Tri Sakti

1.1K 36 3
                                    

Setelah menghabiskan es krim, aku dan Rinal jalan beriringan keparkiran. Saat aku akan memasukkan kunci motorku,

"Mbak, ada yang pengen gue omongin" kata Rinal tiba-tiba.

"Em iya, apa?"

"Hm, sebenernya..." Kata Rinal terbata-bata.

Wajah rinal tampak kebingungan menatapku.

"Aduh apaan sih dek? Udahlah entar aja ngomongnya udah sore nih" kataku sambil melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas sore.
. . .

Lomba di Tri Sakti.

Jam enam pagi kami sudah berkumpul di sekolah untuk pergi bersama ke SMA Tri Sakti. Lomba keduaku. Kali ini aku tidak hanya ikut lomba LTBB tapi aku juga ikut Lomba Pengucapan Pembukaan UUD Tahun 1945.
Sampai di SMA Tri Sakti kami disambut tuan rumah dengan ucapan.

"Selamat datang SMA N 28 Palembang, selamat berjuang kembali".

Lucu, karena suaranya benar-benar terdengar penuh dengan semangat yang membuatku tertawa sekaligus memacu keinginan menjadi juara lebih berapi-api.
. . .

"Kak ruangan kita di lantai 3" kataku pada kak Rolan yang baru sampai di SMA Tri Sakti, sebelumnya aku sudah lebih dulu naik dan mengecek ruangan.

"Iya, langsung ke ruangan aja semuanya" kata kak Rolan.

"Yang apel siap-siap ke lapangan, lima belas menit lagi apel" kata kak Aulia, kak sekretaris.

Aku tidak ikut apel karena aku berpakaian putih abu-abu untuk langsung LPUUD sedangkan yang apel harus menggunakan pakaian lomba putih hitam.

Empat puluh lima menit apel selesai, lomba segera dilaksanakan. Aku satu-satunya yang mewakili SMA N 28 untuk ikut LPUUD, sebenarnya aku malas jika ikut lomba tidak ada teman dari sekolah yang sama, dibayanganku di ruang lomba nanti aku akan duduk sendiri, diam, diam, dan.. diam.

"Dek, langsung ke ruangan LPUUD" kata kak Rolan.

"Sendirian aja nih kak?" Tanyaku.

"Iya sendiri ajalah" jawab kak Rolan.

"Entar deh kak, masih sepi ruangannya" kataku sambil menunjuk ruangan LPUUD yang tidak begitu jauh dari ruangan sekolahku.
. . .

"Rin, kami ke bawah yah. Kami latihan di taman yang deket Masjid Ar-Rahman kalo udah lombanya langsung kesitu yah" kata Shanin memberitahuku.

Aku pemimpin regu, dan sekarang aku harus membiarkan reguku berlatih tanpa pemimpin.
. . .

"Karin kenapa masih disini? Ke ruang LPUUD gih" kata kak Aulia.

"Ngeri kak kalo sendirian" kataku.

"Yah ngeri. Itu orang semua kali, bukan hantu" ledek kak Aulia.

"Temenin yuk kak" pintaku.

"Yaudah hayuk, tapi kakak temenin dari luar aja yah. Kakak kan bukan peserta gak enak kalo ikut masuk" kata kak Aulia.

"Okeoke kak, gapapa" kataku.

Aku duduk di bangku dalam ruangan LPUUD. Entah mengapa aku biasa saja, tidak ada perasaan gugup, padahal ini lomba UUD pertamaku.
021, nomor pesertaku. Sekarang sudah penampilan peserta nomor 019, ya sebentar lagi.
"Selanjutnya, peserta dengan nomor urut 021 dari SMA N 28 Palembang" kata MC lomba.

Aku maju ke depan ruangan. Bismillahhirahmanirrahim.
Aku pasti bisa.
"Siap nama Karina Attala utusan dari SMA Negeri 28 Palembang siap melaksanakan pengucapan Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945" Aku memperkenalkan diri kepada juri.

ANTARA AKU KAU DAN PASKIBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang