Sesampainya di bioskop.
"Kamu beli makanan ya, aku yang antri beli tiketnya" ucap Ve berbisik di telinga Naomi. "Ga aku aja yang beli tiket?" Tanya Naomi menengadah menatap Ve.
Saat ini Ve semakin tinggi dan Naomi tidak bertambah tinggi, itulah mengapa Naomi harus berjinjit apabila berbisik pada Ve. Tapi biasanya Ve yang akan sedikit menunduk.
"Ini ngantri, sayang. Aku ga akan tega biarin kamu ngantri desek-desekan. Udah deh. Sana beli makan" ucap Ve sedikit mendorong Naomi yang membuat Naomi mendengus kesal.
Usai mengantri tiket, Ve merangkul pinggang Naomi dan mengajaknya masuk.
"Harus banget di pojok ya Ve?" Tanya Naomi begitu mereka sampai di kursi. "Jarang-jarang, Mi, kita kencan" ucap Ve mulai menggenggam tangan Naomi. "Jarang apanya? Tiap hari juga barengan terus" ucap Naomi malas tapi tetap membalas genggaman tangan Ve.
"Sekarang iya, tapi sebentar lagi pasti bakal susah. Kamu liat sendiri kan kemaren gimana kontrak kerjaku?" Tanya Ve memajukan wajahnya menatap Naomi. Naomi menghela napas dan mengangguk.
"Yaudah.. Sekarang kita nikmatin waktu berdua ini aja ya" ucap Ve mengecup bibir Naomi. Naomi mengangguk dan menaruh kepalanya di bahu Ve.
Sementara itu.
"Babe.. Kayaknya tadi aku liat Ve deh" ucap Teddy yang saat ini tengah di bioskop yang sama dengan VeOmi bersama Nae.
"Dimana?" Tanya Nae yang masih memainkan hp nya. "Tadi pas aku dari toilet. Tapi gatau mereka kemana" ucap Teddy menggenggam tangan Nae.
"Mereka? Siapa? Marcel?" Tanya Nae menatap Teddy. "Bukan. Naomi. Sama ya kaya kamu. Pacaran sama siapa, mesra sama siapa" ucap Teddy sarkastik. Nae hanya diam karena ia merasa itulah kenyataannya.
Mereka menonton dalam diam dengan Ve dan Teddy yang mencuri-curi kecupan pada tubuh pasangannya.
"Ve.. Udah deh. Fokus filmnya dulu. Menarik loh" ucap Naomi menjauhi kepala Ve dari lehernya. "Menarikkan juga kamu, Mi" ucap Ve kembali mengecup leher Naomi.
"Ih.. Kamu ini. Kok mesum banget sih. Belajar darimana coba?" Ucap Naomi kembali menjauhi kepala Ve. "Duniaku bukan diisi anak muda, Mi. Aku udah biasa liat yang begini. Tenang, aku ga akan ngerusak kamu sampe nanti aku nikahin kamu" Ve berbisik sensual dinl telinga Naomi yang membuat Naomi mencubit perut Ve.
"Hahahhaa kamu galak banget sih. Mi.. Kalau nanti aku susah ada waktu buat kamu, kamu ga akan ninggalin aku kan?" Ucap Ve sendu menatap Naomi dari samping.
"Ingatkan aku saat aku khilaf. Tegur aku saat aku kalap" ucap Naomi mengecup bibir Ve. Ve mengangguk.
Lalu mereka kembali menonton film yang sedang tayang.
Ve sudah sangat teramat bosan. Ve tidak menyukai film romantis. Terlalu mendramatis
Berkali-kali Ve menarik dagu Naomi dan melumat bibir bawah Naomi.
Ve juga menciumi pundak, lengan, leher, pipi dan bibir Naomi.
Ve menciumi Naomi hampir sepanjang film berlangsung, tidak jarang ia membiarkan Ve menciumnya namun Naomi fokus menonton hingga Ve memegang rahang Naomi dan Naomi harus membalas ciuman Ve.
"Ve.. Udah deh. Inimah bukan kita nonton film, tapi film yang nonton kita" kesal Naomi saat Ve menarik rahang Naomi untuk kembali menciumnya.
