Saat VeOmi sedang asik diam dalam kemesraan.
'Jeje Calling'
"Halo.." Naomi yang sedang memegang hp Ve mengangkat telpon dari Jeje karena Ve sedang menaruh wajahnya di ceruk leher Naomi.
"Woy, Pe! Dimana lo?" teriak Jeje. Karena memang seperti itu biasanya Jeje terhadap Ve. Tidak pernah saling manis.
"Je.. Ini aku, Naomi" jawab Naomi dengan lembut yang membuat Ve mengangkat wajahnya dan menempelkannya di pipi kanan Naomi.
"Eh.. Mi.. Maaf. Kalian dimana?" suara Jeje berubah sangat lembut. Berbeda dari awal. Masih ingatkan kalau Jeje juga menyukai Naomi?
"Apaan lo? Pasti lo bentak-bentak Naomi gw ya?" ucap Ve yang langsung mengambil hp nya dan mengecup pipi Naomi.
"Naomi lo? Sejak kapan? Bukannya lo pacar Marcel ya?" tanya Jeje mengejek Ve yang enggan mengikat Naomi dalam status serius.
"Berisik! Mau apa lo?" jawab Ve tidak menghiraukan ucapan Jeje.
"Heh, kampret! Kalian jadi ga ke rumah gw? Katanya mau belajar bareng? Malah pacaran" kesal Jeje yang sudah menunggu VeOmi selama dua jam.
"Oh iya ya? Lupak gw. Maklumlah.. Orang kalo udah pacaran kan lupa segalanya... Aww.. Sakit, Mi" ucap Ve mengeluh karena perutnya dicubit pelan oleh Naomi.
"Hahahahahaa udahlah, gw tunggu kalian. Ligat. Mi, cubit aja terus" ucap Jeje dan memutuskan sambungannya.
"Kamu ini. Ngomongnya asal aja" ucap Naomi mengelus perut Ve yang tadi ia cubit.
"Lah kan bener, kalo kita udah berduaan pasti lupa. Dan kalo kita udah berduaan ya udah kaya pacaran. Iya kan, sayang?" tanya Ve menggoda Naomi dan sukses membuat pipi Naomi merona.
"Pacarmu itu Marcel, Ve. Bukan aku. Jadi kita ga bisa disebut pacaran" ucap Naomi menyadarkan status mereka.
Ve yang hendak melepas pelukannya di tahan oleh tangan Naomi dan Naomi makin mengeratkannya.
"Aku menyayangimu, Ve" ucap Naomi menoleh menghadap Ve. Tatapan mereka bertemu. Mereka saling menatap dalam.
Perlahan, Ve memajukan wajahnya. Tak terasa, Ve sudah menempelkan bibirnya di bibir Naomi. Hanya menempel lalu Ve melepaskannya.
Ve kembali menatap Naomi, Naomi juga tidak melepaskan pandangannya.
Lalu Ve kembali memajukan wajahnya dan kali ini ia melumat bibir bawah Naomi. Naomi menutup matanya dan membalas ciuman Ve.
Tangan Naomi mengelus tangan Ve yang semakin erat memeluk tubuhnya. Ciuman mereka sangat intens, hingga beberapa kali terdengar kecapan yang menandakan mereka sedikit mengambil napas.
Setelah dirasa setiap inchi bibir masing-masing sudah diberi hak milik, Naomi melepas ciuman mereka.
Ve menyatukan kedua kening mereka dengan nafas terengah dan mata yang masih saling menutup.
"Mi.." ucap Ve menarik sedikit wajahnya untuk melihat wajah Naomi. Mereka sudah saling membuka mata dan kembali saling tatap.
"Kita ke rumah Jeje yuk. Dia udah nungguin pasti" ucap Naomi mengecup pipi Ve.
"Terus, kita?" tanya Ve bingung. Ia sangat mencintai Naomi tapi ia mempunyai Marcel.
"Nikahi aku. Aku menunggumu" bisik Naomi di depan wajah Ve dan kembali mengecup bibir Ve.
Ve tersenyum dan mengangguk lalu mereka berdiri. Mereka berjalan menuju rumah Jeje dengan Ve yang merangkul pinggang Naomi dan senyum yang tidak lepas dari keduanya layaknya pasangan baru yang sedang kasmaran.