h

17 6 0
                                    

"Din kenapa tuh ?" Tanya intan.

"Oh ini tadi gak sengaja kena pisau" jelas andini sekali kali melirik devan.

Dini sedikit malu atas sikap nya yang menangis tadi , sudah terlihat jelas andini penakut!

...

"Dev lo anter dini ya saolnya gue nita rizal dino mau beli perlengkapan nih" kata intan.

Dini hanya terdiam.
Begitu pun dengan devan.

"Gak usah deh, gue mintak jemput abang" saut andini.

"Dini abang lo yang tampan itu pasti kecapaian kan baru pulang ngampus din"

'Iya juga sih'

Yahhhh nita mengagumi abang daniel , ketika nita pertama kali bertemu dengan abang danil disuatu kedai tak disangka danil orang yang menolongnya saat itu adalah kakak dari sahabatnya andini. Nita sangat bersemangat.

"Modus lo" kata jani.

Oh ya jani keluar sama galih entah lah kedua insan yang sedang dilanda asmara itu mau pergi kemana.

"Pa'an sihh"

"Naik " kata devan dengan raut muka datar dan sekarang hanya mereka ber dua yang berada dikediaman BTN. 

Semua insan sudah pergi ke tujuan mereka masing².

Tak ambil waktu lama dini pun menaiki motor gede devan.

"Pegangan"

'What!!!pegangan!!!!'

"No" jawab andini kilat.

"Terserah"

Devan pun menyetater mesin motor miliknya sedangkan andini cemas dengan keselamatanya lihat lah motor mahal ini boncengan nya hanya secuil motor ini berbeda dengan motor devan yang pernah dini naiki .

Setelah berfikir cukup lama andini pun memegang jaket yang dikenakan devan.

Disisi lain devan membentuk senyum di wajah tampannya tanpa sepengetahuan andini.

...

"Sampai"

Devan menatap dini aneh

Bagaimana tidak devan mengendarai motor kenceng banget sampai² membuat kepala andini pusing 7 keliling

(Author alayyu)

"Lo bisa gak lain kali kagak ngebut" kata andini merasakan pusing ringan pada dirinya.

"Ya udah pulang sana, makasi ya" kata dini langsung meninggalkan devan yang masih diam ditempat menatap andini bingung.

Tuh anak gapapa ya jalannya kok gitu

Devan asal lo tau jalan dini tak seimbang gara² lo yaa

Devan pun beranjak kerumahnya yang tepat disamping rumah dini.

Entahlah ini kebetulan atau apa devan terkejut saat mengantar dini kerumah barunya yabg ternyata tetangga'an dengan devan.

.

"Dev cepat kamu selesaikan berkas itu, papa harus cepet² ke bandara nih,  gak banyak kok" kata papa devan melihat devan memasuki kediaman rumah.

Dengan terpaksa devan pun menuruti laki² tua bangka tersebut.

..

Setelah berkutik dengan berkas sialan itu devan pergi mengunjungi sisil sudah 2 hari ia tak mengunjungi gadis kecilnya.

"Abang devaaaan" teriak sisil berlari dan memeluk devan dengan membawa boneka kesayangnnya.

"Abang devan kemana aja sisil kangen taukkk" kata sisil membuat devan mengumpat sesal.

"Maaf ya sisil, abang sibuk" jelas devan mengacak rambut sisil.

"Abang harus sisil hukum" kata sisil

"Hukum apa"

"Main sama sisil sampai sisil bosan" kata sisil menyerupai ibu² menuturi anak bandel nya.

"Iyaaa sisil cantik"

"Abang sisil bosen nih dilumah teluss" kata sisil saat menyisir rambut devan dengan sisir barbie.

"Sisil bosan kenapa"

"Ya dilumah telusss abang" kata sisil

"Ya udah gimana kalok besok kita maennya di luar" kata devan membuat sisil berhenti menyisir rambut devan dan berubah posisi yang tadinya dibelakang devan sekarang tepat di hadapan devan. 

"Bener"

"Bener cantik" kata devan menarik hidung sisil.

"Yeee.... yeeee.... yeeee...." sisil teriak kesenangan dan berlari memutari devan.

Senyuman devan berkembang
'maaf sisil abang belum jadi abang terbaik kamu'

"Devan udah makan" tanya bi indah

"Udah bi"

"Kamu kemana aja 2 hari ini, pasti kamu nge,date sama berkas² itu" tebak bi indah.

"Iya bi"

"Abang didepan ada abang rizal" kata sisil menunjuk pintu

"Iya , kamu disini dulu ya"

.

"Dev dino habis digebukin nih" kata rizal melirik dino yang sudah babak belur di sampingnya.

Devam melirik dino

Kenapa lagi nih anak?

"Gue tadi nolongin cewek mau di jambret dev" jelas dino

"Masuk" ajak devan

"Jadi gimana sih tadi no ceritanya sampek muka lo tambah ancur gini" kata rizal sesekali memakan kentang krispi favorite nya.

"Lo yang ancur njing" jawab dino kesal. 

Rizal hanya tertawa kecil begitu pun devan. 

"Udah cepet cerita" kata devan memecah pertengkaran kedua sahabatnya.

"Jadi gini gue tadi habis nganter gebetan gue pulang. Gue tadi milih jalan alternatif lo tau kan jakarta seperti apa ya terpaksa jalan alternatif nya itu udah terkenal sepi. 
Terus gue liat cewek nangis menahan tas nya yang di tarik sama preman terus gue kan punya hati ni ya gue tolongin lahhh... 
Tapi yang jadi sasarannya gue dehh, premannya bawa senjata semua kalah lah gue untung aja gue kagak kenak tu pisau²...."

".... dan tas tuh cewek udah balik di genggamannya gue meringis kesakitan di aspal asal lo tau saat itu gue terlihat lemah banget"

".... gue udah kagak berdaya yaudah gue telfon rizal buat jemput gue dan tuh cewek pulang deh, dan jadilah gue begini ni" jelas dino panjang lebar. 

"Zal obatin dino" pinta devan memberikan rizal kotak obat yang ada dirumah bi indah.

"Sakit bego"
"Diem napa sih, udah di bantuh ngoceh mulu"

"Pelan²" kata dino entah yang keberapa kalinya.
"Iya ya tahan dikit napa" jawab rizal. 

Disisi lain devan sedang mengamati foto seorang wanita yang ada di ponsel nya. 

Kangen

"Dev kemarin kan UAS terakhir jadi kapan nih kita cuss nya" tanya galih.

Ya galih mendatangi rumah bi indah setelah mendapat kabar dino yang babak belur.



Vote & coment

One Heart(PENDING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang