"You are my person, Gemma ...."
Ucapan lirih yang datang dari mulut Al membuatnya semakin bingung dan juga kesal. Ingin sekali Gemma berbalik dan menoyor kepala Al berulang-ulang.
Apa maksud dari ucapan Al? Person itu apa? Orang apa? Memangnya selama ini Al menganggap dia vegetable atau malah pepohonan sekaligus semak belukar?
Atau sebetulnya Al sedang membicarakan serial TV; Person of Interest yang sangat Gemma suka karena walaupun wajah aktor utamanya gak ada yang sumenggah, ceritanya sangat menarik untuk ditonton?
"I let you down. I know I let you down. But please, Gem, it's me, Al," bujuk Al lagi saat Gemma masih saja terdiam."Ya sejak kapan loe ganti nama jadi El!" seru Gemma ketus membuat Al tersenyum kemudian mengecup pipinya. "Loe ngegemesin kalau lagi marah," bisik Al sambil memeluk Gemma lebih erat lagi.
"Jauh-jauh dari gue, atau kepala loe gue getok pake ukulele," ancam Gemma. Dia tak suka dipeluk oleh Al saat ini.
Pria pembawa masalah itu seperti punya pesona tersendiri yang membuat Gemma lemah di hadapannya. Setiap kali Al memeluknya, Gemma akan luluh dan kembali pasrah di pelukan pria tersebut. Menelan semua kekecewaan dan sakit hati yang dirasakannya, karena Al seakan sungkan memperlihatkan pada dunia kalau Gemma adalah wanita pilihannya.
Al mengalah dan melepaskan pelukan, kemudian berdiri di hadapan Gemma. "Gemgem, sorry."
"Loe ngapain ke sini?" seru Gemma yang tidak mempedulikan permintaan maaf Al.
"Nyariin loe, lah. Jun bilang loe di sini."
'Sial!!' Gemma memaki Jun dalam hati. Ngapain juga itu bocah pakai ngadu segala kalau dia ada di sini?
Al mencoba membujuk Gemma lagi. "I know sometimes I could be a jerk, but I'm always gonna show up for you, Gemma. You know that."
"Gak sometimes loe, mah. Tapi, many times being a jerk!" hardik Gemma.
'Show up my beautiful and sexy ass! Toh, Al juga segera show up kalau Andhara mendadak manggil. Gombalan loe basi, Al!' geram Gemma dalam hati.
"Loe bener-bener marah, ya, Gem? Padahal gue udah minta maaf," tanya Al tak mengerti.
"Nih, ukulele." Gemma menyorongkan ukulele Jun secara paksa ke Al yang menerimanya walaupun heran.
"Ngomong aja sama itu ukulele! Jangan sama gue!" hardik Gemma.
Gemma benar-benar marah sekarang. Apa sebetulnya yang telah dia lakukan selama ini?
Tiga tahun menjalin hubungan tanpa kejelasan. Dia masih tetap bertahan dengan pria tanpa perasaan yang bisa seenaknya melesat kabur saat sang mantan, eh, salah ... Sang ... apa pun itu, lah! Memanggilnya. Padahal Gemma juga ada di sana! Di sebelah pria semprul itu!
Apakah karena Gemma bukan kekasihnya, maka dari itu Al merasa bisa bertindak sesukanya. Toh, Gemma memang tidak berhak melarang. Dia bukan siapa-siapa bagi Al.
Ya benar. Gemma tidak berarti apa-apa untuk Al.
"Gem, udah dong marahnya," bujuk Al sekali lagi.
"I don't want to talk to you right now," jawab Gemma tanpa melihat Al.
Al berlutut, menyentuh dagu Gemma dan membawanya pelan agar bisa menatap wajahnya. "I'm so sorry. Give me a second chance, please," pinta Al lagi nada mengiba.
Gemma dengan enggan menatap mata Al kemudian berkata. "You know, Al ... second chance have never been a problem for me. I tend to give about seven or eight before I realize I'm an idiot."
"Gem ...."
Gemma menghela napas panjang, memejamkan matanya mencoba menguatkan diri sebelum mengucapkan kalimat final.
"I'm done being an idiot. So, I'm done with you, Al."
"Gem, you don't mean to say that!" ucap Al seraya menggenggam tangan Gemma erat.
Tiba-tiba Jun menerobos masuk memanggil mereka berdua. "Al, Gemstone, ikut ke RS gak? Kak Grace mau lahiran."
Gemma cepat-cepat melepaskan genggaman tangan Al dan bangkit. "Loe ke sana naek motor, Jun?" tanya Gemma.
"Gak, bawa mobil. Ardi sama Aska maunya ikut gue. Kak AJ, Ibu, sama Ayah udah jalan duluan soalnya."
"Cakra, Shane sama Darren mana?" tanya Gemma lagi.
"Udah pada pulang pas loe lagi molor," jelas Jun.
"Ya udah, gue ikut loe, deh, Jun. Sekalian jagain anak-anak itu. Loe bakal kerepotan sama Aska pastinya. Dia kan gak bisa diem," putus Gemma segera.
"Oke, gue panasin mobil dulu. Gue tunggu di bawah ya, buruan!" seru Jun yang kemudian berlalu.
Gemma bergegas menyusul Jun namun Al menahan lengannya. "Gem, pergi sama gue aja. We need to talk about us."
Gemma tersenyum tipis saat menoleh ke arah Al dan menatapnya dengan raut wajah sedih. "Permintaan loe itu kelewat konyol, Al. There is no 'us', there's never been us. Just Al and Gemma, but not 'us'."
-----------
Luv,
NengUtie
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Days With Al (Sequel)
RomanceAl dan Gemma... Ah, sudahlah. Ini hanya cerita sederhana dari pria yang mahir bersumpah-serapah bertemu dengan lawannya. Wanita matre bertemu pria perhitungan. Pria yang tak suka komitmen bertemu dengan wanita yang membuatnya gila. Ya, hanya cerita...