Siapa Sih Pacarnya?

1.2K 76 1
                                    

Setelah hari itu, BatzNae dan VeOmi semakin dekat meski tanpa status. Tak jarang mereka berkumpul bersama layaknya keluarga kecil.

Namun, baik Ve maupun Nae tetap mempunyai pacar. Ve dengan Marcell dan Nae dengan Teddy.

Meski begitu, tidak mengurangi kemesraan Nae dengan Batz dan Ve dengan Naomi. Selebihnya, mereka akan mengajak TTM mereka apabila akan jalan dengan pacar mereka.

Seperti saat ini.

"Babe.. Kencan yuk" ajak Teddy memeluk Nae dari samping. Saat ini mereka sedang makan di kantin. Semua murid tau Nae berpacaran dengan Teddy tapi tidak sedikit yang bingung dengan kedekatan BatzNae.

"Kemana?" Tanya Nae yang masih asik memainkan hp nya. Ia sedang chat dengan Batz.

"Emang Batz dimana, babe?" Tanya Teddy melihat hp Nae. Nae menengok ke arah Teddy dan membalik hpnya.

"Gw udah bilang, jangan pernah baca chat gw" ucap Nae kesal. "Hah.. Susah deh punya pacar yang TTM nya lebih penting. Kenapa lo ga pacarin aja Batz?" Tanya Teddy menaruh kepalanya di bahu Nae.

"Gw lagi gamau debat ya, Max" ucap Nae kembali membalas chat Batz. "Oke.. Oke.. Batz dimana?" Tanya Teddy masih memeluk Nae dan sesekali mengecup pipi Nae.

"Lagi dipanggil wali kelas buat bantu graffiti sekolah. Bentar lagi kesini. Gw mau pesenin dia makanan dulu. Awas dulu ya" ucap Nae lembut. Bagaimanapun juga, Teddy adalah pacarnya.

"Gw aja yang pesenin. Lo disini aja" ucap Teddy mengecup pipi Nae dan beranjak memesan bakso lalu kembali duduk di samping Nae dengan membawa bakso untuk Batz dan mimuman untuk dirinya sendiri.

Teddy kembali memeluk Nae dan mengecup pipi Nae. "Jadi kamu mau ga kencan?" Tanya Teddy menatap wajah samping Nae.

"Gw..."

"Ya..ya..ya.. Kita ajak Batz juga" ucap Teddy melepas pelukannya dan mulai menyesap minumannya malas. Ia sudah sangat lelah dengan hubungan ini. Nae selalu mengajak Batz dalam hubungan mereka.

Teddy tau Batz selalu menolak namun Nae keukeuh Batz tetap harus ikut. Teddy sangat mencintai Nae. Itulah mengapa ia hanya bisa pasrah saat Nae mengajak pacar keduanya.

Setidaknya itu menurut Teddy. Bagaimana tidak, Teddy dan Nae jarang berkomunikasi namun ia selalu melihat Nae memegang hp nya saat tidak ada Batz di sampingnya.

Nae juga lebih sering terlihat bersama Batz, meski hanya untuk mengantar Batz ke tempat kerjanya dibanding mengantar Teddy ke tempat les atau menemani Teddy pergi.

Tapi Teddy mendapat keuntungan dari kesibukan Batz. Teddy mempunyai waktu lebih banyak dengan Nae. Nae tidak akan menolaknya apabila Batz tidak ada.

Tapi ya tetap, jika ada Batz, Teddy merasa ialah pacar kedua Nae. Seperti saat ini, saat ia mengajak Nae kencan. Biasanya, Nae akan selalu mengajak Batz. Batz. Dan Batz.

"Loh kok ngomong gitu? Gw baru mau bilang. Gw nganter Batz dulu, baru kita kencan" ucap Nae menatap Teddy yang wajahnya sudah sangat senang.

"Beneran? Kita kencan? Hanya berdua?" Ucap Teddy tidak percaya. "Iya. Batz udah marahin gw karena selalu maksa dia ikut. Kalo sesekali kata dia gpp. Tapi dia males kalo tiap kita kencan. Dia banyak kerjaan" ucap Nae santai.

"See? Lagi kan? Batz. Batz. Batz. Bahkan ini bukan idenya, tapi ide Batz. Sudah gw bilang, Batz itu baik. Pacar gw aja nih yang luar biasa mencintai Batz" batin Teddy sedikit kedal tapi tidak memungkiri kesenangannya.

"Hey.. Maaf ya lama" ucap Batz dan langsung meneguk airnya lalu memakan baksonya.

"Pelan-pelan.. Nanti kamu tersedak" ucap Nae mengelus tangan kiri Batz yang menganggur. Batz melirik ke arah Teddy dan melepaskan tangannya dari Nae kemudian asik memakan baksonya setelah tersenyum ke arah Nae.

"Lihat lagi kan? Nae memakai aku-kamu hanya bersama Batz dan ia berucap sangat lembut. Belum lagi refleks mesranya yang bikin arrggghhh.. Tapi lihat juga kan bagaimana Batz? Ia sangat menjaga perasaanku. Hah.. Aku heran dengan hubungan ini" batin Teddy melihat kemesraan pacarnya.

Sementara itu di taman sekolah terdapat dua wanita yang sedang duduk bersantai di atas rumput hijau.

Sang wanita yang lebih tinggi sedang tiduran di paha wanita yang sedang memainkan hpnya. Mereka adalah Ve dan Naomi.

"Mi.. Jangan maen mulu sih. Emang hp lebih menarik dari aku?" tanya Ve yang mengenggam tangan Naomi yang sedang memegang hp.

"Kamu kok ngomong gitu. Aku lagi baca gosip sekolah. Masa mereka bilang Marcel jadi PHO kita" ucap Naomi lalu mengunci layar hpnya dan menatap mata Ve yang sedang menatapnya.

"Memang benar kan seperti itu" ucap Ve santai. "Ve.. Kita ga ada hubungan apapun. Jadi dia bukan PHO. Justru aku yang berasa jadi selingkuhanmu" ucap Naomi memainkan rambut Ve.

"Udahlah.. Berhenti bahas itu. Nanti kita kencan yuk. Aku ga ada pemotretan hari ini" ucap Ve menatap Naomi.

"Kencan.. Kencan.. Kamu beneran bikin aku seperti selingkuhan deh. Kencan itu untuk yang pacaran, Ve" ucap Naomi malas.

"Hah.. Sudahlah. Pokoknya ntar aku mau kita nonton" ucap Ve keras kepala. "Iya.. Iya" ucap Naomi pasrah.

Bel masuk berbunyi, membuat Ve bangun dari tidurannya dan mengulurkan tangannya untuk Naomi.

Lalu mereka masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran. Saat pertengahan pelajaran, Ve meminta ijin untuk ke kamar mandi.

Selesai dari toilet, Ve bertemu dengan Marcel.

"Ve.. Nanti nonton yuk" ajak Marcel. "Maaf, cel. Aku udah ada janji" ucap Ve tersenyum. "Yah.. Sama siapa?" tanya Marcel dengan wajah sedikit kecewa. "Naomi, cel. Maaf ya" ucap Ve  menatap Marcel. "Iya, gpp. Have fun ya, sayang" ucap Marcel dan dijawab anggukan oleh Ve.

"Aku ke kelas duluan ya" ucap Ve meninggalkan Marcel yang tadi mengangguk.

Sama seperti Teddy, Marcel juga dibuat bingung dengan status pacaran mereka. Menurutnya, orang pacaran itu seperti Ve dengan Naomi bukan dirinya dengan Ve.

Marcel merasa Ve mempunyai rasa khusus pada Naomi namun ia tutupi dengan status persahabatan mereka.

Beberapa kali Marcel merasa kalau Ve dan Naomilah yang berpacaran sedangkan dirinya adalah selingkuhan Ve. Ditambah lagi gosip yang mengatakan Marcel adalah PHO bagi VeOmi.

Tapi ia sangat beruntung, bahwasanya sahabat Ve yang bernama Naomi adalah sahabat yang menjaga hati pacar dari sahabatnya.

Beberapa kali Marcel mengajak Ve jalan, Ve selalu mengajak Naomi. Meski Naomi tidak mau, Ve tetap keras kepala mengajaknya. Kalau sudah begitu, baik Marcel maupun Naomi hanya bisa mengikuti kemauan Ve.

Naomi juga beberapa kali ngambek saat tidak mau ikut dan berhasil membuat Ve berjalan hanya berdua dengan Marcel.

Ve akan sangat menurut dengan Naomi. Itulah mengapa Marcel sering meminta bantuan Naomi apabila berurusan dengan Ve. Meskipun ia sebenarnya sangsi dengan kedekatan keduanya.

Seperti saat ini, di parkiran.

"Hai, girls.. Aku antar yuk" ajak Marcel yang sudah keluar dari mobilnya dan melihat VeOmi berjalan menuju gerbang.

"Ga usah. Kami naik bis aja. Iya kan, Mi" ucap Ve kepada Naomi yang sedang meminum teh yang baru saja ia beli. Naomi mengangguk dan tersedak.

"Mi.. Ya ampun.. Kamu kenapa?" ucap Ve panik mengusap punggung Naomi. Naomi sedikit terbatuk dan mengangguk setelah tenang. "Aku gpp, Ve" ucap Naomi mengusap lehernya.

"Ya Tuhan! Kamu membuatku takut, Mi" ucap Ve memeluk Naomi erat. Naomi melirik Marcel dan melepaskan pelukannya. "Aku gpp".

"Minumnya pelan-pelan aja. Jangan membuatku khawatir" ucap Ve mengelus rambut Naomi. "Aku gpp. Ga perlu berlebihan, Ve" ucap Naomi menurunkan tangan Ve dan memberi kode bahwa ada Marcel di dekat mereka pada Ve dengan tatapannya.

Ve yang tadi panik dengan keadaan Naomi langsung tersadar dan berpamitan pada Marcel untuk pergi.

"Lihatkan? Hanya tersedak air minum, Ve bisa sepanik, setakut dan sekhawatir itu. Bahkan ia memeluk Naomi yang telah membaik. Aku pernah tersedak dan ia hanya mengelus punggungku. Dan lihat juga kan ekspresi Naomi? Ia sangat menjaga perasaanku. Aku sangat bingung dengan hubungan ini. Ve.. Ve.." batin Marcel menggelengkan kepalanya menatap punggung kekasihnya yang sedang menggenggam tangan Naomi dan perlahan menjauh dari pandangannya.

You're The Straw To My BerryWhere stories live. Discover now