SyaRendi 17

279 12 0
                                    

Author Pov

Rendra melangkahkan kakinya ke halaman belakang rumah. Ia ingin berbicara kepada ibunya itu

"Ma.. Rendra ga bisa memilih"ucap Rendra

"Sudahlah Rendra mama tau kamu pasti sulit untuk meninggalkan Gitta dan anaknya! Kamu sudah tidak peduli dengan anakmu?! Rendra! apakah selama 7 tahun ini kamu tidak merindukan kedua anakmu?!kalau pun kamu tidak mau meninggalkan gitta dan anaknya. Kamu silahkan pergi,Syaren dan Rendi biarlah menjadi tanggung jawab mama"ucap Grandma

"Maaa.. Rendra peduli sama mereka! Rendra juga tidak bisa meninggalkan Gitta ma"balas Rendra dengan nada tinggi

"Terserah! Mama sudah capek bicara ini terus sama kamu!"ketus Grandma

"Maaf ma"

"Bagaimana keadaan Syaren?"tanya Rendra

"Untuk apa kamu nanya keadaan Syaren?"sinis Grandma

"Aku berhak tau ma"

"Dia sekarat! Kemungkinan dia sadar hanya 10%. Kalaupun dia sadar itu adalah suatu keajaiban!"

'Deg

"Maa... apa benar keadaan Syaren begitu buruk?"tangis Rendra

"Kamu tidak perlu tau keadaannya! Kamu bukan lagi ayahnya! Pergilah! Bukankah mama sudah mengusir kamu,istiri dan anak sialan itu! Kamu tidak perlu berpura pura khawatir dengan keadaan Syaren!"bentak Grandma dan meninggalkan Rendra yang menangis.

"Hay Ren maafin gue udah maluin lo waktu itu. Jujur gue cinta pada pandangan pertama sama lo. Maafin gue"ucap Arsen dan menyimpan bungan lily putih disamping Syaren. Ia sembunyi sembunyi masuk kedalam kamar inap Syaren.

"Gue pamit. Cepet sembuh ya"katanya lagi dan pergi begitu saja

Tak lama kepergian pria itu datang Rendi

"Ren.. lo belum buka mata? Ga kangen gue yah? Maafin gue Ren. Gua gatau salah Alea apa sampe sampe lo segitu bencinya sama dia. Ren cepet sadar yah. Gue kangen lo. Gue kangen lo marahin gue. Gue kangen lo jahilin gue. Dan kapan lagi ren?"tangis Rendi menggenggam jemari Syaren

"Rendi..."lirih Bunda. Ia baru saja beres sholat

"Bunda... om Andre gimana keadaan Syaren?"tanya Rendi

"Masih tetep sama. Ga ada perkembangan. Kalo sampe 2 minggu,dia belom sadar. Semua alat medis bakal dicopot Ren"jawab Om Andre

"Syaren.."isak Rendi menundukkan kepalanya. Dadanya seperti ada yang meremas. Kenapa harus sesakit ini?

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Tante...Om Andre.."semuanya menyalimi Bunda dan Om Andre

"Bunda pulang dulu ya. Jaga Syaren bentar"ucap Bunda dan berlalu bersama Om Andre

"Ren..jangan nangis.."kata Fazri menenangkan Rendi

"Gimana gue ga sedih kalo liat keadaan syaren kayak gini! Ini semua tuh salah gue! Kalo sampe 2 minggu dia ga sadar,semua alat medisnya bakal ga dipasang lagi. Itu tandanya gue bakal kehilangan dia!"teriak Rendi membuat semuanya kaget.

"Tenangin diri lo dulu! Jangan emosian!"ucap Yola dan menarik lengan Rendi untuk keluar dari ruangan

"Gue mohon sama lo Ren buat sadar dari koma lo. Kita semua belom siap buat kehilangan lo. Gue ga siap buat ga denger suara tawa lo"isak Nadin dan langsung dipeluk Adam

"Ya ren jangan tinggalin kita"ucap Ale dengan sorot mata pedih

"Gue telepon Grandma dulu yah. Dia harus tau semuannya"jata Nadin dan menelepon Grandma

Don't Belive In Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang