10.Kesedihan

129 27 6
                                    

"JANGAN BERGERAK!". Polis pun datang dan segera menodongkan pistol juga ke arah mereka.

Perampok yang sedang menodongkan pistol ke Rain Bi menyeringai. Jarinya bergerak untuk menekan pistol itu.
"Andwae!".(Tidak)Hye Kyo mendorong Rain Bi, bersamaan dengan terdengarnya suara *Dor.

"Akh!". Pekik Hye Kyo. Saat merasakan sesuatu menghunus perut nya.

Jungkook dan Eunha terkejut. "EOMMA!".(Ibu)

.

Hye Kyo di dorong menuju ruang UGD dengan tergesa-gesa. Napas nya sudah tidak teratur, Jungkook setia menemani sambil memegang erat tangan Hye Kyo. "Eomma bertahanlah aku mohon". Ucap Jungkook dengan air mata yang menghujan. Hye Kyo tidak bisa menjawab, jangankan menjawab bernapas pun terasa sulit. Akhirnya Jungkook dan Hye Kyo berpisah setelah mereka sampai di depan ruang Operasi untuk mengambil peluru yang ada di perut Hye Kyo.

Jungkook duduk di depan ruangan Hye Kyo. Ia menutup wajahnya ketika mengingat wajah kesakitan tadi. Rain Bi yang duduk di samping kanan nya,menatap Jungkook dengan cemas. "Jungkook, untuk saat ini kita hanya perlu mendoakan ibu mu". Ucap Rain Bi memegang pundak Jungkook. Jungkook mendongkak dengan wajah sebam. Melihat Rain Bi ia jadi teringat Joong Ki, akhirnya ia menghambur ke dekapan Rain Bi. Rain Bi memeluknya.

"Aku takut paman, aku tidak mau kehilangan orang yang aku cinta untuk kedua kalinya". Ucap Jungkook tersendat karena menangis.

Rain Bi mengangkup kepala Jungkook, membelai nya untuk memberikan kekuatan. "Dia pasti kuat Jungkook, ibu mu itu wanita yang hebat. Jangan khawatir nanti ibu mu bisa sedih".

Eunha yang duduk di samping kiri Jungkook menatap Jungkook, ada rasa yang aneh yang sedang di rasakan oleh nya saat melihat Jungkook menangis. Dari sekian tingkah dan sikap Jungkook semuanya Eunha suka, tapi melihat keadaan Jungkook sekarang dia merasa tidak suka, tidak suka melihat kristal bening yang keluar dari mata indahnya. Tidak suka melihat Jungkook terlihat lemah.

Minwoo yang duduk di samping Rain Bi juga melihat betapa terluka nya Jungkook. Dia pernah merasakan apa yang Jungkook rasakan, Ibunya juga dulu meninggal karena kecelakaan.

Hari ini aku pinjamkan Appa ku untuk mu

.

Minwoo datang menghampiri mereka. Rain Bi sudah tak ada di rumah sakit karena suatu pekerjaan.

"Bagaimana?". Tanya Minwoo.
"Buruk". Balas Jungkook kembali meneteskan air matanya, lalu dia pergi masuk ke ruangan Hye Kyo yang masih kritis fase operasi tadi.

Eunha mematung melihat punggung Jungkook yang menghilang dari pandangan nya. "Eun makan siang dulu yuk. Biarkan Jungkook sendiri dulu, pasti dia masih syok". Ajak Minwoo menarik tangan Eunha.

Di cafetaria rumah sakit, Minwoo dan Eunha berada. Mereka tengah makan siang di sana. Eunha masih saja dia tak menyentuh makanan nya.

"Dimakan Eun". Kata Minwoo menyadarkan Eunha.

"Minwoo Jungkook itu kenapa?"
"Maksud mu?".
"Kenapa dia menangis?".

Minwoo terdiam sejenak. Dan berpikir 'pertanyaan macam apa itu'. "Ya memangnya kau tidak sedih melihat bibi Hye Kyo?".

"Em sedih?".
"Aduh Eunha aku dengar kau itu hilang ingatan ya saat Jungkook menabrak kaki mu". Minwoo terkekeh pelan "jadi otak pintar mu itu ada di kaki mu?".

Eunha menyengir menanggapi nya. "Tapi Minwoo apa hubungan menangis dengan sedih?".

"Haduh gimana ya ngejelasin nya". Minwoo garuk garuk kepalanya yang gak gatal karena bingung.

"Aku ingin merasakan sedih".

"Eh jangan! Kau jangan mau merasakan sedih. Sedih itu tidak enak". Ucap Minwoo lalu melanjutkan makan ramen nya.

"kalau begitu aku ingin menangis saja".

"Kau ingin menangis?". Eunha mengangguk cepat.

"Baiklah aku akan membuat mu menangis".

Beberapa saat kemudia....

"Hiksssss ".

"Haha air mata mu sudah banjir itu". Minwoo memberikan tisu pada Eunha, Eunha menerima nya dan mengelap air matanya. Mereka sedang memakan ramen yang diberi bon cabe dengan taburan yang banyak.

"Oh jadi ini menangis?".

"Aigoo memang nya kau belum pernah menangis?".

"Belum pernah".

"Itu sih bohong, sejak manusia lahir, manusia sudah menangis".

"Oya? Aku tidak tahu". Lagi lagi Minwoo mengaruk kepalanya yang gak gatal karena bingung.

"Minwoo apa Jungkook menangis karena kepedasan?". Minwoo tertawa keras.

"Ada-ada saja kau, Ini minum dulu". Minwoo memberikan segelas air minum pada Eunha. Eunha menerima nya, tenggorokan nya langsung

"Apa Jungkook akan merasa lega ketika minum?".

"Kau ini aneh. Kau khawatir sekali ya pada Jungkook".

Eunha termenung. "Aku tidak tahu gimana Khawatir, yang aku rasakan adalah aku tidak suka melihat Jungkook menangis, tidak suka melihat Jungkook sedih".

Minwoo terdiam, ada perasaan aneh di dalam hatinya. Sepertinya dia cemburu dengan perkataan Eunha tadi.

TBC, Tadinya aku mau hitus tapi sebenarnya part ini udah aku bikin lama.jadi aku mau publis dulu baru hiatus. Oke makasih yang udah baca, jangan bosen nungguin ff abal ku ya, tunggu aku berhibernasi dari wattpad terimakasih :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pinky Angel [BTS X Boyfriend X Gfriend FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang