"Fuck!!! Fuck!!! Fuck!!!" maki Al berulang kali. Dia mencoba bangkit, lalu memakai kembali pakaiannya yang berserakan ke segala penjuru. Bahkan kausnya dia temukan teronggok di depan pintu masuk apartemen Andhara.SHIT!! Bagaimana mungkin dia bisa berakhir di sini. Di kamar Andhara? Lebih parah lagi, berbaring tanpa busana di kasurnya.
Al mengacak rambutnya frustrasi, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. Dia ingat ketika dia marah, kemudian kembali ke club, bergabung dengan rekan-rekan kerjanya dan mulai minum hingga tak sadarkan diri.
Setelah itu sama sekali blank! Al tak dapat mengingat apa pun. Melihat Andhara yang topless di sebelahnya tadi, Al tahu dia telah membuat kesalahan besar.
Terlalu besar!!
"Dara!! Wake up!!!" seru Al
"Gue masih pusing, Al," erang Andhara yang kemudian menarik selimut untuk menutupi kepalanya.
"Ra!!!" bentak Al.
"Gezzzz ... loe gak bisa ngebiarin gue istirahat sebentar? Gue masih hangover, nih," keluh Andhara di balik selimut tebalnya.
"I don't care!!"
Andhara akhirnya bangkit walau malas-malasan. Al segera memandang ke arah lain saat Andhara beranjak ke lemari pakaian untuk memakai kaus dan juga celana pendek dengan cueknya tanpa peduli Al ada di sana. Setelahnya, dia beranjak ke dapur, menyalakan coffee maker.
"Kopi, Al?" tawar Andhara.
"Seriously, Ra? Loe nawarin gue kopi sekarang???" sembur Al marah.
"Buat ngilangin mabok loe!" Andhara beralasan.
Al mendengkus, situasi yang dihadapinya saat ini membuat dia melupakan mabuknya sama sekali.
"Kenapa gue bisa ada di sini?" cecar Al.
Alis Andhara terangkat. "Loe gak inget sama sekali?"
"Gue gak akan nanya kalau gue inget, Ra!" bentak Al lagi.
"Shit, Ra ... I'm getting married and this shit happen!!!" raung Al frustrasi.
Andhara memilih untuk menegak kopinya dari pada menjawab Al yang mengakibatkan pria itu nyaris kehilangan kesabarannya.
"Loe mabok ... mabok parah! Marah-marah doang sepanjang di club, sampai akhirnya loe gue anter pulang. Gue mau bawa loe ke kamar loe, tapi gue gak tau kode kunci loe. Loe juga terlalu mabok buat ditanya-tanya. Akhirnya loe gue bawa ke tempat gue," jelas Andhara.
Al masih menanti Andhara untuk melanjutkan bagian yang terburuk, namun, Andhara malah mengambil kopi tambahan dan meminumnya lagi.
"Loe yakin gak mau kopi?" tawar Andhara lagi.
Al menggeleng kencang. "Shit! What happen after that?"
Andhara terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata. "Persis setelah gue tutup pintu, loe mulai meracau. Minta maaf berulang-ulang yang gue gak ngerti karena apa, tapi loe keliatan sedih banget. Terus ... "
"Terus apa?" tuntut Al saat Andhara memberi jeda pada ceritanya.
"We kissed," jawab Andhara dengan nada datar.
Lutut Al terasa lemas. 'Damn!!! He just ruined his life now!'
"Damn it!!! Oh God ... Gemma ...." ratap Al berulang-ulang saat dia terduduk lemas di lantai.
"Nothing happened, Al. We were making out, about to have sex, but you suddenly passed out ... Tewas gitu aja di kasur gue. Jadi, kita gak sempet ... Hmmm ... Pokoknya nothing happened. Gue juga pusing, jadi gue langsung tidur," jelas Andhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Days With Al (Sequel)
RomanceAl dan Gemma... Ah, sudahlah. Ini hanya cerita sederhana dari pria yang mahir bersumpah-serapah bertemu dengan lawannya. Wanita matre bertemu pria perhitungan. Pria yang tak suka komitmen bertemu dengan wanita yang membuatnya gila. Ya, hanya cerita...