Part 12

246 26 11
                                    

yo, minna-san! oke, kita lanjut saja ceritanya ya...

happy reading~

**************************************************************************************


Keesokan harinya...

"Ah... dimana tempatnya ya? Apa perlu kutelepon saja?" Kagami masih kebingungan mencari kafe. Ya, dia ada janji bertemu. Tempatnya bukan ditentukan olehnya. Tak pernah sekalipun dia mengunjungi bahkan mendengar karena biasanya dia hanya ke Maji Burger saja. "Apa aku menyerah saja? Toh, ini bukan salahku. Harusnya mereka menjemputku di stasiun tadi."

"Oi! Kagami!"

Sontak orang yang dipanggil pun mengarahkan pandangannya ke sumber suara. "Kalian ini..." dan tampaklah rambut berwarna-warni. "kenapa kalian tidak menjemputku?!"

"Hahaha... maaf, Kagamicchii. Tadi Aominecchii ingin mampir ke toko buku dulu." Kise masih cekikikan tanpa rasa bersalah.

"Enak saja! Aku cuma sebentar! Itu, si Murasakibara! Jalannya lambat sekali." Aomine membela dirinya.

"Haah? Kok salahku? Emangnya aku selama itu? Aku kan terus dibelakang kalian." Murasakibara mulai kesal.

"Cih! Kami jalan lambat karena menunggumu, tau!"

"Hee~ benarkah~?" aura menakutkan menyelubungi Murasakibara.

"Murasakibara, tenanglah." Midorima menaikan kacamatanya yang tidak melorot itu.

Akhirnya, mereka berkelahi. Kagami hanya speechless. Kise berusaha melerai. Midorima hanya menyuruh mereka tenang dengan gaya 'sok cool'nya (author langsung dibully fans Midorima). Tapi, Akashi dan Kagami malah meneruskan perjalanan ke kafe walaupun di tengah keributan. Seakan tak terjadi apa-apa. "Akashi, apakah kafe itu jauh dari sini?"

"Tidak. Setelah perempatan di sana, kita belok kanan. Biarku tunjukan." Akashi tak menengok ke arah Kagami saat bicara. Sementara yang lainnya masih di tempat. Mereka berdua pun saling diam. Tak ada yang bicara. Mungkin Akashi terlihat biasa saja, tapi Kagami terus-menerus merinding terhadap si maniak kemenangan itu. Namun, Kagami berusaha membuka pembicaraan. Dia pun ingat sesuatu.

"O-oh iya, dimana Kuroko? Dia tidak ikut?" Kagami masih gugup.

"Dia akan menyusul. Dia ada keperluan. Dia akan segera datang. Memangnya kenapa?"

"Ah, ti-tidak." Kagami keringat dingin. Dimana kau kuroko?! I-ini mengerikan! batin Kagami.

"Hoi~ Kagamicchii! Akashicchii! Tunggu!" Kise berlari menyusul mereka. Terlihat di belakangnya terdapat Aomine, Midorima, dan Murasakibara tengah berjalan.

Sesampainya di kafe...

"H-hmm... ada perlu apa ya, denganku?" Kagami sweat drop.

"Hmm? Bagaimana menjelaskannya ya?" Aomine mengorek telinganya.

"Memangnya ada apa?" tanya Kagami.

"Tidak usah terburu-buru-ssu. Kita nikmati makanannya saja dulu."

Dan benar saja. Mereka langsung memesan makanan. Pelayan datang dan mulai memesan. Murasakibara memesan banyak makanan, katanya perjalanan dari Akita ke Tokyo melelahkan (memang jauh sih, tapi kan pakai kereta =_=;). Kagami dan Aomine memesan burger jumbo. Kise hanya memesan milkshake. Katanya dia sedang diet karena besok ada pemotretan (padahal milkshake kan manis dan mengandung banyak susu, you know lah... :v). Midorima memesan kentang goreng (kebetulan hari ini lucky item-nya. Mungkin dia berpikir, daripada membawanya lebih baik memakannya agar tidak repot membawanya :V ). Dan, Akashi paling berbeda. Dia memesan tofu (karena itu makanan kesukaannya). Mereka juga memesan cola kecuali Kise.

Hanya hitungan menit, meja mereka langsung penuh makanan dan minuman. Sekejap Murasakibara penuh remahan kue. Kagami pun berantakan hingga di wajahnya ada saus. Begitu pun dengan Aomine. Kise asyik dengan sedotannya (?). Midorima masih menatap kentangnya. Dan Akashi makan dengan elegannya (seperti dinner mewah, padahal masih siang bolong dan makan di kafe saja//plak).

Ketika tengah asyik makan, ada sesuatu yang dirasakan Kagami. Dia merasa diawasi. Bukan hanya satu tempat, tapi seperti ada di dalam dan di seberang kafe. Dia berpikir, mungkin dia merinding karena udara di luar memang sejuk saat itu. Ya, memang mereka memesan tempat di luar kafe. Entah apa alasannya. Mungkin orang lain melihat Kagami biasa saja, namun dia merasa khawatir. Dia tidak tahu penyebabnya. Apa mungkin karena ucapan pria itu kemarin? Ah, tidak mungkin. Dia hanya mengertak, Batinnya. Dia kembali fokus ke burger keju favoritnya itu.

Tetapi, kekhawatirannya sudah hampir sampai puncaknya. Dia merinding. Diliriknya teman-teman di sekitarnya. Mereka tampak biasa saja. Seakan tak merasakan apapun. Kagami ingin berteriak memanggil teman-temannya, hanya saja suaranya tidak bisa keluar seakan ada yang menyumbat kerongkongannya. Mulutnya memang bergerak, suaranya yang tak keluar. Rasanya seperti kaku. Te-tekanan yang mengerikan! batinnya.

"Awas!"

DOR!

Semua terjadi begitu cepat. Dia tak bisa menduganya lebih awal. Dia kira hanya perasaannya saja. Dan akhirnya, Kagami mengerti apa yang membuatnya tertekan sejak tadi. Dia langsung menengok ke arah sumbernya. Ada seperti kilauan cahaya. Memang aneh, tapi... Tunggu! Itu...?!

[Bersambung...]

terimakasih sudah mau membaca cerita ini. terharu T^T

apalagi bagi kalian yang vote, komentar, share dan follow saya. senang sekalee T^T

pokoknya suruh teman-teman kalian yang baca itu vote ya! *nodong pistol* // gak gitu juga =_=

sebenernya mau curhat tapi lain kali aja deh -_-

dukung terus ya~ bentar lagi liburan lho~ semoga cerita ini selesai dan bisa cepat masuk season 2 nya. yeay \(^-^)/

~Unexpected Incident~ [Kuroko no Basuke FanFic] [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang