a

41 11 1
                                    

Disini aku duduk dekat lapangan basket dengan terpaksa aku harus menunggu kepsek menemui wali murid yang bermasalah.

Itu kan cowok es batin ku menatapnya dan dia membalas tatapan ku, ku alihkan tatapan ku aku tidak ingin menatap cowok es itu.

suasana hari ini tidak membaik 'mendung' aku sangat berharap hujan tidak turun bersama petir andai saja aku tak menunggu seperti ini pasti aku sudah berada dirumah tidak takut seperti ini.

"Andini ayo masuk"

Aku pun mengekori kepsek sampai duduk didekat meja nya.

"Ini diisi" pinta nya.

Firasatku hujan pasti sudah turun bersama petir akan aku lambatkan mengisi berkas ini aku berharap saat keluar dari ruangan ini hujan bersama petir sudah reda.

kurasa aku sudah cukup lama berada diruangan ini.

"Pak ini, saya pamit pulang pak asalamualaikum" kata ku salim dengan bapak kepsek.

"Waalaikumsalam" .

Aku sangat berharap hujan bersama petir itu sudah reda.

DUARRR...

Devan menatap heran pada andini yang menunduk dan menutup kedua telinganya.

"..hiks.....hiks" kata andini membuat kedua alis devan mengangkat

DUARRR..

"aaaaahhhhh...... pulang hiks"

Devan mengerti gadis ini takut dengan petir, devan langsung menggandeng andini kesuatu ruangan.

"Ini dimana" tanya andini meredahkan isakan tangisnya.

"Studio" jawab devan fokus pada ponsel miliknya.

"Makasi" kata andini mencari tempat untuk dia duduk.

"Gue pulang, hujan udah reda" kata devan lalu beranjak pergi dari studio.

.

"Abang mana sih"

Ya sekarang andini menunggu abang danil menjemputnya.

"Naik"

"Gak usah repot² gue nungguin abang gue" kata ku

"Lo mau nunggu hujan turun lagi" kata devan masih dengan tanpa ekspresinya .

Benar juga , andini pun langsung naik di boncengan devan.

"Makasi ya" kata andini

Devan mengangguk

"Gue pulang" kata devan lalu melajukan motor nya.

'Bener cuek tapi perhatian juga ya' entah semenjak kapan andini tersenyum² sendiri mengingat kejadian tadi bersama cowok es.

"Coklat" kata andini melihat coklat tepat di hadapannya.

Andini langsung mengambil coklat dari tangan abangnya,

"Enak yaa" kata abang danil menatap andini yang sangat menikmati coklat favoritnya.

"Iya enak"
"Tumben abang beli coklat kesukaan dini" kata andini memakan coklat itu dengan nikmat.

"Siapa yang beli'in"
"Teruss?"

"Ini tu dari fens gue , abang tau kalok lo suka coklat ini ya udah abang kasih aja sama lo" kata abang danil berhasil membuat andini berhenti memakan coklat itu lalu menatap danil dengan tatapan tajam.

"Abaaang kenapa gak bilang, nanti aku kenak jampi² fans abang lagi" kata andini membuat danil tertawa .

"Tapi gak apa² deh" kata andini lalu memakan coklatnya kembali.

Danil mengacak ngacak rambut adiknya.

"Abang rambutku"

"Dasar rakus" kata danil meninggalkan kamar andini

...

POV devan.

Devan melewati ruang tengah di dalam rumahnya untuk ke kamar nya.

"Devan berkas² sudah ada dimeja" kata papa devan.

'Aku akan menuruti semua kemauannya asalkan dia tidak mengusik sisil'

22.00 devan sudah sangat lelah berkutik dengan berkas sialan ini.

Devan pun tertidur.....

...

Hari ini devan sudah mengatur kegiatannya. Devan hanya ingin bermain dan menemani sisil adik kandung devan yang tinggal dirumah kakak dari mama devan. yang biasanya dipanggil bi indah.

"Abang ini gambal sisil bagus kan" kata sisil menunjukan selembar kertas.

"Iya gambaran sisil bagus" jawab devan

BRAAAKKK...

"Dev... kalaok rizal nyari gue bilang gak ada , ok " kata dino mencari tempat persembunyian.

Devan mengerutkan dahinya.

"Dino lo dimana" teriak rizal dari ambang pintu.

"Dev kasih tau gue dimana dino, lo tau gak dia bilang sama gebetan baru gue kalok gue udah gak perjaka gila tuh anak" curhatan rizal dengan nada alay nya.

"DinoSauruh dimana lo, gue tau lo sembunyi" teriak rizal mencari dino disetiap sudut rumah bibi indah.

"Kadal keluar gak lo" teriak rizal merasa kuwalahan mencari dino.
"Lo kadal" jawab dino tanpa memberitahu keberadaannya.

Devan hanya tertawa kecil melihat kelakuan kedua sahabatnya.

"Eh.. sisil gambar apa" tanya rizal bergabung dengan devan dan sisil. Mungkin sudah lelah main petak umpet sama dino.

"Ini sisil gambal dinosaulus kayak abang lizal bilang tadi" kata sisil asik menggambar.

"Sisil dinosaurus gak gitu , sini abang rizal contohin" kata rizal mengambil selembar kertas dari sisil.

"Abang lizal ini bebek bukan dinosaurus, ini balu dinosaurus" jawab sisil membandingkan gambarannya dengan milik rizal.

"O.. bebek yah" kata rizal tanpa dosa.

"Bego" kata devan.

.

"Dev lo masih ngurus berkas bokap lo" tanya dino asik dengan stik baladonya.

"Hmmmm.." jawab devan fokus pada game nya.

"Dev lo kok bisa ngebiarin andini duduk diboncengan lo sih" tanya rizal asik menemani sisil mewarnai.

"Rizal ini itu keajaiban tau gak lo , devan cowok es membiarkan boncengan motor nya diduduki oleh gadis yang tak dia kenal , oh devan..... " kata dino seperti membaca puisi.

"Alay lo" kata rizal melemparkan boneka milik sisil.

.....













Sorry kalok ceritanya gak jelas

23-12-2016

#jangan lupa vote and coment 😊

One Heart(PENDING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang