One

761 67 58
                                    

[Wherever You Are - ONE OK ROCK]

'Bertemu denganmu, aku akan memikirkan dua kemungkinan. Kau akan terus menggenggam tanganku atau menghempaskanku.'



Di malam pekat yang menyelimuti bagian dalam dari halaman villa, tampak perempuan seorang diri tengah berucap kepada sebuah benda kecil. Ya, benda yang ia anggap kecil itu adalah bintang yang bertebaran di langit yang saat ini ia tatap secara lekat. Ribuan kata curahan hati ia lontarkan begitu saja seorang diri, berharap setiap doa-doa yang ia sebutkan akan segera terjadi.

"Kau tau bintang, hari ini aku berkunjung ke villa yang ayah miliki untuk menikmati masa liburanku. Yaah, kurasa aku bertambah tua saat ini, hari ini adalah hari kelahiranku, namun ayah dan bunda sedang mengunjungi kakek yang sedang sakit, seperti yang kau lihat, aku sendiri saat ini. Sebentar lagi aku akan SMA, kira-kira bagaimana kehidupanku saat memasuki sekolah itu? Akankah aku menemukan seorang yang benar-benar bisa memahamiku? aku sangat menginginkannya"

Perlahan bibirnya mengatup, tangan yang sedari tadi ia pakai untuk memegang bunga dandelion terangkat secara perlahan dan ia tiup. Serpihan-serpihan kecil bunga tersebut menyebar, menerka-nerka diantara angin yang semakin lama semakin berhembus cepat dan lembut.

Ia langsung menyentuh pipinya yang terasa dingin terbawa oleh hawa malam di depan villa ayahnya. Dress berwarna merah maroon yang ia kenakan bergoyang-goyang oleh angin, lalu ia memutuskan masuk ke dalam villa, sebelum sang malam membawanya lebih jauh merasuk ke angan-angannya.

-

"Deviaaa! Lama banget sih, lo dandanan berapa jam?! Gue lumutan tau." teriak Renandha, teman Devia alias tetangganya

Terlihat sesosok gadis menuruni tangga dengan terburu-buru dan masih dalam memegangi antingnya yang belum terpasang salah satunya.

"Udah sih, gausah teriak-teriak kali Re. Bundaaa, Devia mau keluar bentar, mau ke ulang tahunnya Anisya."

"Iya, jangan pulang malem ya sayang,"

"Iyaa bun,"

Renandha yang tampak menunggu dari tadi segera beranjak keluar mengikuti langkah Devia terburu-buru. Lalu mereka memasuki mobil Renandha.

"Gila, lo dandan lama banget Dev!" Renandha dengan wajah tegangnya sambil memasang sabuk pengaman.

"Yaa udah sih, gapapa kali, Nisya pasti maklum kok kita telat hehe."

"Ahh udah deh, iya iya."

Rumah Anisya sangat ramai akan tamu pesta ulang tahunnya yang semakin lama semakin berdatangan. Anisya adalah salah satu sahabat Devia yang juga sahabat Renandha, mereka bertiga sangat terkenal dengan persahabatan di sekolah mereka, dan yang paling pasti, Anisya menanti kehadiran sahabatnya itu di hari ulang tahunnya.

Tak lama setelah Anisya menunggu kedua sahabatnya itu, Devia dan Renandha sampai di tempat pesta, lalu terburu-buru melangkah menuju tujuan mereka. Tempat pesta.

"Yaelah kalian lama banget ih," Anisya mengerucutkan bibirnya sembari menarik tangan kedua sahabatnya itu, lalu melanjutkan "Yok, udah mau mulai nih."

Pesta ulang tahun Anisya berjalan dengan lancar, sesekali di tengah kebisingan tamu yang semakin lama semakin riuh, Devia mengenyampingkan dirinya dan menepi ke dekat kolam yang suasananya jauh lebih hening, yang terdengar hanya gemericik air kolam yang menghantam permukaan air yang lainnya dan semilir angin yang berhembus perlahan menimbulkan bunyi gesekan daun bersentuhan. Ya. Jauh lebih hening. Ia menelusuri jalannya kolam tersebut dengan sesekali tangannya ikut menyentuh permukaan air. Lalu ia tersenyum. Mengingat kini sahabat karibnya sudah berumur 17 tahun, dan nyatanya mereka bertiga sudah menginjak kelas 3 SMA, pastilah sungguh seru masa putih abu-abu mereka yang hanya tinggal satu tahun tersisa, namun nyatanya permintaannya yang dulu belum juga terbukti.

Sweet ThursdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang