Part 15

282 25 8
                                    


AKHIRNYAAAAAAAA!!!!!

**************************************************************************************

Saat di jam istirahat di sekolah...

"Dimana Momocchi, Aominecchi?" Kise celingak-celinguk ke sekitarnya.

"Tidak tahu." Aomine membalas dingin.

Kuroko memperhatikan mereka berbincang atau bisa disebut meribut. Dia menyeruput vanilla shakenya. Kapan mereka akan berhenti? batinnya. Dia melihat sekeliling. Dimana Momoi-san? lagi-lagi dia bicara dengan pikirannya hingga Akashi menegurnya.

"Kuroko, ada apa?" Akashi tiba-tiba saja sudah berada di samping Kuroko. Itu membuat Kuroko terkejut.

"Tidak apa-apa." Dia kembali memalingkan wajahnya dan menyeruput minumannya.

"Responmu seperti biasa tapi kau tak bisa membohongiku, Kuroko. Jelaskan apa yang terjadi." Ternyata si absolut itu menyadarinya. Tak salah jika dia menjadi leader karena memang pantas untuknya. Yah, Kuroko tak bisa menyembunyikannya lagi.

"Apa hari ini Akashi-kun melihat Momoi-san?" Kuroko meletakan gelasnya.

"Tidak. Apa kau menyadari sesuatu?" ekspresi Akashi serius.

"Momoi-san belum ada kabar sejak semalam. Telponnya tiba-tiba mati saat Aomine-kun bicara. Aku yakin terjadi sesuatu." Kuroko mulai khawatir.

"Hmph... tak kusangka. Kau yang tampak tak peka ini bisa peduli. Kau telah berubah, Kuroko." Akashi menopang dagunya dengan tangan. Kuroko hanya bisa bertanya-tanya apa maksudnya. Akashi menepuk pundak Kuroko. "Jangan khawatir. Yakinlah dia baik-baik saja."

Kuroko tersenyum beberapa saat. Setelah itu, dia menunduk. Walau Akashi berkata begitu, dia tetap tidak bisa tenang. Momoi memang sering membuat gaduh tapi itulah yang membuat ramai. Tak ada dirinya seakan ada yang berkurang.

Saat Kuroko hanyut dalam pikirannya, Midorima datang. "Hoi! Kita disuruh ke ruang kepsek. Segera." Dan tanpa basa-basi, mereka bergegas ke tempat tujuan.

Di depan kantor, berdiri pria berjas. Ah, itu Imayoshi. Sebelum Kise menyapa, Imayoshi bergerak membukakan pintu. Sepertinya, ini penting. Benar saja. Ruangan gelap dan di depan mereka sudah aktif sebuah proyektor.

"Semuanya, silakan duduk." Kata penyambut dari Kasamatsu-sensei.

GoM menempati posisi kursi seperti biasa. Akashi dan Midorima di paling depan. Aomine dan Kise di tengah. Kuroko dan Murasakibara di belakang dekat pintu. Meja mereka berada di tengah dan tubuh di miringkan ke arah proyektor. Keadaan hening.

"Baiklah. Kita mulai rapatnya. Ada berita baru." Kasamatsu-sensei menekan tombol remote di tangannya. Layar pun bergerak. "Kalian perhatikan baik-baik."

"Terjadi penembakan di kafe. Tak ada korban jiwa. Orang-orang di sekitar panik dan berusaha lari dari TKP. Diperkirakan arah senapan berada di gedung yang lebih tinggi di seberang kafe itu. Tak ada tanda-tanda sebelum kejadian. Kerugian ditaksir mencapai lima puluh juta. Saya melaporkan langsung dari studio." Ucap si pembawa berita.

"Nah..." Kasamatsu-sensei menggeser kursinnya lalu duduk. Jari kedua tangannya saling bertautan dan menopang dagunya. "apakah ada yang janggal?" dia menatap muridnya satu per satu.

Keadaan hening hingga Akashi angkat bicara. "Diberitakan bahwa 'tak ada korban jiwa' tapi mereka tak menyebut 'ada korban' padahal di TKP ada yang terkena tembakan. Sepertinya itu tidak diketahui atau memang sengaja disembunyikan. Tidak juga diberitahu gedung mana yang menjadi tempat si sniper berada. Tak juga diperlihatkan rekaman CCTV yang ada di gedung itu. Kerugian juga tak dijelaskan seperti biasanya. Isi berita pun sangat singkat. Tapi, yang paling membingungkan adalah 'tak ada tanda-tanda sebelum kejadian'. Itu sangat mencurigakan. Mengingat gedung yang digunakan si sniper adalah gedung yang penjagaannya ketat." Jelas Akashi panjang lebar. Akashi memang sesuai ekspetasi. Pintar di berbagai bidang.

~Unexpected Incident~ [Kuroko no Basuke FanFic] [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang