"Awwwa..."
"Tahan dikit" kata devan sesekali memberi alkohol pada tangan andini yang terluka.
"Dev"
"Hmmmm""Thank's ya"
"Untuk?""Lo udah banyak bantu gue" kata dini.
"Ya" jawab devan singkat.
"Dev pelan²"
"Soryy soryy"Entah mengapa devan merasa dirinya sangat aneh saat bersama gadis yang berada dihadapannya dini.
Andini menatap devan lekat
Lo udah tampan baik sayang sikap lo dingin dev, apa sih yang buat lo gini fikir andini.
"Udah liatnya" kata devan membuat dini tersadar dari lamunannya.
"E...ehhh" andini pun malu tertangkap basa.
"Din"
Dini terkejut dengan panggilan devan barusan setelah kesunyian di ruang UKS ini."Iya dev" jawab dini santai.
"Lo hari ini ada acar gak" tanya devan
"Enggak, kenapa dev" tanya dini.
"Mau ikut gue jalan gak sama adek gue" tawar devan
Baru kali ini devan mengajak jalan seorang teman wanita nya.
"Boleh, gue juga bosen di rumah dev" jawan dini dengan senyuman nya membuat, bila devan melihat snyuman itu jantung devan berdetak lebih kencang.
.
.
."Siap" tanya devan
"Ayo" kata dini dalam mobil devan.Sesampai rumah bi indah .
Jujur dini sangat takjub dengan keindahan rumah yang mereka datangi yang katanya menjemput sisil.Tunggu..tunggu....
Sisil yang katanya adik kandung devan kenapa tinggal disini bukan nya tinggal serumah sama devan ?
"Abangg devaaaan gimana cantik kan sisil" kata gadis kecil membuyarkan lamunanya.
Gadis kecil itu memeluk devan.
"Cantikk sisil" jawab devan mencubit pipi bakpau sisil.
"Abang wanita cantik itu siapa" tanya sisil yang sadari dini menatapnya dengan senyuman.
"Haii sisil" sapa dini.
"Haii kakak" jawab sisil polos."Kenalin aku kak dini, kamu cantik deh" kata dini.
"Makasi , kakak dini juga cantik kayak sisil. Iya kan abang" Kata sisil
"Iya sisil , kita berangkat sekarang" ajak devan.
Didalam mobil tidak lagi hening seperti sebelum nya.
Kali ini sisil dan dini banyak membicarakan beberapa hal , mereka berdua tampak sangat akrab.Devan senang melihat keakrab.an mereka hingga terukir senyuman di wajah tampannya.
"Kaka dini kapan² main sama sisil ya nanti sisil tunjukin barbie sisil" kata sisil dari bangku belakang.
"Oke sisil" jawab dini menunjukan jempol nya pada sisil yang berada di belakang nya.
Ya dini duduk di depan berdampingan dengan devan yang menyetir.
"Kita sampai" kata devan riang.
"Yeeyyy sampaiii" teriak sisil heboh.
Saat ini mereka berada di suatu pasar malam, meski sekarang masih sore tempat ini sudah ramai.
"Bentar ya abang mau beli tiket dulu kamu sama kak dini tunggu disini, inget disini jangan kemana²" kata devan pada dini yang terlihat tidak sabar memasuki kawasan tersebut.
"Siap abang" jawab sisil. Dini senang melihatnya kebahagiaan yang terpancar pada devan dan sisil.
Melihat sisi lain dari devan, disini dini begitu senang melihat sikap devan tidak sedingin yang ia kenal, andai devan tetap seperti ini,
Tak lama devan kembali membawa 3 tiket dan memasuki kawasan pasar malam yang katanya di adakan 3 bulan sekali.
"Kak di sisil mau beli permen kapas itu" kata sisil menarik ujung baju dini.
"Iya ayo kita beli" ajak dini.
"Pak permen kapas 1 "
Setelah membeli permen kapas sisil , mereka bertiga pun berjalan² ria mengelilingi pasar malam tak lupa mengunjungi setiap stand di pasar malam ini dan terkadang membeli suatu barang yang membuat sisil tertarik.
Tak hanya itu , dini mempu melihat kebahagiaan devan kali ini , entah lah ada apa dengan devan ,
Seorang devan sangat sulit ditebak"Sekarang kita makan ya" ajak devan.
"sisil mau makan gak" tanya dini
"Mau kak" jawab sisil membawa boneka yang baru ia beli."Mau makan apa sisil"
"Baksoo" jawab sisil antusias"AYooooo" ajak dini tak kalah ceria dengan sisil
Disisi lain devan melihat dini dengan sisil membuat hati nya senang , terlengkapi sudah kebahagiaan devan malam ini.
"Kakak dini kenyang nih, sisil udah kenyang gak" tanya dini.
"Udah, lihat perut sisil sudah besar" jawab sisil membuat dini dan devan tertawa.
"Kita pulang ya sudah malam" kata dini.
"Tapi sisil masih mau jalan² kakak" jawab sisil memajukan bibir nya."Sisil kaka dini janji kapan² kita maen kesini lagi , sekarang sudah malam kita pulang ya" kata dini lembut.
"Janji" menunjukan jari kelingking sisil.
"Janji" dini membalas jari kelingking sisil, mereka pun resmi berjanji.
"Abang devan cepettt jalannya ini udah malem" kata sisil menarik tangan kanan sisil dan tangan kiri devan.
Mereka lebih mirip keluarga.
Devan dan dini pun tertawa kecil melihat kelakuan sisil yang sangat menggemaskan.
"Kakak sisil mau duduk sama kakak dini ya di depan" kata sisil.
"Sisil kasian kakak dini , sisil duduk di pangkuan kak dini, kak dini capek sayang kamu dibelakang ya" kata devan."Gak mauu sisil mau nya sama kak dini abang" .
"Udah gak pa² dev"
"Sini sisil duduk sama kak dini."Yeeee"
.
.
.10 ...
15...
20....
25.... menitDilihat nya sisil sudah terlelap tidur dipangkuan dini, begitu pun dini menahan rasa kantuknya.
Devan pun menggendong sisil menuju kamarnya meninggalkan dini yang menunggu di dalam mobil.
setelah menidurkan sisil devan pun cepat kembali dalam mobil dan dilihatnya dini yang sudah tertidur di bangku sisi kiri devan,
Tak sadar devan tersenyum
CantikDevan dengan kecepatan sedang membela jalan menuju rumah dini tanpa membuat gadis yang berada di sampingnya terbangun.
Tepat waktu dini sudah terbangun dari tidurnya.
"Udah sampai ya" kata dini mengamati rumahnya sendiri.
Devan mengangguk.
"Dev gue masuk dulu ya" pamit dini.
"Din thanks"
"Iya devan, sampai jumpa besok""Besok berangkat sama gue " ajak devan.
"Oke dev""Good night" kata devan dengan snyumannya.
"Goos night to devan" jawab dini.
Entah mimpi apa dini semalam mendapat ucapan selamat malam dari devan.Dini pun memasuki kediamnannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart(PENDING)
Jugendliteratur(Cerita dipending dulu) Kau bisa bersembunyi dari kesalahanmu, tapi tidak dengan penyesalanmu . Kau bisa bermain dengan drama mu, tapi tidak dengan karma mu. ••• Walau terpisah oleh jarak hati ini hanya satu dan masih utuh untuk mu 'kapan kau kembal...