Di sebuah rumah makan tempat Aom bekerja, Ve sedang duduk di kursi belakang sambil membaca bukunya untuk menunggu Aom selesai karena Batz sedang mengamen bersama teman-temannya.
"Hai, nak. Nama kamu siapa?" ucap seorang wanita yang Ve perkirakan seumuran dengan Almh. Mamahnya.
"Ve, tante. Maaf sebelumnya. Ada apa ya, tante?" ucap Ve sopan menutup bukunya dan mencium tangan wanita tersebut.
"Anak yang manis. Gpp, tante tadi lagi makan di sini terus lihat kamu fokus banget bacanya. Udah makan?'' tanya wanita tersebut duduk di samping Ve.
"Belum, tante" jawab Ve tersenyum. "Kalau begitu pesanlah makanan apapun. Tante yang bayar" ucap wanita tersebut ramah.
"Makasih, tante. Tapi sebelumnya, ga usah repot-repot kok tante. Aku nanti makannya sama kakak-kakakku kalau sudah di rumah. Saat ini aku sedang menunggunya kerja" ucap Ve melihat ke arah Aom yang sedang berdiri di meja kasir.
"Oh.. Itu kakakmu. Kenalkan, nama tante Shania. Tante harus segera pulang, lain kali kita ngobrol lagi ya" ucap tante Shania berpamitan dan Ve kembali mencium tangan tante Shania.
Setelah hari itu, Ve tahu bahwasanya tante Shania mempunyai seorang anak bernama Naomi namun Ve belum pernah berjumpa dengannya.
Hingga kabar duka terdengar oleh VeAom dan Batz bahwa tante Shania dan suaminya meninggal dalam kecelakaan tunggal.
AomBatz juga sudah dekat dengan tante Shania. Mereka sering dibelikan makanan karena tante Shania sudah menganggap AomBatzVe seperti anaknya sendiri.
Setelah mendengar berita tersebut, mereka berangkat ke pemakaman dan ikut mengantarkan tante Shania dan suaminya ke peristirahatan terakhir.
Sesampainya di pemakaman, Ve melihat seorang gadis cantik sedang menangis di antara makam tante Shania dan suaminya. Ve dapat meyakini itu adalah Naomi, anak semata wayang dari tante Shania.
Saat semua sudah hampir pulang, AomBatz ikut pulang ke rumah tante Shania untuk sekedar membantu.
Sekalipun mereka sangat sibuk tetapi mereka cukup kenal dengan tetangga. Mereka juga bersosialisasi dengan baik. Terbukti dengan mereka yang sering mendapat kiriman makanan dari beberapa tetangga.
Saat ini, hanya tersisa Naomi dan Ve yang masih berada di makam. Ve mendekati Naomi dan duduk di sampingnya.
"Mi.. Udah ya. Mereka juga pasti sakit melihat kamu sedih begini" ucap Ve mengelus punggung Naomi.
Naomi menoleh ke arah samping dan mendapati seorang wanita yang sangat cantik sedang tersenyum kepadanya.
"Kamu siapa?" Tanya Naomi heran menatap orang asing yang sudah tahu namanya.
"Aku, Ve. Kamu pasti Naomi kan?" Tanya Ve mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Oh.. Jadi kamu yang namanya Ve? Mamah sering cerita tentangmu dan juga kakak-kakakmu" ucap Naomi sejenak menenangkan batinnya.
"Iya. Tante juga sering cerita tentang kamu. Kamu jangan sedih lagi ya. Ada aku dan kakak-kakakku. Aku usahakan selalu ada untuk kamu. Kamu mau kan bersahabat denganku?" Tanya Ve dan dijawab anggukan oleh Naomi.
"Mi.. Kita pulang yuk" ajak Ve merangkul pundak Naomi. Lagi, Naomi hanya mengangguk.
Lalu mereka berdiri dan berjalan meninggalkan pemakaman setelah sebelumnya Naomi mencium kedua nisan orang tuanya.
Di tengah jalan.
"Ve.. Aku mau es krim strawberry" ucap Naomi menahan pergelangan tangan kiri Ve."Yah.. Mi. Kamukan tahu aku ga punya uang. Gimana caranya aku beliin kamu?" Tanya Ve menggaruk tengkuknya dengan tangan kanannya.
"Aku ada kok. Kita beli es krim dulu ya" ucap Naomi menggandeng lengan Ve dan bergelayut manja di sana.
"Iya. Kita kesana ya" ucap Ve sedikit mengacak rambut Naomi. Naomi tersenyum dengan perlakuan manis Ve. Ve sangat memanjakan Naomi, Naomi bahagia mempunyai sahabat sebaik Ve.
Sesampainya di warung.
