(6) Tahun Baru Islam

1.2K 50 2
                                    

Lomba di SMA N 15 sudah berakhir, pasdupan tidak memenangkan satu pun piala dari lomba yang diikuti. Walaupun begitu kami tetap akan berusaha di setiap perlombaan yang akan datang.
. . .

"Assalamu'alaikum, Rif" smsku terkirim ke Rifan.

"Wa'alaikumsalam, Rin" jawabnya dengan cepat.

"Hm, maaf yang waktu di SMA N 15 gak bisa ketemu" jelasku.

"Iya gakpapa, Rifan ngerti kalo Karin lagi sibuk. Rifan jadinya juga gak enakan" jawabnya.

"Iyaiya makasih banget udah ngerti" jawabku lega.

Aku sebenarnya tau kalau Rifan akan mudah saja mengatakan 'iya gakpapa' kepadaku.
. . .

"Dira Dira Diraaaaa" teriakku ketika masuk kelas.

"Kenapa sayang?" tanyanya dengan nada meledek.

"Rifanza Abimana" jawabku datar.

"Kenapa?"

"Dia baik banget orangnya jarang ketemu orang kek gini" Kataku.

"Baik itu sifat dasar setiap manusia woy" jawab Dira.

"Aaa dia itu baik pokoknya, terus ada sesuatu yang beda gitu sama dia" jelasku.

"Terserahh. Kayaknya nih orang udah ke panah sama cupid deh" ejek Dira.

"Kayaknya bener deh" jawabku asal tapi tepat.
. . .

"Woy dit" Rifan menepuk pundak Adit yang sedang duduk sambil mendengarkan headset dikelas saat jam kosong.

"Apaan sih?" Kata Adit risih.

"Nanti pulang sekolah jangan lupa ke ruang rohis, kita rapat bentar" kata Rifan.

"Iya entar gue dateng" ujar Adit mengiyakan.

Kringggggggg

Bel pulang sekolah berbunyi tepat jam setengah tiga sore. Rifan, dan anggota rohis yang lainnya segera ke ruang rohis.

"Assalamu'alaikum wr.wb" ujar kak Dimas, ketua Rohis SMA N 25 mengucapkan salam diawal pertemuan.

"Wa'alaikumsalam" jawab seluruh anggota rohis.

"Seperti yang sudah kita rencanakan, kita akan mengadakan acara peringatan Tahun Baru Islam. Jadi dikertas yang ditempel di mading ruangan ada kepanitiaan acara tersebut. Silahkan kalian lihat sendiri kalian jadi koordinator atau anggota panitia apa" jelas kak Dimas.

"Kak, panitia pas pelaksanaan acara pake baju apa?" Tanya Tias.

"Ohiya kita pake hitam putih. Yang laki-laki pake span dasar hitam baju muslim sekolah, yang perempuan rok hitam jilbab hitam muslim sekolah. Yang jadi MC boleh pake baju sesuai kesepakatan sama patnernya" Kak Dimas kembali menjelaskan.

Setelah kurang lebih 2 jam rapat, Rifan keluar dari ruang rohis beiringan dengan tias.

"Nanti elo pake yang warnanya ijo-ijo yah" kata Tias kepada Rifan.

"Oke tenang aja entar gue pake ijo-ijo semua, sampe peci gue juga warna ijo. Apa perlu gue pake sepatu warna ijo?" Kata Rifan dengan nada bercanda.

"Beneran dong, Rif" ujar Tias.

"Iya biasa aja kali, mudahlah" jawab Rifan.

Tias dan Rifan terpilih menjadi MC di acara peringatan Tahun Baru Islam.
. . .

"Satu minggu lagi, kita akan mengadakan peringatan Tahun Baru Islam. Panitianya sudah dibagi, dan mulai sekarang kita harus sudah mempersiapkan semua kebutuhan untuk acara tersebut. Nanti yang akan tampil mengisi acara silahkan mulai berlatih. Dan MC,," kata kak Reza, ketua rohis SMA N 28.

"Karin bisa kan jadi MC?" Kak Reza menawarkanku untuk menjadi MC acara, walaupun aku bukan anggota Rohis tapi aku adalah pengurus OSIS yang tentunya mendukung penuh kegiatan yang diadakan rohis.

"Insyaallah bisa kak" jawabku.

"Siapa yang bisa jadi MC bareng Karin?" Tanya kak Reza pada seisi ruangan.

"Saya bisa kak" kata Rinal sambil mengangkat tangan. Rinal selain anggota paskibra, ia juga sama sepertiku menjadi pengurus OSIS.

"Yakin bisa?" Tanya kak Reza pada Rinal, memastikan.

"Insyaallah yakin kak" jawab Rinal menyakinkan.

"Gimana? Karin mau gak sama Rinal jadi MC nya?" Kak Reza bertanya kepadaku.

"Iya kak, sama siapa aja oke" jawabku.

Di luar ruangan setelah selesai rapat, aku sedang menggunakan sepatu. Rinal ada disebelahku,

"Dek yakin nih jadi MC?" Tanyaku pada Rinal.

"Yakinlah. Mbak kali yang gak yakin sama adeknya?" Rinal balik bertanya.

"Bukan gak yakin sih, tapi takutnya entar bukannya bawain acara malah war di atas panggung" ledekku.

"Huuu percaya aja deh, gini-gini kalo cuma jadi MC doang mah gampill" kata Rinal dengan nada meremehkan.

"Gini nih kalo orang yang biasa ngeremehin apapun" jawabku.

"Iya deh iya insyaallah bisa, gak malu-maluin" jawab Rinal.
.
.
.

ANTARA AKU KAU DAN PASKIBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang