Status???

23.8K 2.8K 117
                                    


Rinduku tak terbendung sudah
Izinkan aku menemuimu kembali
Mengeja larik-larik yang sempat hilang dalam ingatan
Kali ini aku nyatakan
Ingin hidup dalam aliran darahmu sekali lagi

Apakah kalimat romantis dan membuat hati meringis itu datang dari Al?

Jangan mengharap terlalu banyak, Ladies! Kalian akan kecewa berat-beratan.

Itu salah satu sajak yang dibuat oleh, AJ, kakak Al, untuk Grace. Sang wanita pemilik hati yang sekarang untungnya sudah menjadi istrinya. Terlepas dari drama kisah cinta rumit mereka yang juga melibatkan, Azha, kakak Gemma.

Al tak punya bakat romantis. Sepertinya karena dia anak bungsu keluarga Ardhani, sifat romantis keluarga yang juga limited edition sudah terserap habis tak tersisa untuk kakaknya saja. Dia tak kebagian bahkan seujung kuku pun.

Kebetulan, Al memang selalu punya kesulitan dalam mengucapkan kata cinta. Sekalinya dia mencoba, akan tampak seperti ikan mas koki yang megap-megap kehabisan udara. Hanya membuka mulut, tapi tak bisa bersuara.

Bagi Al, cinta itu tak perlu ditunjukan dengan kata. Lagi pula tak seru juga kalau dia terlihat seperti pengidap asma saat ingin ngegombal. Cukup dibuktikan dengan tindakan saja. Dalam bentuk perhatian-perhatian kecil, kesediaan menjadi bodyguard, sampai menjadi supir antar kota. Tindakan semacam itu seharusnya sudah terlihat jelas sebagai tanda cinta.

Selama tiga tahun terakhir ini, fokus utama Al hanya wanita itu. Si Mak Lampir kesayangannya, Gemma Althea Bratayuda yang onengnya gak ketulungan, manja, dan hobi ngambek pula. Terutama jika Al lupa menyediakan sesajen coklat. Cubitan Gemma yang terasa menggigit kala Al sedang usil, bisa berubah menjadi mematikan. Pedas! Seperti ketoprak yang dikasih tanda karet gelang sampai lima biji.

Al tak tahu kapan perasaan itu hadir. Somewhere between all their laugh, long talks, stupid little fights, and all their lame jokes ... He fell in love. Dengan penuh percaya diri, Al yakin kalau Gemma juga merasakan hal yang sama walaupun tak ada yang mengutarakannya.

Tak perlu ucapan, I love you di antara mereka. Biar seperti ini saja. Sampai Al siap membawa Gemma ke pelaminan.

Al melangkah ringan menuju unit apartemen Andhara kemudian menggedor pintunya. "Ra ... Dara! Buruan buka!"

Terdengar suara selot pintu dan anak kunci yang diputar, kemudian wajah panik Andhara muncul. Kaus putihya basah hingga garis tubuhnya tercetak jelas. Rambut pendeknya juga berantakan dan basah kuyup seperti habis diguyur air hujan. "Lama!" hardik Dara saat melihat Al, kemudian buru-buru menarik tangannya dan menyeret Al ke dapur.

Dara menyerahkan kunci inggris ke tangan Al. "Loe kencengin, Al. Gue pegang pipanya biar stabil!" seru Dara yang ternyata sudah membongkar pipa wastafel sendiri, walau hasilnya malah terjadi bencana. Air muncrat ke mana-mana membasahi dapur.

"Loe bego ya? Kenapa pas loe buka pipa, airnya gak loe matiin dulu, sih?" gerutu Al yang ikut kebasahan. Namun, dengan sigap, dia membetulkan pipa tersebut.

"Banyak sampah ternyata. Jadi tadi mampet gitu," jelas Dara saat semua sudah terpasang dengan rapi.

"Ya kalau mampet emang biasanya gara-gara sampah! Gara-gara loe nih, baju gue jadi basah!" seru Al sebal ke Dara yang sibuk mondar-mandir mengeringkan lantai.

"Maap, sih. Nanti gue ambilin kaos loe, buat ganti," jawab Andhara tanpa rasa sesal.

"Heee? Baju gue?" pekik Al.

"Masih ada, tuh, di sini yang ketinggalan sejak terakhir kali loe nginep," jelas Andhara sambil tertawa kecil saat menatap Al, karena setiap kali Al menginap, jelas tidak hanya untuk tidur saja. Tapi juga 'ngelonin' Andhara.

Extraordinary Days With Al (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang