Kisah APJ

1.2K 74 58
                                    

Hari-hari berlalu.

Saat ini VeOmi sudah menginjakkan kakinya ke ranah SMA kelas 1, NaeBatz kelas 3 dan Aom mulai menjajakkan bangku perkuliahan.

Batz sudah bekerja paruh waktu di salah satu perusahan IT terkenal. Dengan kemampuannya yang luar biasa, Batz sebagai anak magang sudah diangkat menjadi pegawai tetap paruh waktu. Tidak ada yang dapat menginterupsi posisi Batz karena ia sangat berpengaruh di perusahaan ini.

Sedangkan Aom sudah keluar dari rumah makan dan sekarang membangun cafe sendiri di pusat kota dan sudah terkenal di kalangan anak muda maupun pekerja kantoran.

Bagaimana dengan Ve?
Dia sudah menjadi model ternama. Ia juga sudah melebarkan sayapnya menjadi artis. Sepulang sekolah, waktunya sangat padat karena profesinya.

APJ sudah berpindah rumah ke pusat kota. Mereka mengumpulkan uang bertiga untuk membeli rumah yang cukup besar dan juga mobil untuk masing-masing. Selain itu, Naomi juga ikut dengan mereka karena nenek Naomi sudah wafat.

Rumah Naomi dikontrakkan sehingga Naomi mempunyai uang tambahan selain kerja paruh waktunya sebagai fotografer di salah satu majalah.

Ve juga sudah putus dari Marcel karena Marcel pindah kota dan Ve tidak bisa LDR.

Bagaimana dengan VeOmi? Mereka semakin mesra namun belum berstatus pacar. Sedangkan Nae masih berpacaran dengan Teddy dan Aom sedang dekat dengan Tina, sahabatnya.

***

Di suatu hari liburan SMA, di apartemen yang cukup elit, terdapat dua orang wanita yang sedang berseteru namun dengan posisi sangat mesra.

Sang wanita yang lebih kecil sedang mengalungkan tangannya di leher wanita yang lebih tinggi darinya. Sementara wanita yang lebih tinggi sedang memeluk tubuh wanita tersebut dengan tangannya melingkar sempurna di pinggangnya.

"Yang bener aja sih kamu ke Cina?" Tanya wanita yang lebih kecil. "Iya. Ini ga bisa cuma lewat laptop, aku harus melihat ke lapangannya" jawab wanita yang lebih tinggi menatap mata wanitanya memberi pengertian.

"Berapa lama?"

"Dua minggu"

"Ga usah balik aja sekalian!" Ketus wanita yang lebih kecil. Ia telah melepaskan kalungan tangannya. Saat ia hendak melepas pelukan wanita di depannya, wanita tersebut memeluk wanita yang lebih kecil. Ia kembali mengalungkan tangan wanita kecil ke lehernya dan kembali memeluk pinggang wanita kecil tersebut.

"Ini demi masa depan kita. Cuma dua minggu. Kita kan bisa video call atau skype" ucap wanita yang lebih tinggi.

"Uangku dan uangmu saat ini udah bisa buat masa depan kita. Aku gamau kalau cuma sekedar via apalah itu. Aku mau sama kamu, Batz" ucap wanita yang lebih kecil menaruh keningnya di bibir Batz.

Mereka adalah BatzNae. Batz diutus perusahaannya ke China untuk langsung meninjau ke lapangan dan saat ini ia sedang memberi pengertian pada TTM nya. Sama seperti VeOmi, BatzNae juga belum memiliki status resmi.

"Aku gamau kita gini-gini aja. Percaya padaku. Aku boleh pergi ya" ucap Batz mengecup pucuk kepala Nae.

"Yayaya.. Terserah kamu aja" kesal Nae menaruh wajahnya di ceruk leher Batz.

"Jangan seperti ini, sayang" ucap Batz mengeratkan pelukannya. "Iya, baiklah. Tapi kamu wajib menelponku saat benar-benar senggang dan kita harus selalu berkirim chat. Gimana?" Ucap Nae mendongakkan wajahnya menatap wajah Batz.

"Oke. Deal!" Ucap Batz. Nae tersenyum dan mengusap pipi Batz. Batz membalas senyum Nae dan mulai memajukan wajahnya.

Tak lama kemudian, bibir mereka sudah saling menempel. Nae tersenyum dengan mata terpejam dan ia mulai melumat bibir bawah Batz. Batz membalas ciuman Nae dan makin merapatkan tubuh mereka.

Setelah dirasa puas, Nae melepas ciuman mereka dan mengecup singkat bibir Nae.

"Terima kasih, sayang" ucap Nae. Batz mengangguk dan mencium kening Nae penuh cinta.

Nae sangat senang akan ciuman mereka. Pasalnya, Nae berulang kali meminta Batz menciumnya namun Batz selalu menolak. Nae menjaga ciuman pertamanya hanya untuk Batz dan saat ini ia mendapatkannya. Itulah mengapa ia sangat senang. Dan ia pasti sangat tahu ini adalah ciuman pertama Batz.

