"Loe, tuh! Giliran udah disamperin, malah mabur sama gue. Kadang gue gak paham sama isi kepala cewek," keluh Jun saat mobil yang dia kendarai sudah melaju di jalan raya bersama Gemma, Ardi, dan juga Aska.
"Ya iya, lah, loe gak bakal paham. Sejak kapan emangnya loe pake pembalut?" balas Gemma sinis.
"Mami Gemma, Om Jun kan laki-laki, gak mungkin, lah, Om pakai pembalut," sambar Aska yang duduk di bangku belakang bersama Ardi.
Gemma dan Jun otomatis tertawa mendengar ucapan polos keponakan mereka. "Iya ya, Om Juned laki-laki. Kadang Mami suka lupa. Soalnya Mami suka berbagi Kiranti, sih, sama Om Jun."
Jun mendelik menyeramkan. Namun, karena ada anak-anak di belakang, dia tak berani mengumpati Gemma. Takut dibilang memberi pengaruh buruk.
Setibanya di rumah sakit, Gemma dan Jun mengantarkan anak-anak ke daycare karena Ardi dan Aska lebih memilih untuk menunggu di sana. Saat Gemma melihat Al menghampiri mereka, Gemma terburu-buru menarik Jun agar mengikutinya sambil berkata ke anak-anak. "Kalian ditemenin sama papi Al aja, ya. Aska, minta papi gambar robot, deh. Papi kan jago gambar. Dah, anak-anak."
Al yang hendak bicara dengan Gemma jadi mengurungkan niatnya karena Aska sudah menyodorkan kertas dan minta dia untuk menggambar Ultraman.
"Ini, nih, yang gue gak suka. Loe yang ada masalah, gue yang diseret-seret. Ngamuk, deh, ntar tuh anak sama gue," gerutu Jun saat mereka berdua sudah menjauh dari pintu.
"Juned cerewet, ih. Gue traktir es teh manis deh. Ke kantin aja, yuk!" bujuk Gemma.
"Traktir kok, teh manis doang! Sama kerupuk juga, dong!" omel Jun sambil menoyor kepala Gemma. Namun, karena dia pria murahan, akhirnya dia mengikuti Gemma juga. Lagi pula kakaknya juga baru masuk ke ruang operasi. Kira-kira akan memakan waktu satu jam lebih sampai mereka bisa melihat keponakan baru mereka.
"Loe ngapain pake bilang ke si Alibaba kalau gue di rumah loe?" tegur Gemma saat mereka sudah duduk berhadapan di kantin RS.
"Ya orang dia nanyanya pake ngomel-ngomel. Masa iya gue gak kasih tau," jawab Jun santai.
Gemma memukul bahu Jun. "Gak asyik loe, ah!"
"Lagian loe konyol juga, Gemstone! Ada masalah tuh diselesaiin, diomongin baik-baik. Bukan malah kabur-kaburan gini. Udah pacaran lama kok begitu amat!" omel Jun sambil menjentikkan ujung sedotannya agar Gemma terciprat teh manis.
"Gue bukan pacar dia!" geram Gemma.
"Masa iya bukan pacar? Padahal loe keluar masuk apartemen dia selama tiga tahun terakhir ini," selidik Jun. Matanya menyipit menatap tajam.
"Gue tukang bersih-bersih apartemennya doang! Puas loe? Puas!"
Jun tertawa kencang melihat Gemma melotot garang.
"Loe tanya aja sendiri lah, sama dia. Gue juga gak tau status gue apa," lanjut Gemma lagi. Mencoba sebisa mungkin tampak tak peduli, tapi jelas gagal total. Jejak kekecewaan masih terbayang jelas di wajahnya.
"Tadi bukannya loe baru bilang kalau loe tukang bersih-bersih?" ledek Jun.
"Vangkeee!!"
Tawa Jun pecah tak terbendung. Setelah puas menertawakan Gemma, dia berucap. "Dia sayang sama loe, Gem. Gak usah ragu-ragu gitu, lah."
"Cihhhh ... ngomong cinta aja gak pernah. Gimana gue mau percaya? Nah loe sendiri begitu gak ke cewek yang loe taksir?"
"Ya nggak, lah! Cewek gue tau kok kalau gue sayang. Tanya aja sendiri ke orangnya," tantang Jun yang matanya dari tadi memandang ke arah wanita yang memakai jubah dokter. Dia melambaikan tangan ke arahnya, memberi isyarat agar wanita itu mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Days With Al (Sequel)
RomanceAl dan Gemma... Ah, sudahlah. Ini hanya cerita sederhana dari pria yang mahir bersumpah-serapah bertemu dengan lawannya. Wanita matre bertemu pria perhitungan. Pria yang tak suka komitmen bertemu dengan wanita yang membuatnya gila. Ya, hanya cerita...