"Kamu rasa apa, Ve?" Tanya Naomi saat ia memilih es krim. "Aku strawberry aja, Mi" ucap Ve yang sedang memperhatikan jalan."Nih.." Ucap Naomi dan duduk di samping Ve dengan memegang es krim rasa yang sama.
"Kamu suka strawberry, Ve?" Tanya Naomi mulai menjilati es krimnya. "Iya, Mi. Aku suka yang berbau strawberry. Hidup kita kan juga seperti strawberry, Mi. Ga selamanya manis" ucap Ve tersenyum manis ke arah Naomi.
"Aku mau dong jadi bintik-bintik di strawberry nya hidup kamu" gombal Naomi menatap wajah samping Ve.
"Hahaha apaan itu. Aneh banget" Ve kembali menjilati es krimnya setelah mengusap pucuk kepala Naomi.
Usai menghabiskan es krimnya, VeOmi kembali ke rumah Naomi. Sudah terlihat banyak orang di sana.
"Kalian darimana saja?" Tanya Aom menatap Ve. "Abis dari makam, kami beli es krim dulu, kak. Maaf ya, kak, buat khawatir" ucap Ve menatap sendu pada kakak tertuanya.
"Yasudah.. Naomi, aku Aom, kakak pertama Ve. Dan itu, Batz, kakak kedua Ve" ucap Aom menunjuk Batz melalui tatapannya. Saat ini Batz sedang bergabung dengan para tetangga yang sedang menyiapkan makanan setelah sebelumnya Aom juga berada di sana.
"Iya, kak. Mamah sering cerita tentang kalian. Makasih ya, kak, atas semuanya. Kakak mau kan jadi kakak Omi?" Tanya Naomi penuh harap.
"Iya, sayang. Kamu bisa anggap kami keluargamu. Lagipula, rumah kita ga jauh kok. Yaudah, sekarang kamu mandi ya" ucap Aom pada Naomi dan dijawab anggukan oleh Naomi.
"Kamu ga mandi, Ve?" Tanya Naomi menatap Ve. "Duluan aja, Mi. Aku mau gabung sama kakakku dulu" ucap Ve menahan tangannya yang sedang ingin ditarik oleh Naomi. Naomi mengangguk dan berjalan ke arah kamarnya sementara Ve berjalan mendekati kakaknya dan bergabung bersama para tetangga.
Sejak itulah VeOmi semakin dekat bahkan mereka berada di sekolah, kelas dan bangku yang sama.
Hingga saat ini mereka sudah duduk di kelas 3 SD. Selain dekat, VeOmi juga bersaing. Bersaing dalam hal akademis. Mereka selalu berbalasan peringkat. Tapi mereka hanya menganggapnya sebagai hiburan karena bagi mereka, kebersamaan mereka adalah hal yang utama.
Berbeda dengan VeOmi, Batz merupakan siswa yang jenius. Ia dapat menghapal dalam sekali baca dan sangat berminat pada komputer. Menurutnya, alat tersebut sangat canggih.
Batz duduk sebangku dengan Naenae Suthatta. Seorang wanitaanja dengan kehidupan layak. Nae merupakan anak tunggal dan sangat dimanja oleh orang tuanya.
Nae hanya mau duduk dengan Batz. Karena hanya Batz yang mengerti dirinya. Ia akan manja termanja terhadap Batz namun acuh terhadap sekitarnya. Ia mempunyai genk lain yang berbeda dengan Batz.
Jika Batz termasuk anak pendiam, Nae termasuk anak yang supel dan genknya termasuk yang supel. Batz juga mempunyai genk, namun lebih banyak diluar sekolah seperti genk ngamen, organisasi sosial, musik, graffiti, pencinta komputer dan genk sekolah yang terdiri dari dia, Rabel dan Newty.
Berbanding terbalik dengan adiknya, Aom hanya fokus untuk menghidupi kehidupan keluarga kecilnya.
Bagi Aom, teman akan dapat dihitung saat kita di bawah. Dan Aom hanya mempunyai teman dekat seperti Hong, Nan, Tina, Tao dan Pekae.
Mereka selalu tidur jam 10 malam dan akan terbangun pukul empat pagi. Lalu mereka akan belajar bersama hingga pukul enam pagi dan mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah bersama.
Batz yang memang jenius, akan lebih membaca buku-buku tentang komputer yang belum pernah diajarkan oleh sekolah. Ia belajar secara otodidak dan seminggu sekali akan ia praktekkan di warnet.
Sedangkan Ve akan mengerjakan soal satu atau dua tingkat di atas kelasnya. Bahkan ia sering berbagi soal dengan Naomi dan belajar bersama.
Sementara Aom akan belajar sesuai kelasnya dan lebih banyak menggambar karena ia sangat menyukai desain dan fashion.
Nae?
Dia punya Batz yang akan mengajarinya.