya.
Selama siang kakak-kakak Paskibra.
Info untuk latihan besok, agenda besok kita latihan seperti biasa dan kita juga kedatangan tamu dari kakak-kakak angkatan TNI. Jadi kakak-kakak semua wajib datang yaa, nantik juga bakal diadakan games bareng kakak TNI. Jangan lupa datanga yaaa, pasang juga alarm untuk prepare latihan. Kalau bisa 2 jam sebelum jam latihan yaa hihihi biar preparenya bisa lama.
P.S : Kelengkapan atribut jangan lupa ya kakak-kakak semua.
P.S.S : Setiap kesalahan ada konsekuensinya.Salam Paskibra.
"Siap kak!"
"Siap kak!"
"SIAP KAKAK!!"
"Siap! Maaf tidak bisa hadir karena saya sakit"
"Okayyy Bagas! "
Citra send a sticker
"Siap hardir! Karena ada yang PC ngancam nyuruh dateng"
"Goblok "
"Ngomong sama tembok aja lu! "
Dan begitulah seterusnya, grup line Paskibra langsung menjadi pasar segala topik pembicaraan dikeluarkan dan di jadikan lelucon. Bahkan tak jarang sang pembina pun ikut dijadikan lelucon.
Arela hanya membaca pengumuman yang disampaikan dan lebih memilih tidak menanggapi ocehan-ocehan kakak kelasnya dan teman-temanya.
---
Keesokan harinya.
Baru saja Arela menginjakan kakinya di sekolah seorang temannya dari kelas sebelah memberitahunya bahwa ia di tunggu oleh bapak Agus di ruang BK.
Arela ingat aksi membolosnya kemarin dari mata pelajaran pak Agus, dan ia tau pak Agus paling tidak bisa di bohongi, entah apa yang membuat pak Agus selalu mengetahui murid-muridnya yang berbohong.
Mati gue sekarang umpat Arela dalam hati. Tanpa menaruh tasnya di kelas Arela langsung berjalan menemui bapak Agus di ruang BK.
"Kamu tau kenpa kamu saya panggil kesini?" tanya pak Agus pada Arela.
Arela menghembuskan nafasnya sebelum menjawab pertanyaan pak Agus. "Saya tidak tau pak" jawab Arela sekedar.
"Kamu biang tidak tau? Jelas-jelas kemarin kamu bolos mata pelajaran saya dan saya dengar dengan telinga saya sendiri kalau kamu bilang kamu lagi bolos"
Kali ini Arela tidak bisa berkata apapun lagi karena ia tau bahwa ia memang bersalah. Dengan berlapang dada ia akan menerima hukuman apapun yang akan diberikan pak Agus padanya daripada melawan dan mendapat hukuman dua kali lipat.
"Kemarin kamu menitipkan pesan pada temanmu kalau kamu lagi maag? Apa obat maag jaman sekarang sudah berubah menjadi berdua di uks sama Bagas yang berandal itu sambil pegang-pegangan tangan, apa seperti itu orang yang sedang sakit maag?"
Arela hanya bisa menundukan kepalanya dan tidak berani melihat ke arah pak Agus. Ia benar-benar pasrah kali ini.
"Kamu tau peraturan saya, saya tidak akan mentolerin murid yang suka bolos dan saya tidak segan-segan menghukum murid yang melanggar aturan"
"Saya tau kamu anak paskibra dan anak paskibra pasti fisiknya kuat Sekarang kamu ke lapang tengah dan lari lima kali." Arela menghela nafas panjang mendengar hukuman yang harus ia jalani.
Arela berjalan keluar ruang BK di ikuti oleh pak agus.
Setelah menaruh tas dan jaketnya di pinggir lapangan, Arela segera berlari mengelilingi lapangan upacara bendera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andaikan
Teen FictionArela sudah sangat kebiasaan mengatakan andaikan di setiap kejadian yang ia lalui, sampai pada akhirnya seorang laki-laki membantu Arela menghilangkan kebiasaannya itu Hidupku dipenuhi kata 'Andaikan' andaikan kata 'Andaikan' bisa hilang dari hidupk...