Gemma bercakap-cakap akrab dengan Genta selama mereka minum kopi dan makan donat. Lebih tepatnya, Gemma yang mengoceh ke sana-sini dan Genta hanya menjadi pendengar yang baik sambil sesekali menanggapi curhatan Gemma.
Genta itu polisi, perwira II yang sedang ditempatkan di Jakarta. Hari ini kebetulan dia libur dan iseng jalan-jalan sendiri, berniat mencari buku-buku menarik sebelum dia bertemu dengan Gemma yang dia anggap menarik, tapi luar biasa aneh.
Gemma sendiri tidak paham bagaimana dia bisa bercerita panjang lebar pada pria yang baru saja dia kenal. Mungkin seperti adegan di film-film. Meet stranger in a bar dan bercerita dengan bebas karena kemungkinan mereka bertemu lagi suatu saat nanti sangat kecil.
Dalam kasusnya adalah, stranger in coffee shop karena Gemma belum pernah ke bar atau club. Kakaknya tak pernah mengizinkan dia pergi ke tempat-tempat seperti itu. Sepeninggal kakaknya, ada Al yang juga over protektif dan melarangnya macam-macam.
Sudah seminggu ini Gemma uring-uringan akan masalahnya dengan Al. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan curhatan sampahnya sampai mereka berdua tak sadar kalau hari sudah mulai sore.
Genta dengan gentleman-nya menawarkan diri untuk mengantar Gemma pulang saat dia tahu kalau Gemma tak membawa kendaraan sendiri. Tanpa ragu, Gemma menyetujui ajakannya.
Akan tetapi, sebelum beranjak ke tempat parkir, Genta membawa Gemma ke toko helm terlebih dahulu. Dia bilang dia tidak membawa helm cadangan.
"Yang Donald bebek aja, Gem. Cocok, loh. Sama cerewetnya," usul Genta saat mereka memilih-milih helm walaupun tadi Gemma sempat keberatan. Biar dia pulang sendiri saja naik taksi. Namun, Genta bersikeras mengantar dia dengan selamat sampai ke kosannya.
"Beuhhh ... loe gak bisa pilih yang lebih macho dikit emangnya buat gue? Yang Doraemon, kek!"
Kening Genta berkerut, mencoba menemukan kolerasi antara tingkat ke-macho-an dengan si Kucing gemuk berwarna biru. "Doraemon macho dari sebelah mananya, Gem?"
"Kan dia robot."
"Terserah, deh," ucap Genta pasrah, mengambil helm Doraemon pilihan Gemma dan membayarnya.
Saat mereka sudah hampir dekat dengan tempat kos Gemma, tiba-tiba Gemma meminta Genta untuk berhenti sejenak saat melihat tukang siomay di pinggir jalan.
"Kenapa sih, Gem?" protes Genta.
"Itu, Gen. Gue serasa dapet pencerahan," ucap Gemma sambil menunjuk ke gerobak siomay.
"Pencerahan apa?"
"Liat tuh tulisan di gerobak si Abang siomay."
Gemma menunjuk gerobak siomay yang bertuliskan. 'Siomay Like You.'
"Never mind I'll find siomay like youuuu ...." lanjut Gemma lagi sambil bernyanyi. "Artinya gue harus move on. Tendang si Al jauh-jauh. Loe kalo punya kenalan akang-akang polisi kekar, mahir main bedil, dan terlihat macho kalau lagi muter-muterin borgol, kenalin sama gue ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Days With Al (Sequel)
RomanceAl dan Gemma... Ah, sudahlah. Ini hanya cerita sederhana dari pria yang mahir bersumpah-serapah bertemu dengan lawannya. Wanita matre bertemu pria perhitungan. Pria yang tak suka komitmen bertemu dengan wanita yang membuatnya gila. Ya, hanya cerita...