i

16 6 0
                                    

" lusa " kata devan.

"Kita pakek mobil gue aja" saut dino.

"Terserah"

"Sisil mana dev, kangen gue" kata rizal mencari sisil.

"Tidur sama bi indah" jawab devan.

"Kenapa lo mau ikut tidur juga" kali ini galih yang ngomong, dino  udah terlelap tidur seletah minum obat anti nyeri.

"Boleh juga tuh" jawab rizal dan mendapatkan tatapan tajam dari devan,

"Hehehhe bercanda gue dev" kata rizal tanpa dosa.

.

"Dev gimna nih lo sama dini" tanya galih.

Entah mengapa galih menanyakan wanita pada devan, padahal dia tau betul devan seperti apa, galih brefirasat baik.

"Gimana apa'an?" Tanya devan balik.

"Ya hubungan kalian"

"Gue gak punya hubungan sama dia galih" jelas devan singkat, jujur devan malas membahas wanita.

"Serius"
"Ya"

"Tapi dev gue berfirasat baik sama lo dan andini" kata galih jujur.

Sedangkan rizal menatap kedua sahabatnya yang asik bersebat bukan berdebat sih rizal nya tuh alay
Sesekali rizal memasukan sisa kentang ke mulutnya.

"Perasaan lo aja" jawab devan dingin tanpa menatap galih ataupun rizal dan dino

.
.
.

Kali ini devan memasuki lingkungan sekolah seperti biasa seorang davan mendapat tatapan kagum dari kaum hawa.

BRUK...

"Sorry" kata gadis memungut buku yang jatuh .

"Ya" jawab devan dingin, lalu melanjutkan perjalanan menuju kelasanya yang berada di ujung jalan.

Devan duduk di bangkunya kali ini devan berangkat lebih awal, entah lah apa yang membuat devan berangkat sepagi ini. 

Kelas masih sepi hanya satu gadis yang duduk anteng di bangkunya dan menikmati novel yang dibaca nya.

Gadis itu andini...

Andini melirik devan.

"Pagi dev" kata andini melirik devan.

"Ya" jawab devan dingin.

Tak ada peecakapan lagi setelah devan membalas sapa'an dini. Dan satu persatu murid memasuki kelas devan.

"Bego" kata dino
"Lo tolol" jawab rizal

"Anjing diem napa sih" kata galih.

Pertengkaran mereka di ambang pintu itu pun diperhatikan oleh devan.

Kapan mereka bisa damai

.

"Dev tuh kantong mata tambah gede aja" kata dino saat mereka asik nongkrong di roftop

Devan melirik dino , dan tersenyum kecil pada dino.

Galih, rizal dan dino merasa sangat kasihan dengan salah satu sahabat nya yang tak lain devan, semakin lama memperhatikan devan , ketiga BTN tersebut sedih

Bagaimana jika dirinya yang menjadi seorang devan mungkin dia tak sanggup hidup lagi. fikir dino , galih dan rizal.

"Dev"

"Hm..."

"Denger² rumah andini pindah di daerah rumah lo ya" tanya rizal.

"Tetangga gue" jawab devan membuat ketiga insan shok mendengarnya.

"Kenapa tuh muka" tanya devan melihat muka aneh ketiga sahabatnya 

"Bagus dong" kata dino.

Devan mengangkat satu alisnya.

"Ya kalian bisa mendekatkan diri kalian" lanjut dino.

"Gue gak tertarik sama cewek dino" jelas devan , yang sadari ketiga sahabatnya sangat beerharap jika dirinya mempunyai kekasih.

"Dev dini tuh di gangguin sama kevin" kata rizal .

Devan menatao arah telunjuk rizal. Ya benar andini wanita yang akhir² ini membuat nya sedikit penasaran denga dini itu sedang di goda dengan kevin salah satu musuh bebuyutan BTN.

Devan pun menghampiri kevin dan the gank nya.

"Lepasin tangan gue sakit" kata andini ini teedengar jelas di telinga devan saat devan semakin dekat dengan kevin.

"Gue gak bakal lepasin sebelum lo kasih nomer lo"

"Lepasin gak"

"Lo bisa gak keras sama cewek banci " kata devan melepaskan genggaman tangan kevin pada pergelangan tangan dini.

"Sshhhh...." dini menahan sakit pada pergelangan tangannya

"Lo mau jadi pahlawan lagi"

"Denger gue baik² gue gak butuh pujian lo, jangan main tangan sama cewek telinga lo masih berfungsi kan" kata devan menatap kevin tajam. 

Disisi lain dini sangat berterima kasih pada devan karena menolong nya entah ini yang keberapa kalinya dan disisi lain dini sangat takut akan terjadi perkelahian antara devan dan kevin.

"Gue gak punya urusan sama lo tuan devan graha" kata kevin tak kala tajam dengan devan.

Emosi devan sudah berada di ujung ubun² ingin rasanya devan menghabisi kevin yang selalu mencari masalah dengan nya.

"Dev sudah dev" kali ini andini menarik tangan devan yang sudah mengepal keras.

"Ini sekolah dev" lanjut dini.

"Dasar anjing" kata kevin lalu cabut beserta the gank nya.

Devan melirik dini yang masih menggenggam pergelangan tanganyya.

"Sorry" kata dini melepaskan genggamnnya. 

"Tangan lo ga pa² din " tanya dino.

"Gak pa² dino, cuma lecet dikit" jawab dino.

"Sana gih ke UKS obatin dulu tuh luka" kata rizal.

"Gak usah zal, gak pa² kok"

"Gue anter ke UKS" kata devan mengajak dini.

Ketiga sahabatnya itu pun tersenyum melihat perilaku devan yang berubah walau sedikit akhir² ini.

"Gue harap dini bisa buat devan balik kayak dulu" kata galih menatap kepergian devan dan dini yang semakin jauh.

"Iya" kata dino, rizal bersamaan tak lupa dengan senyum mereka yang masih terukir.

.

"Lo devan mana zal" tanya nita.
"Dini juga kagak balik² nih" kata intan.

"Mereka pergi ke UKS" jawab rizal.

"Whatt...  apa yang sudah terjadi" tanya nita.

"Biasa kevin"

"Masih hidu tuh anak" kata jani.

"Ya ya lah hanya gue yang bisa bunuh tu anak " jawab intan.

Nita dan jani pun menatap intan aneh.

"Kenapa" tanya intan yang tersadar kedua sahabat nya itu menatap aneh padanya.

"Kagak"

.

( di tempat yang berbeda )

One Heart(PENDING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang