Pada saat jam istirahat Arela langsung menuju ruang guru dan melaksanakan ulangan susulannya tanpa menghiraukan rasa laparnya, menurut Arela lebih baik kelaparan daripada mendapat omelan dari guru biologinya.
Arela sibuk mengerjakan soal-soal yang ia bisa dan mengingat-ngingat jawaban yang dapatkan dari teman-temannya.
Seseorang yang baru masuk kedalam ruang guru mengalihkan perhatian Arela dari soal-soalnya. Arela sangat terkejut melihat siapa yang datang. Bagas, ketua dari ekstrakurikuler paskibra yang Arela ikuti. Bagas adalah orang yang sangat disiplin dalam hal apapun, walau diluar jam ekstra kulikuler ia akan tetap memberi hukuman pada anggotanya yang tidak disiplin, dan jika ia yang tidak disiplin ia akan mendapat hukuman langsung dari sang pembina ekstrakurikuler paskibra.
Arela masih terkejut melihat kehadiran sang ketua, sedangkan Bagas sudah menatap tidak suka pada Arela yang menurut Bagas kurang disiplin.
Cepat-cepat Arela menglihkan pandangannya saat ia menyadari Bagas menatap kearahnya.
Oh tuhan, cobaan apa lagi ini? Andaikan aku tidak menonton drama Korea sialan itu pasti hari ini aku tidak akan sesial ini. Arela pasrah dengan apa yang akan terjadi setelah ia keluar dari ruang guru ini.
Setelah selesai mengerjakan soal ulanganya Arela dipersilahkan keluar dari ruang guru dan apa yang di dapat Arela saat baru keluar dari ruang guru? Jawabannya adalah Bagas.
"Malu Rel, jangan rusak nama paskibra sekolah yang sudah susah payah di bangun." ucap Bagas saat Arela baru saja keluar dari ruang guru.
Belum sempat Arela meng'iya'kan perkataan Bagas, Bagas sudah berbicara kembali. "Percuma ikut paskibra kalau datang ke sekolah aja telat, mending keluar dari anggota." setelah itu Bagas pergi meninggalkan Arela yang sedang berdiri termenung karena kesalahannya.
Rasanya Arela ingin menangis, ia teringat janjinya pada Bagas minggu lalu.
"Iya kak maaf, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi" Arela menunduk di depan Bagas dengan peluh yang bercucuran di wajahnya ataupun di seluruh badannya.
"Saya mau kamu berjanji" ucap Bagas
Sontak Arela melihat ke arah Bagas "Maaf kak, saya tidak bisa berjanji karena saya tidak yakin akan bisa menepati janji itu" Arela tidak suka membuat janji yang tidak bisa ia tepati, itu selalu membuat Arela ingat akan sesuatu di masa lalunya yang ia tidak ingin ingat lagi.
"Saya tidak mau tau, berjanji atau berdiri tengah lapangan sampai lapangan ini teduh"
Hari ini matahari sangatlah terik dan terasa sangat ngenyengat di kulit walaupun sudah memakai baju lengan panjang, celana training dan topi. Ini baru jam setengah 11 sedangkan lapangan baru akan terhindar dari matahari sekitar jam 4 sore nanti.
Sebenarnya ini hanya kebohongan semata agar Arela mau berjanji, Bagas tidak akan tega menghukum anggotanya seberat itu, apalagi anggotanya adalah seorang perempuan. Bagas masih ingat batasan-batasannya.
Bagas hanya ingin anggotanya disiplin seperti tujuan saat ekstrakurikuler ini dibangun untuk pertama kalinya.
Arela tau dirinya tidak akan kuat berdiri berjam-jam dibawah matahari terik apalagi dengan perut kosong, tadi pagi ia lupa sarapan karena ia bangun kesiangan dan tidak ingin terlambat.
"Iya kak saya berjanji" akhirnya Arela berjanji pada Bagas.
"Bagus saya pegang janji kamu, setelah ini acara bebas kamu boleh pulang" ucap bagas
Arela menganggukkan kepalanya dan berjalan menjauhi Bagas.
"Ingat sarapan sebelum ekstra dimulai saya tau tadi kamu tidak sarapan" Bagas bersuara lagi saat Arela masih berjalan didekatnya.
Arela tidak merespon ucapan Bagas, tapi Bagas yakin Arela mendengar ucapannya.
---
Yeaaaa ini chapter 2 maaf kalau updatenya lama, smoga kalian enjoy sama chapter ini.
Kalau menurut kalian masih ada yang kurang dari chapter ini di komenyaaa. Aku sangat menerima komentar yang bersifat positif atau membangun😊😊😊.
Nah, kan ada tu diatas bagian yang italic, itu sedang menceritakan kembali kejadian yang sudah pernah terjadi atau flashback.
Kalau misalnya ada bagian percakapannya aja yang italic itu artinya dia sedang berbicara dalam hati, pada dirinya sendiri atau isi dari pikiran sang tokoh yang diceritakan. Ini cuma ngingetin aja yaa atau siapa tau kalian ada yang kurang paham. Thanks😍😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Andaikan
Roman pour AdolescentsArela sudah sangat kebiasaan mengatakan andaikan di setiap kejadian yang ia lalui, sampai pada akhirnya seorang laki-laki membantu Arela menghilangkan kebiasaannya itu Hidupku dipenuhi kata 'Andaikan' andaikan kata 'Andaikan' bisa hilang dari hidupk...