"Aku bosan, sayang" ucap Ve akhirnya mengecup pipi Naomi. "Kan tadi kamu yang ajak nonton. Kamu juga ikut aja nonton apa. Sekarang malah salah fokus. Nonton dulu ya" ucap Naomi mengelus pipi Ve. Ve diam dan menaruh wajahnya di ceruk leher Naomi.
Hingga akhirnya film selesai dan Ve tetap memeluk Naomi dari samping dan menyembunyikan kepalanya diantara rambut dan leher Naomi.
"Ve.."
"Kak Nae" ucap Naomi menjauhkan wajah Ve dari lehernya.
"Eh.. Kak Nae" ucap Ve dan membenarkan posisi duduknya.
Nae berada di depan kursi VeOmi. Saat film selesai, Nae mengedarkan pandangannya dan berbalik badan. Namun, ia sangat terkejut karena melihat adik TTM-annya sedang bermesraan dengan sahabatnya.
Nae menatap Ve seperti minta penjelasan. Ve yang bingung berusaha mencari cara untuk berbicara dengan Nae.
"Tunggu aku di depan" bisik Ve dan dijawab anggukan oleh Naomi.
"Tunggu aku sama Naomi" ucap Nae yang dijawab anggukan oleh Teddy.
Seakan mengerti, Nae berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Ve.
Sesampainya di sebuah tempat, Nae berdiri meminta penjelasan.
"Ve.. Aku tau kamu mencintai Naomi. Tapi tolong jaga sikap kalian, setidaknya di ruang publik. Statusmu pacar orang. Kasian Naomi yang jadi korban. Kamu mengerti kan?" ucap Nae tanpa menghakimi.
"Iya, kak. Ve mengerti. Tolong jangan ceritakan" ucap Ve dan dijawab anggukan oleh Nae.
Sementara itu, Teddy mengajak Naomi berbincang.
"Kamu ada hubungan sama Ve?" tanya Teddy yang sedang mengajak Naomi membeli minuman. "Sahabat, kak" ucap Naomi mengambil minumannya.
"Kenapa konsep sahabat kalian itu terlalu mesra sih? Nae juga gitu. Aku kadang heran dengan hubunganku sama Nae. Sama kayak liat Ve dengan Marcel. Kami berasa jadi selingkuhan" ucap Teddy mengambil minumannya.
"Gak gitu, kak. Aku dan Ve melewati masa kecil dan remaja bersama. Jadi kedekatan kami ya gini" ucap Naomi sambil berjalan bersama Teddy. Ia bingung bagaimana menjelaskannya. Tidak mungkin ia berbicara jujur. Itu sama saja menggali lubang kubur sendiri.
Teddy hanya mengangguk penuh tanda tanya yang tidak terjawab. Mereka melanjutkan jalannya menuju pintu bioskop. Disana juga mereka melihat NaeVe yang berjalan ingin menemui mereka.
Naomi memberikan minuman green tea nya pada Ve yang langsung disesap seperempat.
Semua kaget dengan kelakuan Ve dan Ve menghela napasnya lega lalu diam melihat ketiga orang di depannya yang melongo melihat dirinya.
"Haus banget, Ve?" tanya Naomi dan dijawab anggukan oleh Ve. Semua tersenyum dan Ve menggenggam tangan Naomi.
"Makan dulu yuk, Ve" ajak Nae. Ve melirik ke arah Naomi. Naomi mengindikkan bahunya pertanda ia mengikuti apapun keputusan Ve.
"Ga usah, kak. Aku lanjut aja ya. Makasih. Duluan, kak" ucap Ve yang dijawab anggukan oleh Teddy.
"Oke. Hati-hati ya" ucap Nae. "Iya, kak" ucap VeOmi bersamaan.
"Kita makan dulu?" tanya Teddy tidak percaya. Biasanya, kalau mereka jalan berdua, mereka hanya melakukan satu kegiatan kencan.
"Iya. Kita makan dulu. Kamu juga laper kan?" tanya Nae yang dijawab anggukan oleh Teddy. Teddy merangkul pinggang Nae dan mereka berjalan menuju resto dekat bioskop sedangkan VeOmi melanjutkan kencan mereka ke danau hanya untuk berduaan saja.