Sementara itu di dalam mobil Ve, di tengah kemacetan menuju resto, VeOmi sedang duduk menikmati lagu-lagu yang terputar.

"Ve.. Aku udah lama sebenernya mau nanya ini" ucap Naomi yang sedang menyandarkan kepalanya di bahu Ve. Sedangkan tangan Ve sedang mengusap kepala Naomi.

"Nanya apa, sayang?" Ucap Ve mengecup pelipis Nae. "Ini lagu apa ya?" Tanya Naomi terkekeh melihat ekspresi malas Ve.

"Aku pikir apaan. Udah lama denger, baru nanya. Dasar" ucap Ve perlahan menginjak pedal gas mobilnya. Macet kali ini sangat tidak bersahabat. Malam minggu, awal bulan dan padat merayap.

"Hehehe aku mau nanya kamu lupa terus. Adaaaa aja halangannya. Nah mumpung sekarang inget. Musiknya enak" ucap Naomi mengeratkan pelukannya pada pinggang Ve.

"Judulnya Lullaby. Penyanyi aslinya Polina Gagarina asal Rusia tapi aku lebih suka versi Aida Nikolaychuk asal Ukraina. Dia pernah bawain di ajang pencarian bakat gitu" ucap Ve menjelaskan sambil menatap wajah Naomi. "Oh.. Kalo lagu ini?" Tanya Naomi begitu lagu baru terputar.

"Ini judulnya Eppure Sentire tapi banyak di kenal dengan judul Un Senso di Te. Dinyanyikan oleh Elisa, penyanyi asal Italia" jawab Ve santai memperlihatkan liriknya pada Naomi melalui tab nya.

Naomi mencoba untuk menyanyikannya diiringi kekehan dari Ve karena Naomi beberapa kali kesal sebab salah menyebutkan lirik.

"Bukannya dibantuin, malah diketawain" kesal Naomi menggigit lengan Ve. Ve malah tertawa dan mengacak pucuk kepala Naomi.

Lalu lagu lain terputar dan membuat Naomi terheran karen semua lagu Ve beraneka ragam.

"Korea?" Tanya Naomi begitu mendengar liriknya.

"Iya. Judulnya Fox Rain. Ost dari film My Girlfriend is Gumiho" jawab Ve kembali menginjak pedal gas mobilnya.

"Kamu suka drakor??" Tanya Naomi heran dengan menatap Ve sampai memajukan tubuhnya.

"Hahaha gak, sayang" ucap Ve kembali memeluk Naomi agar bersandar pada pundak Ve.

"Terus? Kok bisa tahu?" Tanya Naomi kembali bersandar pada pundak Ve.

"Saat istirahat pemotretan, aku, Nabilah, Melody duduk di ruang rias. Lalu Nabilah dan Melody nonton film itu sedangkan aku sibuk berbalas chat dengan kamu. Lalu lagu itu terputar, aku bertanya pada Nabilah judul lagunya dan dia menjelaskan sangat rinci. Intinya, itu film tentang rubah dari lukisan berubah jadi manusia dan jatuh cinta sama manusia. Saat dia sedih, hujan turun dan lagu itu selalu menjadi ost nya sesuai dengan judulnya Fox Rain. Aku bilang suka musiknya dan nabilah langsung bluetooth lagu itu" jawab Ve mengecup bibir Naomi.

"Oh.. Luar biasa ya.."

"Iya, aku emang luar biasa" jawab Ve sedikit membanggakan diri.

"Macetnya, Ve. Luar biasa macetnya" ucap Naomi tertawa dan membuat Ve menghadiahi ciuman bertubi-tubi di kepala Naomi.

Sedangkan Aom sedang bersama Tina di sebuah pasar malam dan sedang memakan bakso.

"Aom.. Pacaran yuk" ajak Tina santai sambil menyuapkan bakso ke mulutnya. "Dasar.. Ga ada romantis-romantisnya" ucap Aom kesal melihat kelakuan Tina yang seenaknya.

"Halah.. Nanti juga kalo aku romantis dibilang sok-sok an. Terus disangka aneh. Belum lagi ga kebayang deh gimana anehnya raut wajahmu. Males banget" ucap Tina yang sudah sangat memahami sifat dan sikap Aom.

"Hahaha kamu paham banget gitu. Iya, iya. Aku mau" jawab Aom dan membuat Tina mengecup punggung tangan Aom.

"Ih.. Apaan deh" ucap Aom mengibaskan tangannya seolah terkena kotoran.

"Kan.. Kan.. Kan.. Serah lah.. Bebaaassss" kesal Tina dan kembali memakan baksonya lalu mereka berdua tertawa bersama.

You're The Straw To My BerryWhere stories live. Discover now